Cara Warga Nunmafo TTU Menenun Harapan, Lestari Budaya dan Ekonomi Meningkat
KEFAMENANU, iNewsTTU.id — Di sebuah balai desa yang sederhana, ibu-ibu pengrajin tenun ikat dari berbagai RT berkumpul untuk mengikuti pelatihan pencelupan benang yang diselenggarakan oleh pemerintah desa Nunmafo, Kecamatan Insana bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Timor Tengah Utara NTT.
Pelatihan ini bukan sekadar kegiatan keterampilan, tetapi sebuah upaya untuk melestarikan tradisi yang sudah ada sejak lama.
Tenun ikat, sebuah warisan budaya yang diwariskan turun-temurun, kini tengah dipadukan dengan teknik pencelupan benang yang lebih modern, guna meningkatkan kualitas dan daya saing produk yang dihasilkan.
Menghidupkan Tradisi dan Ekonomi
Agus Natun, Kepala Desa Nunmafo, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi masyarakat desa, terutama untuk ibu-ibu pengrajin yang telah lama berkecimpung dalam dunia tenun ikat.
"Kami ingin memastikan bahwa tradisi ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang seiring waktu. Pelatihan pencelupan benang ini adalah salah satu cara untuk menjaga budaya kami tetap hidup, sekaligus memberikan peluang ekonomi bagi keluarga-keluarga di desa," ujarnya.
Dengan mengajarkan teknik pencelupan benang yang lebih efisien dan ramah lingkungan, desa berharap ibu-ibu pengrajin dapat menghasilkan produk yang lebih berwarna, lebih menarik, dan lebih tahan lama.
Hal ini tentu akan membuka peluang pasar yang lebih luas untuk produk tenun ikat mereka.
Sambutan Antusias dari Ibu-Ibu Pengrajin
Maria Imelda Haki, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Nunmafo, yang mewakili peserta pelatihan, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pelatihan yang diberikan.
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah desa yang telah mengadakan pelatihan ini. Selain meningkatkan keterampilan kami dalam mencelup benang, pelatihan ini juga memberi kami semangat baru untuk terus berkreasi dan menjaga budaya tenun ikat tetap hidup," kata Maria, yang juga seorang pengrajin tenun ikat.
Menurutnya, pelatihan ini memberikan kesempatan bagi para pengrajin untuk memperkaya pengetahuan mereka tentang teknik-teknik baru dalam proses produksi.
"Kami tidak hanya belajar cara mencelup benang, tetapi juga cara menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama, yang tentu saja meningkatkan kualitas produk kami," tambahnya.
Dampak Positif bagi Perekonomian Keluarga
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan ekonomi keluarga.
Melkiades Tasi, Pendamping Desa Kecamatan Insana, menjelaskan bahwa selain menghemat biaya pembelian pewarna, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu pengrajin sehingga mereka dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
"Dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan teknik yang lebih efisien, para ibu pengrajin bisa lebih produktif. Produk tenun ikat yang lebih berkualitas akan lebih mudah dipasarkan dan tentunya memberikan pendapatan tambahan bagi keluarga mereka," ujarnya.
Kegiatan ini juga didukung oleh Selestino Alves, Kasie Analis Kebijakan Ahli Muda 1, yang menilai bahwa pelatihan ini sangat relevan dengan tujuan pemberdayaan perempuan dan pengembangan ekonomi berbasis budaya.
"Pelatihan ini bukan hanya tentang meningkatkan keterampilan menenun, tetapi juga tentang memberikan peluang ekonomi yang lebih besar bagi perempuan di desa. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat UMKM di daerah ini," ungkap Selestino.
Masa Depan Tenun Ikat Nunmafo
Pelatihan pencelupan benang di Nunmafo adalah contoh nyata bagaimana masyarakat desa dapat memadukan pelestarian budaya dengan pemberdayaan ekonomi. Dengan teknik-teknik baru yang diajarkan, produk tenun ikat Nunmafo tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi lokal.
Bagi ibu-ibu pengrajin di Desa Nunmafo, pelatihan ini memberikan harapan baru. Dengan keterampilan yang terus berkembang, mereka tidak hanya menjaga tradisi yang telah diwariskan, tetapi juga membuka peluang bagi masa depan yang lebih cerah. Kini, setiap benang yang dicelupkan bukan hanya berisi warna, tetapi juga harapan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan melestarikan budaya bagi generasi mendatang.