Apakah Israel Akan Terlibat di Perang Dunia III?

Apakah Israel Akan Terlibat di Perang Dunia III?

Berita Utama | okezone | Rabu, 23 Oktober 2024 - 17:33
share

JAKARTA - Perang Dunia 3 dikhawatirkan bakal meletus. Hal ini mengingat perang yang terjadi sejak tahun lalu. Kekhawatiran ini muncul akibat meningkatnya ketegangan di kawasan kunci seperti Eropa Timur, Timur Tengah, dan Asia Timur, yang menjadi perhatian serius para pembuat kebijakan di seluruh dunia. Banyak orang mulai bertanya-tanya apakah ini akan membuat Perang Dunia 3 meletus.

Meramalkan kapan Perang Dunia 3 akan dimulai sangat sulit karena ketegangan dan konflik global yang tidak terduga. Persaingan kekuasaan, terutama antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS), Cina, dan Rusia, meningkatkan risiko terjadinya perang. 

Melansir Mira Safety, beberapa ahli berpendapat bahwa konflik global bisa terjadi dalam waktu dekat, mungkin dalam 5-10 tahun ke depan. Jika Perang Dunia III terjadi, Israel berpotensi menjadi salah satu negara yang terlibat, mengingat situasi konflik Palestina-Israel saat ini, terutama antara Israel dan Hamas di Gaza, yang semakin meningkat setelah serangan mendadak oleh Hamas pada Oktober 2023.

Serangan ini memicu Israel untuk meluncurkan operasi militer berskala penuh, yang telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan besar, terutama di Gaza, dengan infrastruktur sipil menjadi target utama. Meskipun dunia internasional menyerukan gencatan senjata, Israel terus menggempur Gaza. Ini memperburuk krisis kemanusiaan di kawasan tersebut dengan ribuan warga sipil terjebak dalam pertempuran.

Ketegangan antara Israel dan Palestina, khususnya setelah serangan oleh Hamas, meningkatkan risiko terjadinya perang yang lebih luas di Timur Tengah. Jumlah bom yang dijatuhkan Israel di Gaza telah melampaui jumlah yang dijatuhkan selama Perang Dunia II, dengan sekitar 70.000 ton sejak 7 Oktober 2023. Potensi konflik di Gaza ini dapat memicu perang regional yang lebih besar, mengingat keterlibatan kekuatan besar seperti Iran dan sekutunya.

Peran Iran dalam konflik ini sangat signifikan, terutama dukungannya terhadap Hamas dan Hizbullah, serta ambisi nuklirnya. Baru-baru ini, Taliban juga mengadakan parade kemenangan dengan peralatan militer yang bernilai jutaan dolar dari AS dan Uni Soviet. Jika ketegangan meningkat, terutama yang melibatkan sekutu Iran, konflik ini bisa dengan cepat menyebar ke seluruh kawasan, melibatkan lebih banyak negara, dan memperburuk situasi.

 

Salah satu titik penting adalah perbatasan Israel-Lebanon, di mana Hizbullah beroperasi dengan dukungan besar dari Iran. Melalui Al-Jazeera, pada 1 Oktober 2024, Iran melancarkan serangan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel sebagai pembalasan atas penargetan tokoh senior Hizbullah dalam beberapa minggu terakhir. Situasi ini menjadi "konfrontasi militer yang jelas antara Israel dan Iran," kata Daily Mirror, yang memperingatkan bahwa kemungkinan Barat akan terlibat dalam beberapa hari ke depan.

Menyadur CBS News, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, tiba di Israel pada hari Selasa (22/10/2024) untuk mendorong gencatan senjata dalam perang yang melibatkan banyak pihak, termasuk kelompok-kelompok proksi Iran. Beberapa jam sebelum kedatangannya, terdengar sirene serangan udara di Tel Aviv, dan operasi di bandara Ben Gurion dihentikan sementara. Ini menandai upaya serangan terbaru oleh Hizbullah, kali ini dengan sekitar 20 roket atau drone yang ditujukan ke Israel utara dan tengah, menurut Angkatan Pertahanan Israel (IDF).

Israel telah meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah dalam beberapa hari terakhir, menggempur kantor lembaga keuangan di seluruh Lebanon yang diklaim IDF menyalurkan uang Iran ke kelompok teroris yang ditunjuk oleh AS dan Israel. Sebagai sekutu kuat Israel, AS memberikan dukungan militer dan diplomatik. Jika konflik meningkat, AS mungkin terlibat secara tidak langsung, terutama jika pasukan Iran atau sekutunya meningkatkan serangan mereka.

Topik Menarik