Cantiknya Wajah Ken Dedes Versi Teknologi AI, Begini Kisah dan Sejarah Lengkapnya

Cantiknya Wajah Ken Dedes Versi Teknologi AI, Begini Kisah dan Sejarah Lengkapnya

Travel | BuddyKu | Minggu, 19 Februari 2023 - 13:43
share

JAKARTA - Potret Ken Dendes terlihat jelas melalui teknologi artificial intelligence (AI) berdasarkan Arca Prajnyaparamita.

Akun Instagram @ainnusantara membagikan gambar wajah Ken Dedes yang begitu cantik dan mempesona.

"I asked AI to imagine \'Ken Dedes based on Arca Prajnyaparamita\'," demikian keterangan dari unggahan tersebut dikutip, Minggu (19/2/2023).

AI merupakan sistem kecerdasan buatan yang diterapkan pada mesin terutama sistem komputer. Teknologi tersebut memungkinkan manusia untuk mengidentifikasi gambaran wajah seseorang agar terlihat lebih nyata.

Ken Dedes merupakan putri dari Mpu Purwa, seorang tokoh agama dari aliran Mahayana dari Desa Panawijen. Konon, pendiri sekaligus Raja Kerajaan Singasari, Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes di Patirtan Watu Gede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Pada pertemuan itulah Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes setelah melihat betis wanita cantik tersebut

Ken Dedes dianggap sebagai leluhur raja-raja di Tanah Jawa dan merupakan nenek moyang Wangsa Rajasa, trah yang berkuasa di Singasari, Majapahit hingga Mataram. Ken Dedes juga disebut sebagai perempuan Nareswati yang berarti perempuan utama.

Dalam Kitab Pararaton menyebutkan kengkis wetisira, kengkab tekeng rahasyanica, nener katon murub denira Ken Arok, yang berarti tersingkap betisnya, yang terbuka sampai terbuka rahasianya, lalu terlihat oleh Ken Arok.

Suntingan Pararaton tersebut menunjukkan bahwa ada bagian tubuh istimewa dari Ken Dedes yang memancarkan cahaya magis saat terlihat oleh Ken Arok sewaktu masih menjadi abdi dalem Tunggul Ametung Akuwu Tumapel.

Ken Arok yang jatuh hati pada Ken Dedes menceritakan kepada pendeta Lohgawe, yang kemudian dijelaskan kalau perempuan yang memancarkan cahaya magis itu adalah Nareswari. "Dia adalah seorang wanita utama. Jika seorang laki-laki memperistri wanita seperti itu, maka dia akan menjadi Maharaja," ujar Pendeta Lohgawe.

Setelah sempat termenung sejenak, Ken Arok membulatkan tekadnya untuk bisa mendapatkan Ken Dedes. Ia pun memesan keris kepada Empu Gandring yang akan digunakan untuk membunuh Tunggul Ametung.

Tunggul Ametung merupakan raja Tumapel yang merupakan wilayah bawahan Kerajaan Panjalu Kediri, yang juga jatuh cinta pada Ken Dedes. Bahkan Tunggul segera ingin mempersuntingnya dengan mendatangi kediaman Ken Dedes.

Saat itu, ayah Ken Dedes sedang berada di hutan hingga akhirnya Ken Dedes meminta Tunggul Ametung supaya sabar menunggu. Namun, Tunggul Ametung tak sabar, dan langsung membawa paksa Ken Dedes ke Kerajaan Tumapel untuk dinikahi.

Mpu Purwa yang mendapati anaknya diculik saat pulang ke rumah naik pitam. Ia pun langsung mengutuk. "Hai orang yang melarikan anak ku, semoga tidak mengenyam kenikmatan, matilah dia dibunuh dengan keris. Demikian juga orang-orang Panawijen, keringlah sumurnya, semoga tidak keluar air dari kolamnya," katanya.

Kutukan tersebut terbukti dengan tewasnya Tunggul Ametung di tangan Ken Arok dengan keris Mpu Gandring. Ada juga cerita yang menyatakan Ken Dedes memiliki wahyu keprabon. Sehingga pemilik wahyu keprabon akan mendapat kekuasaan.

Selain itu, konon Ken Dedes merupakan penganut Buddha yang telah menguasai ilmu Karma Amamadang. Pemilik Ilmu Karma Amamadang ini bertingkah laku sempurna, tanpa cela dan salah langkah.

Dalam sejarah dicatat keturunan Ken Dedes dari benih Tunggul Ametung jauh sampai ke cucu-cicitnya mulai Anusapati, Ranggawuni, dan Kertanegara menjadi raja maupun pembesar di Singasari.

Juga dari benih Ken Arok, Ken Dedes memberikan keturunan hingga cicitnya menjadi orang-orang besar di Kerajaan Singasari maupun Majapahit hingga Raden Wijaya.

Sampai digaris keturunan ke empat, terjadi penyatuan antara keturunan Ken Dedes dari darah Ken Arok yaitu Raden Wijaya dengan keturunan Ken Dedes dari darah Tunggul Ametung.

Peristiwa ini diketahui dari pernikahan Raden Wijaya dengan dua putri Kertanegara, Tribhuana Prameswari dan Gayatri Rajapatni yang tercatat sebagai manusia-manusia tangguh dan besar yang di Kerajaan Singasari dan Majapahit.

Selain itu, dipercaya jika Sultan Trenggana Raja Kesultanan Demak juga juga keturunan Ken Dedes. Sementara Raden Patah juga merupakan putra Prabu Brawijaya, dan tentunya masih dalam garis keturunan Raden Wijaya.

Demikian pula ketika Demak digantikan Pajang yang diperintah Sultan Hadiwijaya di mana Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir adalah anak Ki Ageng Pengging yang juga keturunan Raden Patah.

Hal tersebut terus berlanjut ketika tanah Jawa dipegang oleh Kerajaan Mataram di mana Ki Ageng Sela, kakek buyut dari Sutawijaya (raja pertama Mataram) keturunan Bondan Kejawan putra dari Prabu Brawijaya juga.

Keturunan Ken Dedes juga diyakini tetap memerintah di tanah Jawa karena hingga kini, Kasunanan Surakarta maupun Kesultanan Yogyakarta merupakan keturunan Sutawijaya.