Selain Fatmawati, ini Kisah 2 Istri Soekarno dari Jepang Salah Satunya Masih Hidup
SELAIN Fatmawati, ini kisah 2 istri Sukarno dari Jepang, salah satunya masih hidup. Presiden Sukarno memang memiliki istri tidak hanya satu, Presiden pertama Indonesia ini juga diketahui memiliki istri orang jepang.
Jarang tersorot, ternyata Soekarno memiliki dua istri dari Jepang loh. Lantas seperti apa kisah dua istri Sukarno dari Jepang tersebut?
Salah satunya istri Soekarno dari Jepang adalah Kanase Sakiko. Kanase Sakiko kemudian disebut memiliki nama panggilan sebagai Mrs Basuki karena nama itu lebih mudah baginya untuk tinggal sebagai istri orang Indonesia.
Rumor yang beredar, Kanase Sakiko menjadi salah satu istri Soekarno. Namun, kehidupan Kanse berakhir tragis dikarenakan Soekarno menikah lagi.
Istri kedua Soekarno yang berdarah Jepang bernama asli Naoko Nemoto. Wanita kelahiran Tokyo, 6 Februari 1940 ini merupakan istri kelima dari mantan Presiden Republik Indonesia yang pertama yaitu Ir. Soekarno. Naoko saat ini masih hidup.
Dia dinikahi oleh Soekarno pada tahun 1962 itu terdaftar dengan nama lengkap Ratna Sari Dewi Soekarno yang beralamat di Shibuya-Ku, Kamiyama-Cho, 31-1, Tokyo.
Bagaimana pula dengan Naoko Nemoto? Dialah geisha yang begitu sempurna di mata Sukarno. Kecantikannya begitu mempesona, sehingga tak kuasa Sukarno meredam hasrat cintanya yang berkobar-kobar. Demikian dilansir dari Perpusnas.
Gadis Jepang ini lahir tahun 1940, sebagai anak perempuan ketiga seorang pekerja bangunan di Tokyo. Ia lahir dari keluarga sederhana, sehingga Naoko harus bekerja sebagai pramuniaga di perusahaan asuransi jiwa Chiyoda, sampai ia lulus sekolah lanjutan pertama pada tahun 1955.
Setahun kemudian, ia mengundurkan diri, dan menekuni profesi geisha Akasakas Copacabana yang megah, salah satu kelab malam favorit yang sering dikunjungi para tamu asing. Ke kelab inilah Sukarno datang pada 16 Juni 1959. Bertemu Naoko, dan jatuhlah hatinya.
Setelah itu, Bung Karno masih bertemu Naoko dua kali di hotel Imperial, tempat Bung Karno menginap. Akan tetapi, versi lain menyebutkan, pertemuan keduanya terjadi setahun sebelumnya, di tempat yang sama.
Usai lawatan dua pekan, Bung Karno kembali ke Jakarta. Tapi sungguh, hatinya tertinggal di Tokyo hatinya melekat pada gadis cantik pemilik sorot mata lembut menusuk, sungging senyum yang lekat membekas.
Seperti biasa, Bung Karno mengekspresikan hatinya melalui surat-surat cinta. Cinta tak bertepuk sebelah tangan. Isyarat itu ia tangkap melalui surat balasan Naoko.
Tak lama, Bung Karno segera melayangkan undangan kepada Naoko untuk berkunjung ke Indonesia. Sukarno bahkan menemaninya dalam salah satu perjalanan wisata ke Pulau Dewata.
Benih-benih cinta makin subur bersemi di hati keduanya.Terlebih ketika Naoko menerima pinangan Bung Karno, dan mengganti namanya dengan nama pemberian Sukarno. Jadilah Naoko Nemoto menjadi Ratna Sari Dewi. Orang-orang kemudian menyebutnya Dewi Soekarno.
Tanggal pernikahan keduanya, ada dua versi. Satu sumber menyebut, keduanya menikah diam-diam pada tanggal 3 Maret 1962, bersamaan dengan peresmian penggunaan nama baru: Ratna Sari Dewi berikut hak kewarganegaraan Indonesia. Sumber lain menyebut mereka menikah secara resmi bulan Mei 1964. Agaknya, sumber pertamalah yang benar.