Metode Gas dan Rem, Strategi Jokowi Selamatkan Ekonomi RI dari Krisis saat Pandemi

Metode Gas dan Rem, Strategi Jokowi Selamatkan Ekonomi RI dari Krisis saat Pandemi

Berita Utama | inews | Selasa, 15 Oktober 2024 - 14:20
share

JAKARTA, iNews.id - Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyebaran virus korona atau Covid-19 dengan status pandemi pada 11 Maret 2020 berdampak terhadap seluruh sektor. Tidak hanya kesehatan, pandemi turut berdampak negatif terhadap perekonomian seluruh negara hingga menyebabkan resesi.

Sejumlah lembaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2020 akan turun lebih dalam dari tahun-tahun sebelumnya. Pada Januari 2021, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan OECD masing-masing memprediksi pertumbuhan ekonomi global di angka -3,5 persen, -5,2 persen, dan -4,2 persen.

Terganggunya rantai produksi dunia bahkan terputus karena sejumlah negara memilih menahan laju penyebaran Covid-19 dengan kebijakan lockdown. Selain itu, penurunan aktivitas perekonomian dan terbatasnya mobilitas barang dan jasa, serta keterbatasan ruang gerak masyarakat memukul pula pendapatan perusahaan dan masyarakat. 

Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kemampuan yang baik dalam penanganan pandemi Covid-19. Tidak hanya dari angka kematian per kapita yang rendah, ini juga ditunjukkan kebijakan fiskal yang tepat. 

Strategi Gas dan Rem

Presiden Jokowi saat itu menerapkan strategi 'Gas dan Rem' dalam menanggulangi krisis saat pandemi. Hal ini membawa Indonesia mampu melewati masa sulit dan menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis.

Pada saat itu, pemerintah menerapkan kebijakan yang menyeimbangkan penanganan kesehatan dan stabilitas ekonomi. Hingga sekali waktu pembatasan ketat dilakukan, namun diimbangi dengan pelonggaran aktivitas masyarakat. 

Terdapat 3 hal penting dalam menerapkan strategi 'Gas dan Rem', di antaranya stimulus ekonomi yang menjamin masyarakat tidak kehilangan pekerjaan. perlindungan sosial agar masyarakat tidak kelaparan, serta penanganan kesehatan untuk meminimalisir korban. 

Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan digitalisasi bagi pelaku UMKM. 

Berdasarkan riset WHO yang dirilis pada 2024, tercatat Indonesia mengalami resesi yang rendah. Pada 2020, ekonomi RI terkontraksi 2,07 persen, Inggris minus 9,9 persen, Jepang turun 4,8 persen, dan Prancis serta Italia dengan kontraksi masing-masing 8,2 persen dan 8,9 persen. 

Pujian Dunia kepada Jokowi

Adapun strategi Gas dan Rem yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi mendapat apresiasi dari dunia. Menurut asesmen IMF dalam laporan Article IV Consultation tahun 2021 yang dirilis 23 Maret 2022 mencatat Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini didukung kinerja makroekonomi yang kuat, serta respons kebijakan yang tegas dan menyeluruh. 

Metode ini juga mendapatkan pujian dari Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid. Hal ini disampaikannya saat menghadiri The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (25/5/2022).

"Ini merupakan bukti komitmen kuat dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Yang Mulia Presiden Joko Widodo untuk memerangi Covid-19 dan mengembalikan negara ke jalur pemulihan," kata Abdulla.

Selain itu, pujian juga datang dari Bank Dunia dan IMF yang memuji penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya paket kebijakan yang tertuang dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kebijakan moneter yang akomodatif, dan sektor keuangan untuk mendorong kredit. 

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan, dan Representatif Senior IMF untuk Indonesia James Walsh saat bertemu langsung dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu, 17 Juli 2022. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang saat itu mendampingi Jokowi mengatakan, IMF menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia dalam penanganan Covid-19 dan menjaga stabilitas ekonomi. 

IMF juga menilai perekonomian Indonesia dalam kondisi baik, meski pun sejumlah negara sedang berada di pinggir jurang resesi akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, IMF melihat kondisi membaiknya ekonomi Indonesia saat itu terlihat dari beberapa sisi seperti kinerja ekonomi, sisi pertumbuhan, sisi neraca pembayaran yang mengalami surplus perdagangan selama 26 bulan berturut-turut, dan sisi inflasi yang berada di bawah 5 persen. 

Topik Menarik