Contoh Jepang, Pramono Gagas Pulau Kucing di Kepulauan Seribu untuk Tingkatkan Revenue Pariwisata

Contoh Jepang, Pramono Gagas Pulau Kucing di Kepulauan Seribu untuk Tingkatkan Revenue Pariwisata

Travel | okezone | Jum'at, 14 Maret 2025 - 03:06
share

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menggagas pembuatan pulau khusus kucing di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu. Ini dilakukan untuk meningkatkan revenue atau pendapatan pariwisata DKI Jakarta seperti di Negara Jepang.

"Jadi gagasan mengenai pulau kucing sebenarnya bukan hal yang baru. Di Jepang itu sudah dilakukan, dan pulau kucing di Jepang itu menjadi tempat tujuan wisata yang luar biasa. Semua orang pengen datang, karena memang komunitas cat lover ini kan gede banget, termasuk di Jakarta ini. Saya yakin lah di sini juga ada, hanya memang belum mendapatkan ruang yang baik," kata Pramono di Balaikota Jakarta.

"Jadi apa yang disampaikan tadi, kalau memang nanti bisa kita wujudkan, maka itu juga bisa jadi revenue bagi Pulau Seribu, untuk orang datang kemudian menikmati wisata kucing," tambahnya.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya menjadikan Jakarta sebagai kota ramah hewan, sejalan dengan konsep kota berkelanjutan. Ia berharap, program ini dapat mempertahankan status DKI Jakarta sebagai daerah bebas rabies dengan menekan risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia dengan memperbanyak Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).

"Saya secara pribadi berkeinginan untuk Jakarta itu menjadi kota yang ramah terhadap hewan. Banyak sekali kucing-kucing yang diperlakukan dengan tidak baik di luar sana. Untuk itu, kami akan mendorong Puskesmas Hewan di Ragunan untuk diupgrade, diperbaiki, dan mudah mudahan nanti di akhir jabatan saya, setiap kota dan kabupaten di DKI Jakarta punya Puskesmas Hewan," ucapnya.

Pramono mengatakan, Program Sterilisasi Kucing ditujukan untuk mencegah lonjakan populasi kucing liar yang dapat berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat, termasuk mengurangi tindakan kekerasan terhadap hewan akibat ketidakseimbangan populasi.

"Pertumbuhan populasi kucing liar yang tidak terkendali menimbulkan dampak lingkungan, seperti pencemaran kotoran, kerusakan properti, dan potensi penyebaran penyakit. Untuk itu diperlukan edukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kesejahteraan hewan dan lingkungan," jelas Pramono Anung.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, Program Sterilisasi 2025 telah berlangsung pada 22-23 Februari dengan hasilnya sebanyak 1.000 ekor kucing jantan berhasil dievakuasi. Ia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta menargetkan sterilisasi 21.000 ekor kucing pada 2025. 

Kegiatan bakti sosial sterilisasi dilakukan di Gedung Judo, Kelapa Gading, Jakarta Utara dengan melibatkan Animal Defender Indonesia, Klinik Hewan Emye, Medivet, Petmed, dan Chi Greenvet, serta para relawan yang mendaftar secara mandiri.

"Terdapat 465 laporan masyarakat terkait gangguan akibat kucing liar pada tahun 2024. Pengendalian tidak dapat dilakukan dengan menghilangkan keberadaan kucing liar, tetapi melalui pendekatan kesejahteraan hewan, yakni sterilisasi," ujar Eli.

Topik Menarik