Desa Wisata di Bromo Paparkan Rencana Pengembangan Pariwisata, Salah Satunya Budidaya Bunga Edelweis

Desa Wisata di Bromo Paparkan Rencana Pengembangan Pariwisata, Salah Satunya Budidaya Bunga Edelweis

Travel | BuddyKu | Senin, 20 Februari 2023 - 17:15
share

DALAM rangka mengembangkan pariwisata, sebanyak 9 desa wisata yang menjadi penyangga kawasan Bromo Tengger Semeru paparkan rencana program pengembangan desa wisata dalam acara Biannual Tourism Forum yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Kesembilan desa penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru itu berasal dari 4 kabupaten sekitar yaitu: Kabupaten Malang (Desa Wisata Jeru, Wringinanom dan Poncokusumo), Kabupaten Pasuruan (Desa Wisata Tosari, Podokoyo dan Wonokitri), Kabupaten Probolinggo (Desa Wisata Wontoro dan Ngadisari) serta Kabupaten Lumajang (Desa Wisata Pasrujambe).

Desa kami merupakan pintu masuk terakhir menuju kawasan Bromo dari Kabupaten Pasuruan. Dengan adat istiadat dan budaya Suku Tengger yang kuat, saat ini kami telah diizinkan untuk melakukan budidaya Bunga Edelweis yang merupakan tanaman endemik yang tumbuh di wilayah gunung dan dijaga serta dilindungi keberadaannya di kawasan Bromo Tengger Semeru. Budidaya ini sudah dimulai warga sejak tahun 2018 lalu. Wisatawan dapat membawanya sebagai penanda kenangan dari Wonokitri, ujar Pujawasista, penggerak Desa Wisata Wonokitri.

Berlokasi tak jauh dari situ, masih dari Kabupaten Pasuruan, terdapat pula Desa Wisata Podokoyo yang menawarkan paket wisata berbeda, melalui Bromo Fun Tracking, Program Live in dengan Warga dan Camping Ground.

B ACA JUGA: Jembatan Kaca Bromo, Solusi Rendahnya Masa Tinggal Wisatawan di Jawa Timur

Infografis Tips Liburan ke Bromo

Ketiga aktivitas ini menjadi ikon desa kami. Podokoyo adalah desa pemegang juara pertama dalam bidang kerukunan beragama di Kabupaten Pasuruan dan merupakan salah satu desa pemangku hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, urai Witono, penggerak wisata Desa Wisata Podokoyo.

Tak kalah menarik, Desa Wisata Wiringinanom, yang menjadi pintu masuk wisata kawasan Bromo dari wilayah Kabupaten Malang, telah memiliki 8 paket wisata mulai dari wisata edukasi, budaya dan petualangan dengan menawarkan 30 homestay.

Dalam perjalanan menuju kawasan Bromo, wisatawan bisa singgah dan bermalam, sambil menikmati pengalaman wisata di desa. Terdapat wisata favorit river tubing melintasi Sungai Amprong dan agro wisata petik jeruk yang akan memberi pengalaman unik dan berbeda bagi wisatawan, ungkap penggerak wisata Desa Wringinanom, Galuh.

Perwakilan desa wisata penyangga Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Bromo Tengger Semeru ini dengan antusias memaparkan program-program pengembangan pariwisata yang akan dijalankan melalui pendampingan yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Program Kampanye Sadar Wisata 5.0.

Sementara, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Martini M. Paham, saat membuka Biannual Tourism Forum, berujar bahwa di antara sekitar 7.200 desa wisata yang ada di Indonesia, telah terpilih desa-desa wisata yang menjadi sasaran pelaksanaan Kampanye Sadar Wisata 5.0.

"Program ini didukung sepenuhnya oleh Bank Dunia di tahun 2022 dan 2023, untuk itu desa-desa wisata terpilih harus dapat memanfaatkan dan memaksimalkan program ini dengan baik, sehingga program menjadi tepat sasaran dan tepat manfaat, kata Martini yang akrab disapa Diah Paham.

Menurut dia, pariwisata merupakan industri yang pertama kali terpuruk karena pandemi Covid-19, dan saat ini sektor pariwisata tengah bangkit kembali.

Bunga Edelweis

(Foto: Instagram/@salmafit)

Kita harus bangkit bersama, lebih cepat, lebih kuat dengan mengedepankan adaptasi, inovasi dan kolaborasi, sambungnya.

Hal senada disampaikan Direktur Pengembangan SDM Pariwisata, Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi. Menurut dia, Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang tahun ini memasuki tahun kedua pelaksanaannya melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) di Indonesia, meliputi Danau Toba, Borobudur - Yogyakarta - Prambanan, Bromo - Tengger - Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.

Outcome dari kegiatan ini adalah berhasil melahirkan para local champion yang mampu menjaga keberlanjutan pengembangan desa wisata dan memberikan kesadaran bagi masyarakat desa wisata tentang pentingnya penerapan sapta pesona, pelayanan prima dan penerapan CHSE ( Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability ) di desa/kampung wisatanya, kata Florida seraya memberi menekankan pentingnya membangun kolaboraksi seluruh unsur pentahelix dalam ekosistem pengembangan desa wisata.

Topik Menarik