Jumlah Pasien Jantung Meningkat, Dokter Diagnosis melalui Ultrasound Kardiovaskular 

Jumlah Pasien Jantung Meningkat, Dokter Diagnosis melalui Ultrasound Kardiovaskular 

Berita Utama | inews | Rabu, 7 Agustus 2024 - 02:15
share

JAKARTA, iNews.id - Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya kejadian penyakit kardiovaskuler antara lain hipertensi, obesitas, merokok, diabetes melitus, dan kurang aktivitas fisik.

Berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti, mengatakan untuk mengatasi masalah penyakit jantung di Indonesia, Kemenkes melakukan penguatan pada layanan primer. "Salah satunya melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas layanan primer," kata dr Eva melalui keterangannya.

Ketua Indonesian Society of Echocardiograph, Ario Soeryo Kuncoro mengatakan, jumlah pasien penyakit jantung dan kompleksitasnya meningkat dengan cepat di seluruh dunia. Sebagai contoh, diperkirakan jumlah penderita gagal jantung meningkat sebesar 46 persen dari tahun 2012 hingga 2030.

"Selain itu, pertumbuhan tahunan gabungan intervensi jantung struktural diproyeksikan meningkat sebesar 9,15 persen, didukung beragam terapi baru untuk penutupan serambi kiri jantung dan sejumlah perangkat yang dirancang untuk
merawat pasien dengan regurgitasi trikuspid," kata dr Ario.

Guna mengatasi kasus-kasus diagnostik dan intervensi seperti ini serta kasus lainnya yang terjadi ketika tenaga klinis dan pengguna ultrasound tidak memadai, institusi kesehatan membutuhkan alat kardiovaskular baru yang canggih. Pada acara tahunan Indonesian Society of Echocardiography (ISE), Siemens Healthineers menghadirkan Acuson Origin, sistem ekokardiografi revolusioner yang dirancang untuk mengubah dunia pencitraan kardiovaskular di Indonesia.

Produk inovatif ini menandai tonggak penting dalam kemajuan perawatan kardiovaskular di Indonesia. Acuson
Origin dirancang untuk menyederhanakan serta memudahkan pengambilan keputusan pada pemeriksaan jantung sehingga hasil pemeriksaan lebih konsisten, akurat, dan efisien.

"Sistem inovatif dari acuson origin bisa membantu dokter dalam memberikan diagnosis yang akurat pada pasien jantung. Sistem inovatif ini akan membantu para tenaga kesehatan memberikan diagnosis yang lebih akurat dan hasil perawatan yang lebih baik bagi pasien penyakit jantung,” kata dr Ario.

Alfred Fahringer, selaku country head of Siemens Healthineers Indonesia mengatakan, teknologi ini merupakan bukti komitmen untuk menyediakan alat terbaik bagi para tenaga profesional kesehatan dalam meningkatkan perawatan pasien. "Kami yakin sistem ekokardiografi canggih ini akan memberikan dampak signifikan pada diagnostik kardiovaskular,” ujar Alfred.

Menurut dia alat kesehatan ini mampu secara otomatis mengukur dan menghitung keempat ruang jantung tanpa perlu EKG melalui fitur 2D dan 4D HeartAI. Dengan dukungan kecerdasan buatan, fitur 2D HeartAI mampu melacak secara otomatis kontras pada gambar. Teknologi 4D HeartAI adalah terobosan canggih dapat memproses data jantung dengan presisi. Alat ini langsung menghitung ukuran dan kinerja keempat ruang jantung.

Dia menambahkan, teknologi ini 96 persen akurat dalam mengukur volume tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (LV LED) dan volume darah saat tekanan diastolik (ES), baik dengan menggunakan ekokardiogram transtorasik (TTE) maupun ekokardiografi transesofageal (TEE). Selain itu, 4D HeartAI juga memiliki tingkat akurasi 98 persen untuk Rekonstruksi Multi-planar (MPR). 

Sistem ini merupakan pionir di bidangnya yang dapat mengenali posisi jantung secara real-time. Fitur AI Assist-nya mampu mengenali 12 posisi jantung Ekokardiogram transtorasik (TTE) dengan tingkat akurasi 99 persen. "Fitur ini meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam menganalisis data medis, sehingga hasil pemeriksaan lebih terpercaya. Akibatnya, proses pengambilan keputusan klinis menjadi lebih efektif," katanya.

Topik Menarik