25 WNI Dievakuasi dari Lebanon, Kemlu: Sudah Tiba di Indonesia

25 WNI Dievakuasi dari Lebanon, Kemlu: Sudah Tiba di Indonesia

Berita Utama | inews | Jum'at, 4 Oktober 2024 - 20:45
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan sebanyak 25 warga negara Indonesia (WNI) sudah dievakuasi dari Lebanon. Mereka sudah tiba di Jakarta dengan selamat.

Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha mengatakan, pihaknya terus melakukan pendekatan tanpa paksaan kepada para WNI, agar mau dievakuasi akibat peperangan yang semakin memanas di Timur Tengah.

"Selama tanggal 10, 18, dan 28 (Agustus) ada 25 warga negara kita yang bersedia untuk dievakuasi. Sudah kita lakukan evakuasi melalui jalur udara dan Alhamdulillah ke 25 orang tersebut sudah tiba di Indonesia dengan selamat," kata Judha di Kantor Kemlu Jakarta, Jumat (4/10/2024).

Namun Judha mengungkap masih ada WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Lebanon meskipun seluruh wilayah sudah masuk siaga satu.

Judha menjelaskan sesuai dengan UU 37/1999 terkait evakuasi dari wilayah berbahaya ke wilayah aman, dalam pelaksanaannya keputusan evakuasi tetap berada pada pilihan masing-masing warga.

"Pendekatan sudah kita lakukan dengan warga negara kita. Namun memang banyak warga negara kita yang memilih tetap untuk tinggal dengan berbagai macam alasan pribadi," katanya.

Diketahui, Kemlu mencatat sebanyak 116 WNI masih berada di Lebanon yang tersebar di sejumlah kota mulai dari Beirut 83 orang, Baabda empat orang, Bekaa lima orang.

Lalu Byblos tiga orang, Tripoli tiga belas orang, Akkar empat orang, Tyre tiga orang dan Saida satu orang.

Judha mengungkap ratusan WNI memilih menetap di Lebanon meski ada ketegangan situasi geopolitik di Timur Tengah, dengan berbagai alasan.

Misalnya, terdapat sejumlah mahasiswa yang tidak ingin dievakuasi karena berpotensi putus kuliah. Juga lantaran pihak universitas masih mengkategorikan kawasannya dalam status keamanan.

"Bagi yang mahasiswa khususnya bagi yang kuliah di wilayah Lebanon Utara yang wilayah yang relatif aman. Jadi memang minimal ada serangan Israel di sana, pihak kampus memang belum menetapkan status level. Jadi mereka khawatir kalau ikut evakuasi nanti dianggap putus kuliah," katanya.

Topik Menarik