Cara Unik Landak Bertahan dari Suhu Panas, Hidungnya Selalu Berair seperti Orang Flu

Cara Unik Landak Bertahan dari Suhu Panas, Hidungnya Selalu Berair seperti Orang Flu

Travel | BuddyKu | Rabu, 18 Januari 2023 - 10:55
share

CANBERRA Rahasia landak semut atau Echidna bertahan hidup dalam cuaca yang sangat panas terungkap. Salah satunya adalah mengeluarkan cairan seperti orang yang sakit flu agar hidungnya tetap basah dan bertahan dari suhu yang menyengat .

Landak Echidna berparuh pendek (Tachyglossus aculeatus) ditemukan di seluruh Australia di tempat-tempat yang suhu udaranya melebihi ambang batas. Padahal Echidna tidak dapat bertahan hidup pada suhu yang panas lebih dari 35 derajat celcius.

Landak Echidna yang dikenal sebagai hewan berdarah panas, atau endotermik, memiliki beberapa cara untuk tetap sejuk saat udara di sekitarnya lebih panas daripada suhu tubuhnya. Salah satu pilihan adalah keluar hanya pada malam hari dan tidur di liang atau di batang kayu berlubang pada siang hari yang panas.

Opsi kedua adalah penguapan. Sebagian besar mamalia melakukannya dengan berkeringat. Beberapa mamalia seperti kangguru, menjilat lengan atau kakinya untuk menguapkan kelebihan panas tubuh.

Tapi Echidna tidak berkeringat atau menjilat diri sendiri. Opsi ketiga adalah terengah-engah agar tetap tenang (seperti halnya anjing), tetapi landak juga tidak melakukannya. Sampai akhirnya terungkap bahwa landak Echidna selalu mengeluarkan cairan dari hidungnya.

Petunjuk pertama diketahui saat mahasiswa doktoral Cooper sedang mempelajari metabolisme Echidna di laboratorium. Mereka mengukur tingkat pernapasan dan kehilangan air Echiidna pada berbagai suhu dan tingkat kelembapan.

Kami memperhatikan bahwa Echidna akan mengeluarkan gelembung dari hidungnya ketika kami memaparkannya ke suhu yang lebih tinggi. Kami berhipotesis bahwa mungkin ini adalah mekanisme pendinginan, kata Christine Cooper, peneliti School of Molecular and Life Sciences di Universitas Curtin di Australia kepada Live Science, Rabu (18/1/2023).

Penemuan awal itu membuat Cooper melakukan penelitian di lapangan, sekitar 100 mil atau 170 kilometer tenggara Perth, tempat ideal untuk mengamati Echidna di alam liar. Cooper membawa kamera termal beresolusi tinggi yang mampu mengukur berbagai suhu tubuh Echidna dan udara sekitarnya.

Cooper menemukan bahwa setiap kali suhu lingkungan sekitar melebihi suhu tubuh Echidna, paruhnya akan tetap dingin. Faktanya, paruh tersebut menjaga Echidna tetap dingin, karena hidungnya beringus atau berair. Alasan utama mereka menjaga hidung tetap lembap adalah electroreception, jelas Cooper.

Echidna memakan semut dan rayap, yang mereka temukan di bawah tanah dengan mendeteksi impuls listrik yang dilepaskan oleh kontraksi otot mangsanya. Agar elektroreseptor hidung mereka berfungsi, mereka harus lembap. Kami pikir mereka meningkatkannya saat suhu panas, jadi peran lainnya sebagai adalah termoregulasi, beber Cooper.

(wib)

Topik Menarik