Mahasiswa Peserta PTMGRMD Kewirausahaan Bantu Kembangkan UMKM Lokal

Mahasiswa Peserta PTMGRMD Kewirausahaan Bantu Kembangkan UMKM Lokal

Terkini | bandungraya.inews.id | Jum'at, 20 Desember 2024 - 20:00
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sebanyak 141 mahasiswa dari tujuh perguruan tinggi peserta Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) Kewirausahaan mulai memunculkan potensi usaha yang bisa menjadi "kartu As" baru bagi perekonomian masyarakat Cirebon.

Ratusan Mahasiswa tersebut selama dua bulan berkutat dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Cirebon saat mengikuti PTMGRMD yang diinisiasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten. implementasi Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM) Mandiri.

Beragam potensi dipaparkan para peserta dalam Monitoring Evaluasi (monev) di Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), tepatnya pada hari Senin, 9 Desember 2024. Salah satunya Bolu Kijing Van Houten, pengembangan produk UMKM dari Kelompok 7.

Saat melakukan kunjungan langsung ke lokasi, disambut hangat oleh pemilik Bolu Kijing Yayang, Reni Purnama Sari. Sembari menjamu dengan Bolu Kijing coklat varian barunya. Dari penuturan Reni, dia sangat terbantu dengan kehadiran para mahasiswa peserta PTMGRMD atau MBKM Kewirausahaan ini.

Dirinya sudah berjualan Bolu Kijing rasa original selama satu dekade, yang dijual disekitar wilayah Cirebon saja. Pemasarannya pun hanya mengandalkan dari mulut ke mulut serta pesan whatsapp. 

 

"Lalu, adik-adik ini datang, belajar bersama tentang bisnis kecil dan mengajari saya juga untuk memasarkan secara online. Jujur, saya sangat terbantu. Kemarin alhamdulillah sudah ada yang pesan lewat e-commerce,” ungkap Reni.

Bahkan menurut Reni para peserta MBKM mengajaknya untuk berinovasi dengan varian rasa yang baru. Meski sempat beberapa kali gagal, tapi akhirnya mereka menemukan racikan formula yang tepat untuk bolu kijing varian rasa coklat.

“Memang harganya jadi lebih mahal. Kalau original itu Rp10.000/pack. Sedangkan varian cokelat itu Rp13.000/pack karena memang kami pakai cokelat yang terbaik, yaitu Van Houten. Adik-adik mahasiswa juga mengajari saya untuk desain packaging agar lebih menarik. Kalau boleh sih, ditambah saja ya durasi MBKM-nya. Saya sangat terbantu,” harapnya dengan wajah berseri.

Tak hanya kuliner, potensi ekonomi lain pun tergali oleh para peserta dari Kelompok 24 yang mengangkat tema pariwisata. Wisata Terakota atau gerabah Desa Sitiwinangun mengangkat nilai-nilai lokal yang kental.

“Di sini ada 50 pengrajin gerabah, mulai dari manual sampai pembakaran modern juga ada. Kami ingin mengangkat potensi wisata di sini agar para pengrajin bisa memperoleh penghasilan yang lebih baik dibandingkan jika distribusi ke penadah,” ungkap Wulan juru bicara Kelompok 24,  mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Cirebon.

 

Ia dan rekan-rekannya membuat beberapa tipe paket Wisata Terakota dengan harga yang bervariatif. Ada paket jalan-jalan keliling desa untuk melihat proses pembuatan terakota, hingga paket ikut membuat dan mewarnai hasil karya gerabah sendiri.

“Gerabah di sini berbeda dengan wilayah lain. Ringan tapi tidak mudah pecah jika dibakar. Maka dari itu, seringnya gerabah di sini dipakai untuk masak empal gentong,” jelasnya.

Sedangkan Trisno salah satu pemilik usaha gerabah,  berharap, melalui kegiatan PTMGRMD/MBKM Kewirausahaan ini generasinya bisa menyalurkan tongkat estafet pada generasi muda. Sebab, kebanyakan yang berwirausaha gerabah tergolong generasi X.

“Semoga dengan kehadiran para mahasiswa ini bisa meningkatkan pendapatan para pengrajin. Harga gerabah bisa lebih baik dan layak diterima pengrajin,” harap Trisno.

Tanggapan Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) dan Dewan Pakar MBKM 

 

Menanggapi hasil observasi dan pembelajaran para peserta PTMGRMD/MBKM Kewirausahaan, Rektor UGJ, Achmad Faqih menyampaikan, dengan hadirnya program ini diharapkan para mahasiswa bisa mengubah mindset nya selepas lulus kuliah.

“Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan keterampilan kita saat menjadi pengusaha  Di pundak Anda negara akan berpangku, 20 tahun ke depan akan menjadi generasi penerus. Jangan jadi lulusan pencari kerja, tapi jadilah pembuat lapangan pekerjaan,” ungkap Achmad yang kampusnya yang didaulat menjadi penanggung jawab kegiatan ini.

Sementara itu, Dewan Pakar MBKM, Prof Umi Narimawati menuturkan, rencananya praktik baik MBKM Mandiri Kewirausahaan Cirebon akan diimplementasi pada wilayah Kota Bandung pada Februari 2025.

“Bulan Februari 2025 akan dimulai untuk implementasi MBKM mandiri kewirausahaan yang PIC-nya UNIKOM. Program ini melatih pentingnya berwirausaha di manapun kita berada. Seorang dosen sangat bangga jika para mahasiswa bisa menyelesaikan MBKM ini dengan sepenuh hati. Terlebih jika ada hasil satu wirausaha yang dihasilkan para mahasiswa. Itu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi para dosen,” kata Umi.

Sekedar diketahui MBKM Mandiri Kewirausahaan merupakan bagian dari kegiatan belajar luar kampus yang berlangsung selama empat bulan dan dikonversi sebanyak 20 SKS. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi wirausaha bagi para mahasiswa selepas lulus dari kampus. (*)

Topik Menarik