Bumi Makin Panas, Ini Jurus Generasi Muda Lawan Perubahan Iklim
JAKARTA - Bumi saat ini dalam kondisi tidak baik-baik saja. Suhu Bumi lebih panas menjadi bukti ancaman pemanasan global kian nyata. Ada banyak cara kita menyelamatkan bumi dari perubahan iklim sebelum semuanya terlambat. Generasi muda menjadi ujung tombak untuk menyelamatkan bumi, bagi generasi penerus berikutnya.
Salah satu penyebab dan pemicu pemanasan global adalah gas rumah kaca. Situasi ini menjadi penyebab utama pemanasan bumi. Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana, memerangkap panas matahari di atmosfer bumi.
Laporan NASA, dikutip Rabu (29/11/2023), menyebutkan suhu Bumi saat ini lebih hangat. Itu karena terlalu banyak gas rumah kaca dapat menyebabkan terlalu banyak pemanasan. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak meningkatkan jumlah CO2 di udara. Hal ini terjadi karena proses pembakaran menggabungkan karbon dengan oksigen di udara untuk menghasilkan CO2. Penting bagi kita untuk memantau kadar CO2, karena terlalu banyak CO2 dapat menyebabkan terlalu banyak pemanasan di Bumi.
Data NASA melaporkan suhu udara global di dekat permukaan bumi telah meningkat sekitar 2 derajat Fahrenheit dalam satu abad terakhir. Faktanya, lima tahun terakhir ini merupakan lima tahun terpanas selama berabad-abad.
Hal ini membutuhkan peran dan dukungan para generasi muda untuk menjaga dan memelihara Bumi. Dalam program Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) sejumlah cara dilakukan untuk menyelamatkan bumi. Caranya dengan melibatkan sebanyak mungkin anak muda sebagai agen perubahan.
Ancaman Pangan dan Penyakit
Ada berbagai cara untuk mengatasi dan melawan perubahan iklim. Hal ini juga demi terwujudnya Bumi yang aman dan nyaman bagi generasi anak cucu nanti. Ketahanan pangan dan energi, juga terkait erat dengan isu perubahan iklim dan pemanasan global.
Data Bank Dunia menyebutkan jumlah orang yang menderita kerawanan pangan akut meningkat dari 135 juta pada tahun 2019 menjadi 345 juta di 82 negara pada bulan Juni 2022, seiring dengan perang di Ukraina, gangguan rantai pasokan, dan dampak ekonomi yang terus berlanjut akibat pandemi Covid-19 yang mendorong harga pangan melonjak drastis.
Kerawanan pangan global telah meningkat, sebagian besar disebabkan oleh fenomena iklim. Pemanasan global mempengaruhi pola cuaca, menyebabkan gelombang panas, hujan lebat, dan kekeringan. Meningkatnya harga komoditas pangan pada tahun 2021 merupakan faktor utama yang mendorong sekitar 30 juta orang di negara-negara berpenghasilan rendah menuju kerawanan pangan.
Pada saat yang sama, cara produksi pangan saat ini juga merupakan salah satu penyebab utama permasalahan ini. Baru-baru ini diperkirakan bahwa sistem pangan global bertanggung jawab atas sepertiga emisi gas rumah kacakedua setelah sektor energi; ini adalah sumber nomor satu metana dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Belum lagi ancaman penyakit akibat virus-virus yang tersembunyi di dalam bongkahan es yang meleleh setelah membeku puluhan ribu tahun. Data jurnal penelitian Nature tahun 2015 menyebutkan virus berusia 30.000 tahun lalu bangkit kembali dari lelehan es akibat pemanasan global.
Cara Cek Bansos PKH Lewat HP
Pemanasan global menyebabkan lapisan es di Siberia mencair (wilayah Arktik dan sub-Arktik memanas dua kali lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia). Hasilnya, lebih banyak virus purba, yang tampaknya umum ditemukan di lapisan es menguap. Saat dunia memanas, serangga yang membawa virus patogen, seperti nyamuk, dapat berpindah ke wilayah yang sebelumnya tidak dapat dihuni. Misalnya, munculnya kembali virus chikungunya dalam beberapa tahun terakhir terkait dengan pemanasan global.
Tanam Pohon hingga Siap Darling
Anak muda harus bangkit. Jangan sampai ancaman dan dampak perubahan iklim terus memukul masyarakat global tanpa ada solusi. Maka berbagai hal dilakukan oleh generasi muda melalui Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF). Salah satunya dengan gerakan berbasis digital Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang mempersembahkan produksi serial web keempat berjudul Pusaka dengan mengambil latar keindahan alam dan warisan sejarah Indonesia.
Salah satunya kegiatan penanaman yang pernah dilakukan pada tahun 2019 di Kawasan Candi Prambanan, menjadi latar belakang lokasi di dalam serial web Pusaka ini. Tujuannya agar semakin banyak generasi muda yang sadar bahwa kegiatan kesadaran lingkungan, seperti menanam pohon, kelestarian alam dan warisan sejarah adalah Pusaka bagi generasi mendatang.