`Sepure Wong Ngapak`, Ini Sejarah KA Sawunggalih Rute Pasar Senen - Kutoarjo
DEPOK, iNewsDepok.id - Masyarakat sekitar Banyumas, Kebumen hingga Purworejo, pasti tidak asing dengan Kereta Api (KA) Sawunggalih, relasi Stasiun Kutoarjo - Stasiun Pasar Senen. Kereta api yang saat ini mengusung kelas campuran ekonomi premium dan eksekutif ini, menjadi idola bagi warga Jawa Tengah bagian selatan.
KA Sawunggalih memiliki cerita dan sejarah yang panjang, baik dari sisi penamaan dan sejarah kereta api tersebut.
Dalam cerita rakyat, Sawunggalih adalah nama tokoh yang makamnya ada di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo.
Dalam artikel kali ini, akan dibahas mengenai sejarah, rute, harga tiket KA Sawunggalih yang dikutip iNews Depok dari berbagai sumber, Selasa (14/3/2023).
Sejarah Sawunggalih
Dalam cerita rakyat, Sawunggalih adalah nama tokoh yang makamnya ada di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Beliau hidup di masa pemerintahan Raja Yogyakarta Hamengku Buwono I (1755-1792). Saat ini Sawunggalih dimakamkan di belakang Masjid Semawung, wilayah Daleman, Kutoarjo.
Stasiun di Daop 4 Semarang Dengan Kedatangan Tertinggi Saat Pilkada 2024, Ada di Lokasi Ini
Sawunggalih yang juga mendapat nama dari Hamengku Buwono I sebagai Tumenggung Kartowiyogo menjadi salah satu adipati yang ikut membantu kemenangan Sultan Hamengku Buwono I pada peperangan yang akhirnya menghasilkan Perjanjian Giyanti 1755. Pada Perjanjian Giyanti Kerajaan Mataram Islam terbagi dua yakni Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Raja di Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah bergelar Sunan Paku Buwono. PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menyematkan nama Kereta Api Sawunggalih pada 31 Mei 1977. Tanggal itu adalah tanggal pertama kali dinasnya KA Sawunggalih. Adapun, lokomotif pertama yang membawa rangkaian Kereta Api Sawunggalih adalah BB 201 08 sebagai lokomotif penarik dengan kelas campuran, yaitu kelas bisnis dan ekonomi.
Pada tahun 1984 Sawunggalih menjadi kereta yang keseluruhannya kelas bisnis. Sedangkan, kereta kelas ekonominya dilayani oleh KA Kutojaya Ekonomi. Sebenarnya cikal bakal Sawunggalih telah ada sejak tahun 1964 yaitu Fajar/Senja JKA400 yang melayani rute Jakarta Kota menuju Purwokerto, Kroya, Gombong hingga Karanganyar.
Pada era 1990-an, pemerintah sedang getol melakukan peningkatan kualitas pelayanan kereta api, khususnya kelas eksekutif dan bisnis.
Pada 31 Mei 1996, diluncurkan Kereta Sawunggalih Plus relasi Gambir-Kutoarjo yang menyediakan 5 kereta kelas bisnis plus (K2 buatan 1991 dan 1996) ditambah dengan 4 kereta kelas eksekutif dan selalu ditarik oleh lokomotif dinas CC 203. Kelas bisnis plus adalah kereta kelas bisnis pada umumnya, namun di kelas bisnis plus sudah menggunakan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC). Uniknya, Sawunggalih Plus tidak berhenti di Stasiun Cirebon maupun Stasiun Cirebon Prujakan.
KA Sawunggalih Utama saat masih menggunakan rangkaian kelas bisnis AC. Foto: iNews Depok/Tama
KA Sawunggalih Plus tidak bertahan lama, sebab akibat Krisis Moneter 1998 daya beli masyarakat turun yang mengakibatkan 1 rangkaian Sawunggalih, yaitu Sawunggalih Plus dihapus tahun 1999. Pada tahun 2001, perjalanan KA Sawunggalih kembali dilayani oleh 2 rangkaian. 1 rangkaian dengan 1-2 kereta eksekutif dan 7 kereta bisnis tetap bernama Sawunggalih Utama. Sementara, 1 rangkaian lagi keseluruhan 8-9 kereta bisnis diberi nama Kutojaya Bisnis.
Tidak berselang lama, rangkaian bisnis pada Kutojaya Bisnis dilebur menjadi KA Sawunggalih Utama full bisnis, dengan satu rangkaian lainnya tetap membawa kelas eksekutif. Pada tahun 2012 semua kereta bisnis milik Sawunggalih Utama ditambah pendingin ruangan (AC Split ).
KA Sawunggalih Utama menjadi kereta bisnis pertama yang ditambah AC bersama dengan kereta bisnis Argo Parahyangan, Gumarang dan Purwojaya.
Pada tahun 2018, semua rangkaian KA Sawunggalih Utama diganti menjadi rangkaian stainless steel buatan PT INKA tahun 2018 dengan formasi dua Eksekutif Stainless Steel dan enam kelas ekonomi premium. Mulai 19 Juni 2022, Kereta Api Sawunggalih menambah pemberhentian di Stasiun Cikarang.
Interior kelas bisnis saat masih bernama KA Sawunggalih Utama. Foto: iNews Depok/Tama
Rute
KA Sawunggalih adalah kereta campuran ekonomi premium dan eksekutif rute Kutoarjo-Jakarta dan Jakarta-Kutoarjo. KA Sawunggalih pagi dari Kutoarjo melayani kelas ekonomi premium dan eksekutif, KA Sawunggalih malam dari Kutoarjo hanya melayani kereta kelas ekonomi premium saja.
Tak bisa dipungkiri, apabila KA Sawunggalih merupakan kereta andalan bagi para PJKA (pulang Jumat kembali Ahad), yang biasa melaju dari Jakarta ke Kutoarjo atau Kutoarjo ke Jakarta khususnya yang pulang Jum\'at kembali hari Minggu/Senin.
Rute KA Sawunggalih di antaranya Kutoarjo, Kebumen, Karanganyar, Gombong, Kroya, Purwokerto, Bumiayu, Cirebon, Bekasi, Jatinegara, Pasar Senen.
Harga Tiket KA Sawunggalih
KA Sawunggalih menyediakan perjalanan sebanyak dua kali sehari, pergi pulang Keberangkatan dari Stasiun Kutoarjo tersedia pukul 07.00 dan pukul 19.00. Sebaliknya, keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen tersedia pukul 08.15 dan pukul 18.30.
Dilansir dari laman resmi KAI, untuk KA Sawunggalih kelas eksekutif, tarif tiket tersedia dengan kisaran Rp280.000-Rp395.000 per penumpang. Sementara itu, untuk KA Sawunggalih Utama kelas ekonomi premium, tarif tiket tersedia dengan kisaran Rp195.000-Rp260.000 per penumpang.
Kereta Api Sawunggalih dengan rangkaian Stainless Steel saat berada di Stasiun Purwokerto. Foto: iNews Depok/Tama