7 Peninggalan Kerajaan Banjarmasin yang Menarik Diketahui, Apa Saja?

7 Peninggalan Kerajaan Banjarmasin yang Menarik Diketahui, Apa Saja?

Travel | BuddyKu | Selasa, 7 Februari 2023 - 15:27
share

JAKARTA, iNews.id - Peninggalan Kerajaan Banjarmasin tersebar di beberapa wilayah. Hal ini karena adanya perpindahan istana kerajaan ke berbagai wilayah. Lantas, apa peninggalan sejarah dari Kerajaan Banjarmasin?

Perpindahan Kerajaan Banjarmasin terjadi akibat konflik dengan Belanda yang dipicu oleh persoalan perdagangan. Selama masa perselisihan itu, setidaknya istana kerajaan pindah 5 kali.

Di antara lokasi yang dijadikan istana Kerajaan Banjarmasin adalah di daerah daerah Batang Banyu, daerah Kayu Tangi, daerah Bumi Selamat, daerah Cempaka, dan terakhir di daerah Sei Mesa.

Peninggalan Kerajaan Banjarmasin

Mengutip buku Teologi Al Banjari terbitan Airlangga University Press, kedua makam ini merupakan makam dari Datu Kandang Haji ( H. Abdul Rasyid) dan Datu Sunggul atau Datu Muning (H.M Thahir). Kedua datu ini merupakan tokoh penyebar agama Islam yang cukup berpengaruh pada Kerajaan Banjarmasin.

Adapun, letak peninggalan Kerajaan Banjarmasin makam Datu Kandang Haji di dekat masjid Desa Paringin, kabupaten Hulu Sungai Utara. Sedangkan, makam Datu Sanggul, ada di Desa Tatakan.

Sesuai dengan namanya, masjid ini dibangun pada masa Sultan Suriansyah, pemimpin Kerajaan Banjarmasin sejak awal abad ke 16 Masehi. Bentuk dari Masjid Sultan Suriansyah sekarang ini merupakan hasil dari beberapa kali perubahan dan perbaikan.

Di antara perubahan yang dilakukan tertulis dengan huruf Arab Melayu dalam prasasti yang salah satunya bertuliskan angka 1142 dan 1296 Hijriah. Saat ini, atap masjid berbentuk tumpang tiga, bagian atasnya runcing dan tidak menggunakan kubah seperti masjid-masjid saat ini.

Kompleks makam raja-raja Kerajaan Banjarmasin terletak 200 meter di sebelah barat Masjid Sultan Suriansyah. Di sekeliling kompleks makam terdapat pagar batu bata yang memiliki ciri bangunan seperti kaki candi Hindu, misalnya berbentuk pelipit dan genta.

Selain itu, terdapat parit sempit yang mengelilingi kompleks makam. Melihat dari ukurannya, fungsi dari parit ini sepertinya hanya sebagai saluran pembuangan air. Dari kompleks makam ini, terdapat makam Sultan Suriansyah, Rakhmatullah, dan Hidayatullah yang merupakan raja Kerajaan Banjarmasin kala itu.

Nisan peninggalan Kerajaan Banjarmasin tersebut ada yang berbentuk gada, ada juga yang memiliki tipe Aceh. Selain ketiga raja tersebut, terdapat juga makam beberapa ulama dan pembesar kerajaan makam Sultan Mustain Billah, yang merupakan raja yang memindahkan pusat pemerintahan dari Kuin (Banjarmasin) ke Martapura.

Batu nisan pada makam raja-raja, ada yang berbentuk gada, ada pula yang memiliki ciri dari Aceh. Selain ketiga raja tersebut, juga terdapat makam beberapa ulama dan pejabat kerajaan.

Selanjutnya ada makam Sultan Mustain Billah. Ia merupakan raja yang memindahkan pusat pemerintahan dari Kuin (Banjarmasin) ke Martapura. Di Karang Intan, ada juga makam Sultan Sulaiman Rahmatullah.

Sungai ini merupakan sungai buatan yang berada di sepanjang jalan alternatif Banjarmasin-Martapura. Sesuai dengan nama orang yang membuatnya, sungai ini dibuat oleh Ki Tanu. Diperkirakan, Ki Tanu hidup pada akhir abad ke-18 Masehi.

Selain peninggalan makam, Masjid Al-Mukaromah menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Banjarmasin yang berada di pusat kota Martapura. Diperkirakan, dahulu masjid ini berada di Kampung Pasayangan dengan (sesuai lukisan Belanda) atap tumpang tiga dan terletak di pinggir sungai besar.

Saat ini, Masjid Al-Karomah masih masih memiliki tiang asli pada masa Kerajaan Banjarmasin meskipun telah dirombak beberapa kali dengan arsitektur modern.

Berbagai jenis peninggalan artefaktual tersebut di antaranya adalah runtuhan bata di kawasan Kuin dan Kayutangi, pecahan keramik di berbagai lokasi, serta meriam yang tersebar di sejumlah tempat. Di Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru, juga tersimpan sejumlah artefak antara lain berupa senjata yang digunakan pada masa Perang Banjar, pakaian, serta stempel kerajaan

Beberapa jenis peninggalan artefaktual terdapat reruntuhan batu bata di kawasan Kuin dan Kayutangi, pecahan keramik di berbagai lokasi, dan meriam yang tersebar di sejumlah tempat. Sejumlah artefak juga tersimpan di Museum Lambung Mangkurat, antara lain senjata yang digunakan saat Perang Banjar, pakaian, dan stampel kerajaan.

Toponim merupakan nama suatu tempat masa lalu yang berkaitan dengan Kerajaan Banjarmasin. Sebagai salah satu peninggalan non-fisik, toponim yang masih ada sampai sekarang di antaranya, Sungai Pangeran, Sungai Sigaling, Sungai Jagabaya, dan lain-lain.

Di daerah Martapura dan sekitarnya, nama-nama yang berkaitan dengan masa lalu terdapat toponim di antaranya Kamasan, Dalam Pagar, Kampung Kraton, dan lain-lain. Nah, itulah tujuh peninggalan Kerajaan Banjarmasin yang harus kamu ketahui. Semoga artikel ini menambah wawasan kamu ya!

Topik Menarik