Mengintip Keindahan Batu Bacan Lewat Permata Khatulistiwa
Bisnis.com, JAKARtA - Indonesia merupakan salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa serta diberkati dengan panorama yang indah dan sumber daya alam yang luas, termasuk kaya akan berbagai jenis batu mulia.
Salah satu jenis batu mulia yang ada di Indonesia adalah batu Bacan yang termasuk dalam keluarga Chrysocolla. Nama Bacan sendiri diambil dari nama Pulau Bacan yang berada di Pulau Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Airyn Tanu, COO Pasion Jewelry mengatakan bahwa Batu Bacan Indonesia sangat identik dengan warna hijau kebiruan, hal ini disebabkan oleh iklim tropis Indonesia dan proses perubahan unsur mineral tembaga (Au) porfiri.
Pembentukan endapan porfiri berkaitan dengan proses hidrotermal. Endapan ini dibawa oleh larutan berair suhu tinggi dan disimpan di bawah permukaan.
Batu ini kemudian dipoles dan dibentuk menjadi perhiasan cantik yang dapat dikenakan oleh semua orang yang mengagumi warna lautan Indonesia, ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kerajaan di Maluku juga menggunakan permata Bacan sebagai penghias mahkota raja. Kemudian ketika Soekarno berkunjung ke Maluku, para pejabat Maluku saat itu memberikannya sebagai tanda penghargaan, yang kemudian dibuat menjadi cincin oleh Soekarno.
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono memakai cincin batu bacan hingga menjadi populer di dunia. Bacan juga dikenal sebagai batu rekonsiliasi yang menenangkan, memberikan ketentraman, dan penyembuhan, terangnya.
Terinspirasi dari keindahan alam tersebut, Passion Jewelry menghadirkan koleksi Permata Khatulistiwa dengan menggunakan permata dari batu bacan. Koleksi ini terdiri dari bros, liontin dan cincin, yang desainnya di percantik dengan batuan lain seperti berlian. Ragam perhiasan ini nantinya akan dibanderol dengan Rp15 jutaan- ratusan juta.
Koleksi Permata Khatulistiwa diperkenalkan secara resmi melalui i acara fashion show bekerjasama dengan BT Batik Trusmi oleh Sally Giovanny dan Ayu Dyah Andari
Acara akan berlangsung pada tanggal 30 September 2022 mendatang di Intercontinental Hotel Jakarta dengan tema Basundari : Kala Di Wedari yang artinya saat aku berada di antara bunga-bunga di bumi.
Airyn mengatakan bahwa dirinya dan Nur Asia Uno memiliki visi untuk memberdayakan komunitas lokal dengan membuat asosiasi untuk menggunakan dan mengembangkan perhiasan dengan sentuhan warisan budaya Indonesia.