4 Hewan Khas Sulawesi Utara, Nomor 2 Mudah Ditemukan di Taman Nasional Tangkoko
MANADO, iNews.id - Hewan Khas Sulawesi Utara jumlahnya masih cukup banyak meski keberadaannya terancam punah. Pasalnya, ancaman perburuan hewan langka itu masih juga terjadi.
Salah satu kawasan hewan khas Sulawesi Utara yang mudah ditemui salah satunya berada di kawasan Taman Nasional Tangkoko.
Taman ini merupakan salah satu destinasi wisata menarik dan seru di Sulawesi Utara. Taman Nasional ini menjadi habitat bagi hewan- hewan endemik yang dilindungi.
Adapun salah satu yang populer di taman nasional ini adalah monyet hitam endemic Sulawesi yang khas dengan jambulnya.
Di Taman Nasional Tangkoko tersebut setidaknya ada 47 hewan endemik yang dilindungi di antaranya monyet hitam (Macaca nigra), babirusa (Babbyrousa babyrussa), dan anoa gunung (Bubalus quarlesi).
Kemudian musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii), burung rangkong Sulawesi (Rhyticeros cassidix), maleo (Macrocephalon maleo), kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea) dan kuskus beruang Sulawesi (Ailurops ursinus).
Satwa-satwa endemik di Sulawesi Utara itu terancam punah lokal. Sebenarnya Sulut mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, ada satwa endemik, yang tidak berada di luar Sulut.
Sehingga yang perlu dibangun dan harus dijaga adalah kelestarian dan pemanfaatan secara bijaksana.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut mencatat satwa endemik yang masuk 25 satwa prioritas adalah Maleo, Macaca Nigra, Babi Rusa dan Anoa.
Hewan tersebut sangat penting dan berperan tinggi di alam sehingga patut dijaga keberlangsungan hidup satwa-satwa yang ada termasuk satwa endemik.
4 Hewan Khas Sulawesi Utara
1. Anoa
Hewan khas Sulawesi Utara Anoa ini sekilas seperti kerbau atau banteng. Bentuknya mirip baik dari bentuk kepala, tubuh dan kaki. Hanya saja warga ulitnya berwarna gelap kecokelatan.
Tetapi jangan lupa kalau Anoa memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kerbau biasa, sehingga kadang disebut Kerbau Mini atau Kerbau Cebol.
Anoa bisa ditemukan di berbagai wilayah seantero Pulau Sulawesi. Tetapi karena perubahan fungsi lahan dan berbagai perubahan kondisi alam, populasi Anoa terus menurun dan hanya bisa dijumpai sekitar Pulau Buton, atau di hutan-hutan di Bolaang Mongondow dan Gorontalo.
2. Monyet Hitam
Hewan khas Sulawesi Utara lainnya yaitu Yaki atau Monyet wolai atau Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra), Datwa endemik Indonesia yang satu ini hanya terdapat Pulau Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya.
Monyet hitam tersebut menjadi salah satu daya tarik yang ada di Taman Nasional Tangkoko Bitung. Karakteristiknya cukup agresif dan hidup berkelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh pejantan alfa.
Meski ukurannya tidak terlalu besar, hewan endemic satu ini cukup agresif yang biasanya bisa sampai mencakar atau menggigit.
Disarankan ketika berkunjung ke kawasan ini agar tetap waspada, dan menggunakan pakaian yang sekiranya dapat melindungi kulit atau tubuh Anda. Hal yang lebih menarik lagi, habitat monyet hitam di Asia ini hanya dapat ditemukan di dua negara saja, Indonesia dan Filipina.
Cirinya yang khas dari yaki adalah warna seluruh tubuhnya yang hitam dan memiliki rambut berbentuk jambul di atas kepalanya, serta memiliki pantat berwarna merah muda.
Wolai atau Yaki memiliki ekor 20 cm sehingga tampak lebih pendek jika dibandingkan jenis kera lainnya. Namun begitu, tinggi tubuhnya sekitar 4460 cm dan bobot 715 kilogram. Ini membuatnya tampak cenderung lebih besar daripada kera-kera lainnya.
3. Tarsius
Tarsius merupakan primata dari genus Tarsius, suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae, satu-satunya famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes.
Nah jika penasaran di kawasan seluas 8.718 hektare, wisatawan dapat menjelajahi Taman Nasional Tangkoko, dan melihat langsung hewan-hewan langka yang tinggal di sana. Selain monyet hitam, jika beruntung wisatawan juga bisa berjumpa dengan monyet terkecil di dunia, yaitu tangkasi atau tarsius spectrum yang juga hewan endemik Sulawesi.
Tangkasi memiliki panjang sekitar 10-15 cm dan berat sekitar 80 gram. Selain tarsius, di kawasan ini juga hidup 26 jenis mamalia, 180 jenis burung, dan 15 jenis hewan reptil atau amfibi. Pada 1850, seorang peneliti, naturalis, antropolog berkebangsaan Inggris, Alfred Russel Wallace juga pernah datang ke Taman Nasional Tangkoko untuk melihat langsung hewan unik maleo dan babi rusa.
4. Burung Manguni atau Burung Serak
Hewan khas Sulawesi Utara yang lainnya adalah Burung Manguni atau Serak Sulawesi (Tyto rosenbergii). Hewan ini merupakan spesies burung hantu dalam famili Tytonidae.
Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, Sangihe, dan Kepulauan Banggai. Ordo Strigiformes terdiri dari dua suku (familia), yakni suku burung serak atau burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae).
Banyak dari jenis-jenis burung hantu ini yang merupakan jenis endemik (menyebar terbatas di satu pulau atau satu wilayah saja) di Indonesia, terutama dari marga Tyto, Otus, dan Ninox.
Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula beberapa yang berburu di siang hari.
Nah, jika Anda penasaran ingin ke Taman Nasional Tangkoko, berkunjung saja ke sana. Taman Nasional Tangkoko terletak di Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Jika dari Manado, waktu tempuh menuju Bitung sekitar 1 jam 19 menit. Akan lebih dekat jika menempuh perjalanan dari pusat Kota Bitung, yang menempuh waktu kurang lebih 37 menit.
Itulah 4 hewan khas Sulawesi Utara yang keberadaan wajib dilindungi agar terjaga kelestariannya.