Kecam Pelecehan Seksual Oknum Dosen, Pimpinan Komisi III Sahroni Minta Kampus Lakukan Ini

Kecam Pelecehan Seksual Oknum Dosen, Pimpinan Komisi III Sahroni Minta Kampus Lakukan Ini

Terkini | bekasi.inews.id | Jum'at, 3 Januari 2025 - 22:20
share

JAKARTA, iNewsBekasi.id- Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengecam ritual zikir zakar yang dilakukan oknum dosen berinisial RL di Mataram, Lombok, NTB. Apalagi korban merupakan laki-laki jumlahnya mencapai 22 orang.

Modusnya dengan cara menggaet korban melalui pendekatan acara kajian keagamaan. Selanjutnya pelaku memerintahkan korban untuk bertobat dan memegang kemaluan sambil berzikir, akhirnya muncul istilah zikir zakar.

Sahroni sangat terkejut dengan kasus ini. Ia pun meminta agar seluruh kampus di Indonesia lebih menggalakkan pendidikan antipelecehan seksual.

“Kasus ini bikin geleng-geleng kepala. Seorang dosen, menjadi pelaku pelecehan, pakai kedok agama. Saya juga menyadari belakangan ini banyak sekali fenomena pelecehan seksual di kampus. Karenanya kami di Komisi III melihat kampus-kampus yang ada di Indonesia ini harus bisa makin menggalakkan pendidikan anti-pelecehan seksual bagi seluruh civitas akademikanya," kata Sahroni, Jumat (3/1/2025).

"Coba bekerja sama dengan penegak hukum untuk tak hanya memberi pembekalan, tapi juga membuat mekanisme penanganan kasus dari pelaporan sampai akhir. Beri juga pendampingan untuk korban. Ini harus ada mekanismenya,” ujarnya.

Dari kasus ini, kata Sahroni, siapa saja bisa menjadi pelaku dan korban pelecehan seksual. Sehingga ia kembali mengingatkan polisi untuk peka terhadap kasus-kasus yang ada.

“Korban dan pelaku pelecehan seksual itu bisa siapa saja. Modus-modusnya pun beragam, penuh tipu muslihat untuk menggaet korbannya. Makanya, saya minta kepolisian peka dengan hal-hal seperti ini. Jika ada masyarakat yang mengadu mengalami pelecehan dengan cara-cara ‘absurd’, harus langsung ditangani. Jangan pernah disepelekan atau malah meragukan kesaksian korban,” ujarnya.

Politikus Partai Nasdem ini juga menegaskan, perangkat hukum dan aparat penegak hukum tidak akan pernah berkompromi dengan para pelaku pelecehan dan kekerasan seksual.

“Dan tidak ada ampun buat para pelaku bejat seperti ini. Pidana maksimal selalu menanti, tidak ada damai!,” ucap Sahroni.

Topik Menarik