7 Fakta Penyu Hijau, Hewan Purba yang Kuat Tahan Napas Berjam-jam

7 Fakta Penyu Hijau, Hewan Purba yang Kuat Tahan Napas Berjam-jam

Berita Utama | BuddyKu | Rabu, 30 November 2022 - 15:15
share

Penyu merupakan salah satu hewan purba yang masih bisa ditemukan sampai hari ini. Penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145-208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dhinosaurus.

Salah satu jenis penyu yang paling mudah ditemukan adalah penyu hijau. Spesies ini hidup di semua samudra di dunia.

Kura-kura laut ini paling suka berenang di perairan tropis dan subtropis. Mereka sangat kuat bahkan bisa menahan napas sampai berjam-jam.

Fakta Penyu Hijau

fakta penyu hijau (Instagram/pokmaswahanabaharipaloh)
Penyu hijau (Instagram/pokmaswahanabaharipaloh)

Selain itu masih ada lagi sejumlah fakta menarik yang dimiliki penyu hijau. Yuk, simak fakta-fakta penyu hijau berikut ini!

1. Tempurung Gak Berwarna Hijau

fakta penyu hijau (Instagram/dinaspariwisatakaltim)
Penyu hijau (Instagram/dinaspariwisatakaltim)

Kata hijau pada nama penyu hijau sebenarnya tidak diambil dari warna tempurungnya. Melainkan diambil dari warna lapisan lemak di bawah tempurung.

Warna tempurung penyu hijau bervariasi. Di antaranya kecoklatan, coklat kekuningan, atau kuning gelap kehijauan.

2. Bertelur di Tempat Kelahiran

fakta penyu hijau (Instagram/randhi.photo)
Penyu hijau (Instagram/randhi.photo)

Penyu yang rata-rata memiliki berat 110-190 kilogram ini punya keunikan dalam hal reproduksi. Penyu hijau betina akan selalu kembali ke pantai tempat kelahirannya untuk bertelur .

Uniknya, penyu hijau diperkirakan baru mencapai kematangan seksual ketika usianya paling tidak 20-50 tahun.

Menurut laman Live Science, mereka menggunakan medan magnet Bumi sebagai panduan arah saat berenang sekaligus kembali ke tempatnya bertelur.

3. Sekali Bertelur Ratusan

fakta penyu hijau (Instagram/elviadc)
Penyu hijau (Instagram/elviadc)

Penyu betina akan menggali sarang dengan menggunakan flipper (kaki dayung) bagian belakangnya. Dalam satu sarang dapat ditemukan 100 hingga 200 butir telur yang akan menetas dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan.

Telur yang berhasil menetas disebut tukik. Anak penyu ini harus segera berlari dan berenang menuju tempat yang aman, atau mereka akan dimakan predator (anjing, kucing, babi, kepiting, burung, gurita, cumi, anak hiu dll).

4. Bisa Tahan Napas Berjam-jam

fakta penyu hijau (Instagram/er_tumbel)
Penyu hijau (Instagram/er_tumbel)

Sebagai reptil, penyu hijau tidak bisa bernapas dalam air. Namun, mereka punya kemampuan untuk menahan napas selama berjam-jam.

Penyu punya kemampuan mengontrol metabolisme tubuhnya sendiri. Dengan kemampuannya tersebut, penyu gak cuma bisa berenang berjam-jam dalam sekali waktu, tapi juga bisa tidur dalam laut! Reptil ini diketahui bisa tidur antara 4-7 jam.

5. Tukang Kebun Laut

fakta penyu hijau (Instagram/brutal.liar)
Penyu hijau (Instagram/brutal.liar)

Monterey Bay Aquarium menyebut peran reptil ini bagaikan tukang kebun lautan. Pasalnya mereka memakan lamun atau seagrass, sejenis tumbuhan berbunga yang tumbuh di lautan laut dangkal.

Mereka memakan lamun dengan memangkas bagian ujungnya saja sehingga bisa merangsang pertumbuhan baru. Paruh bulat dengan tepi yang bergerigi membantunya memotong dan merobek makanan.

6. Jumlah Betina Dipengaruhi Iklim

fakta penyu hijau (Instagram/denny_skeep)
Penyu hijau (Instagram/denny_skeep)

Ketika penyu bertelur, bayi di dalamnya tidaklah jantan maupun betina. Perbedaan temperatur sarang jadi penentu jenis kelamin bayinya nanti.

Itu artinya sarang yang hangat akan menghasilkan bayi betina, sementara temperatur dingin menghasilkan jantan.

7. Terancam Punah

fakta penyu hijau (Instagram/brutal.liar)
Penyu hijau (Instagram/brutal.liar)

Penyu dilindungi oleh ketentuan hukum nasional maupun dan internasional. Sebab keberadaannya telah terancam punah baik akibat faktor alam maupun aktivitas manusia.

Penyu hijau sendiri termasuk jenis penyu dalam kategori endangered (terancam punah). Sementara menurut Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) termasuk Apendiks I.

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik