Hukum Tajwid Surat Al Baqarah Ayat 143 Lengkap dengan Makna dan Cara Bacanya

Hukum Tajwid Surat Al Baqarah Ayat 143 Lengkap dengan Makna dan Cara Bacanya

Berita Utama | okezone | Selasa, 6 Agustus 2024 - 15:30
share

HUKUM tajwid Surat Al Baqarah Ayat 143 lengkap dengan makna dan cara membacanya bisa diketahui dalam artikel berikut ini. Al Baqarah merupakan surat dalam Alquran yang menempati posisi kedua setelah Surat Al Fatihah.

Surat Al Baqarah menjadi salah satu surat dengan ayat terpanjang yakni 286 ayat. Surat ini memiliki arti Sapi Betina dan termasuk golongan Madaniyyah atau turun kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam di Kota Madinah.

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 143

Arab latin: Wa kazalika jaalnakum ummataw wasatal litakunu syuhada'a alan-nasi wa yakunar-rasulu alaikum syahida(n), wa ma jaalnal-qiblatal-lati kunta alaiha illa linalama may yattabiur-rasula mimmay yanqalibu ala aqibaih(i), wa in kanat lakabiratan illa alal-lazina hadallah(u), wa ma kanallahu liyudia imanakum, innallaha bin-nasi lara'ufur rahim(un) .

Artinya: "Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia." (Quran Surat Al Baqarah (2) Ayat 143)

Makna Surat Al Baqarah Ayat 143

Dikutip dari Alquran Digital Okezone , Surat Al Baqarah Ayat 143 menjelaskan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan, umat yang mendapat petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga mereka menjadi umat yang adil serta pilihan dan akan menjadi saksi atas keingkaran orang yang kafir.

Umat Islam harus senantiasa menegakkan keadilan dan kebenaran serta membela yang hak dan melenyapkan yang batil. Mereka dalam segala persoalan hidup berada di tengah orang-orang yang mementingkan kebendaan dalam kehidupannya dan orang-orang yang mementingkan ukhrawi saja.

Dengan demikian, umat Islam menjadi saksi yang adil dan terpilih atas orang-orang yang bersandar pada kebendaan, yang melupakan hak-hak ketuhanan dan cenderung kepada memuaskan hawa nafsu.

Mereka juga menjadi saksi terhadap orang-orang yang berlebih-lebihan dalam soal agama sehingga melepaskan diri dari segala kenikmatan jasmani dengan menahan dirinya dari kehidupan yang wajar.

Umat Islam menjadi saksi atas mereka semua, karena sifatnya yang adil dan terpilih dan dalam melaksanakan hidupnya sehari-hari selalu menempuh jalan tengah.

Demikian pula Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menjadi saksi bagi umatnya, bahwa umatnya itu sebaik-baik umat yang diciptakan untuk memberi petunjuk kepada manusia dengan amar makruf dan nahi mungkar.

Kemudian dijelaskan bahwa perubahan kiblat dari Baitulmakdis ke Kakbah adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang benar-benar beriman dan mengikuti Rasul serta siapa pula yang lemah imannya, membelok dari jalan yang lurus.

Memang pemindahan kiblat itu dirasakan sangat berat oleh orang yang fanatik kepada kiblat yang pertama, karena manusia pada umumnya sulit untuk mengubah dan meninggalkan kebiasaannya.

Tetapi orang yang mendapat petunjuk dari Allah dengan mengetahui hukum-hukum agamanya dan rahasia syariatnya, mereka sadar bahwa melaksanakan ibadah dengan menghadap kiblat itu adalah semata-mata karena perintah Allah bukan karena suatu rahasia yang tersembunyi pada tempat itu, dan bahwa penempatan kiblat itu untuk menghimpun manusia pada satu arah serta untuk persatuan umat.

Untuk menghilangkan keragu-raguan dari sebagian kaum Muslimin tentang pahala sholatnya selama mereka menghadap ke Baitulmakdis dulu, maka Allah menerangkan bahwa Dia sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan iman dan amal orang-orang yang mematuhi Rasul karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Topik Menarik