Delegasi Hamas Akhirnya Berangkat ke Mesir untuk Negosiasi Gencatan Senjata

Delegasi Hamas Akhirnya Berangkat ke Mesir untuk Negosiasi Gencatan Senjata

Berita Utama | inews | Sabtu, 24 Agustus 2024 - 00:15
share

BEIRUT, iNews.id - Hamas telah mengirim delegasi ke Kairo, Mesir, pada Sabtu (24/8/2024) terkait perundingan gencatan senjata. Kelompok perlawanan Palestina itu tetap pada pendirian bahwa tak ada hal baru yang perlu dinegosiasikan lagi.

Hamas tetap berpegangan dengan usulan negosiasi pada 2 Juli lalu yang mengadopsi proposal gencatan senjata dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Pada negosiasi gencatan senjata pekan lalu di Doha, Qatar, Hamas menolak untuk mengirim utusan karena tak ada jaminan dari mediator maupun Israel bahwa pembicaraan tak akan membahas persyaratan baru.

"Malam ini, delegasi Hamas yang dipimpin oleh (wakil kepala biro politik Gaza) Khalil Al Hayya akan tiba di Kairo atas undangan rekan-rekan mediator dari Mesir dan Qatar," bunyi pernyataan Hamas, dikutip dari Al Jazeera.

Tujuan kunjungan tersebut untuk mendengarkan hasil perundingan yang akan berlangsung pada Minggu (25/8/2024).

Hayya menegaskan, pembicaraan gencatan senjata harus berpegangan pada proposal sebelumnya, termasuk penarikan pasukan Israel dari Gaza hingga penghentian perang.

Dia menolak tegas syarat baru yang diajukan Israel, salah satunya akan menempatkan pasukan di Koridor Philadelphi yakni di sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza.

"Hamas menegaskan kesiapannya untuk mematuhi persyaratan yang menjadi dasar tercapainya kesepakatan (pada 2 Juli) dan menuntut agar tekanan diberikan kepada (Israel]) agar memenuhi persyaratan dan berhenti menghalangi perundingan," demikian isi pernyataan.

Negosiasi putaran baru yang dimediasi Mesir, Qatar, dan AS, mungkin saja menjadi peluang terakhir terutama bagi Israel untuk membawa pulang sandera di Gaza. Pasalnya pembicaraan putaran ini sudah mengadopsi penambahan syarat yang sepertinya tak bisa diubah lagi. 

AS akan diwakili Direktur CIA Bill Burns, sementara Qatar oleh Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Biden pada 31 Mei lalu menawarkan proposal gencatan senjata tiga tahap, dimulai dengan penghentian perang selama 6 pekan disertai masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza, penarikan pasukan Israel dari daerah padat penduduk, pemulangan pengungsi, pembahasan penghentian perang permanen, hingga rekonstruksi.

Isael menolak proposal itu karena tak ingin keluar dari Gaza sebelum melenyapkan Hamas.

Israel Terus Bombardir Gaza

Sementara pembicaraan negosiasi berlangsung di Mesir, Israel terus membombardir Gaza sepanjang Sabtu.

Militer Israel memerintahkan penduduk di 10 lebih daerah di Gaza bagian tengah untuk meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat aman.

"Demi keselamatan Anda, segera tinggalkan area tersebut dan pindah ke zona kemanusiaan," kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Avichay Adraee, di media sosial X.

Operasi juga dilakukan di kota-kota besar utara dan selatan seperti Kota Gaza dan Khan Younis.

Topik Menarik