Ratusan Benda Pusaka Dipamerkan dan Dijual di Museum Keris, Ada yang Dibanderol Rp10 Juta

Ratusan Benda Pusaka Dipamerkan dan Dijual di Museum Keris, Ada yang Dibanderol Rp10 Juta

Travel | BuddyKu | Senin, 8 Agustus 2022 - 15:12
share

SOLO, iNews.id - Ratusan koleksi benda pusaka atau tosan aji dengan harga bervariasi dipamerkan dan dijual di Pameran Keris dalam rangka memperingati HUT Museum Keris di Solo. Pameran diikuti 25 kolektor benda pusaka dari berbagai daerah.

Seorang penjual keris, Oke Sanjaya mengatakan, secara umum berdasarkan bentuk, ada dua jenis yang ditawarkan. Adapun bentuk yang dimaksud yakni keris lajer (lurus) dan luk (berkelok)

Jenisnya untuk yang lajer sebenarnya masih banyak lagi, tidak terhitung, yang paling populer ada Tilam Sari, Tilamupih, Sepuh Tuban, kata Sanjaya seperti dikutip dari iNewsSoloRaya.id, Senin (8/8/2022).

Sedangkan untuk Luk, sambung Sanjaya, dihitung sesuai jumlah lekukannya. Ada Luk 3,7,9,12, itu yang umum, katanya.

Menurutnya, faktor selain bentuk yang biasanya diperhatikan pembeli adalah pamor keris. Semakin pamornya terlihat jelas, biasanya harga akan semakin mahal, ujarnya.

Terkait pamor, Sanjaya mengatakan, ada beberapa jenis yang populer, seperti beras wutah, udan mas, nagagini, junjung drajat, dan masih banyak lagi.

Dia menyebutkan, harga keris yang dibanderol di lapak Sanjaya juga cukup bervariasi, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp10 juta. Harga tersebut dipertimbangkan berdasarkan bentuk, pamor, usia, dan kinatahnya, ujarnya.

Untuk diketahui, kinatah merupakan aksesoris atau hiasan pada bilah keris berupa emas, atau logam mulia lain.

Pedagang yang sudah puluhan tahun menggeluti dunia tosan aji tersebut mengaku, selain menjual, ia juga menerima jasa perawatan keris. Mulai dari dijamasi (dicuci), hingga diwarangi supaya tampak pamornya, ujarnya.

Sebagai informasi, proses mewarang adalah mengawetkan bilah keris ataupun tombak agar tidak cepat rusak dan berkarat menggunakan unsur kimia arsenikum. Proses perawatan harganya juga bermacam-macam, mulai dari Rp200.000, ujar Sanjaya.

Dia mengatakan, target pasarnya juga beragam, ada juga yang sudah langganan atau memang kolektor benda pusaka. Dijual lewat online juga ada, tetapi memang lebih banyak yang beli secara langsung, katanya.

Topik Menarik