Kuala Kencana, Sejarah dan Fakta Distrik Modern di Mimika yang Eksotis

Kuala Kencana, Sejarah dan Fakta Distrik Modern di Mimika yang Eksotis

Travel | BuddyKu | Senin, 1 Agustus 2022 - 13:21
share

JAKARTA, iNews.id - Kuala Kencana salah satu distrik di Kabupaten Mimika, Papua belakangan ini menarik perhatian masyarakat. Kuala Kencana dikenal sebagai distrik modern yang eksotis dan memiliki fasilitas lengkap.

Sejarah Kuala Kencana

Dilansir dari mimikakab.go.id, Kuala Kencana merupakan kawasan terbatas yang dikelola oleh PTFI dan sebenarnya bukan kawasan yang dikhususkan untuk berwisata soalnya yang diperbolehkan masuk ke daerah ini hanya orang-orang yang memiliki kartu identitas ID PTFI atau yang telah memiliki ijin tertentu.

Setiap kendaraan yang akan masuk ke Kuala Kencana mungkin harus melewati pemeriksaan yang ketat dan menyeluruh oleh petugas keamanan di checkpoint perbatasan Timika-Kuala Kencana.Orang-orang terpesona dengan keasrian, kesejukan dan kebersihan kawasan ini. Para pengunjung biasanya tak melewatkan momen foto di kawasan lapangan dimana terdapat tugu yang merupakan hasil kerajinan masyarakat Papua dan dipercantik dengan semburan air mancur disekelilingnya.

Kuala Kencana adalah kota pertama di Indonesia yang telah menggunakan underground utilities untuk saluran kabel listrik, komunikasi, serta distribusi air bersih dan pengolahan limbah yang terpusat. Tidak ada tiang jalur kabel listrik atau kabel telepon yang terlihat di lingkungan ini karena semuanya tertanam rapi di dalam tanah. Pokoknya berasa ada di luar negeri deh tempatnya.

Sebelum menjadi Kelurahan, Distrik Kuala Kencana diresmikan pada tanggal 5 Desember 1995 oleh Presiden Soeharto.

Distrik Kuala Kencana terletak di daerah Kontrak Karya kawasan PT Freeport Indonesia dan merupakan salah satu dari 18 Distrik yang berada di Kabupaten Mimika. Luas wilayah daratan Distrik Kuala Kencana adalah 860,74 Km2.

Distrik Kuala Kencana merupakan wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Mimika yang terletak di areal perkotaan, yang dulunya merupakan satuan pemukiman transmigrasi, saat Timika masih di bawah pemerintahan Kabupaten Fakfak.

Keberadaan dan perkembangan Kota Timika, Tembagapura, dan Kuala Kencana di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua tidak lepas dari keberadaan tambang PT Freeport Indonesia (PTFI).

Dilansir dari tekmira.esdm.go.id, Kuala Kencana bermula dari sebuah ekspedisi pada 1936, Jean Jacques Dozy, geolog muda berkebangsaan Belanda menemukan Ertsberg. Hamparan gunung di pedalaman yang kini terletak di Kabupaten Mimika, Papua, yang hanya ditumbuhi rumput itu ternyata hamparan mineral tembaga dengan mineral ikutan emas dan perak.

Saat itu, Dozy berpikir bahwa dengan medan yang teramat sulit, endapan bijih tersebut rasanya mustahil untuk ditambang. Ekspedisi yang dilakukan Dozy dan kawan-kawan berakhir dalam sebuah jurnal di perpustakaan Belanda.

Dalam sebuah perjalanan ke Eropa pada akhir 1950-an, Forbes Wilson menemukan laporan berharga Dozy tersebut. Wilson, yang saat itu menjabat sebagai Manajer Eksplorasi Freeport Sulphur, terkesima setelah membaca jurnal itu. Ia lantas ingin membuktikan sendiri keajaiban di pedalaman Papua tersebut.

Ketika Kota Tembagapura, tidak lagi dapat menampung lebih banyak penduduk, diputuskan untuk membangun kota baru. Pada awal 1990-an Kuala Kencana mulai digagas sebagai bagian dari Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur.

Fakta Kuala Kencana

Pada 5 Desember 1995 Kuala Kencana diresmikan dan mengawali rencana perluasan permukiman yang direncanakan menjadi salah satu kota unik dan indah di Indonesia, serta merupakan kota pertama di Papua yang memiliki jaringan bawah tanah untuk air dan listrik, pusat distribusi air, pengumpulan limbah dan pengolahannya.

Kota yang dibangun di tengah hutan tropis dan menempati lahan seluas 17.078 ha ini, sejak awal menerapkan konsep pembangunan kota berwawasan lingkungan. Flora dan fauna diperlakukan sebagai aset kota yang sangat berharga. Penebangan pohon dilakukan dengan sangat selektif (selective clearing) dan di bawah pengawasan ketat petugas khusus.

Untuk meminimalkan dampak lingkungan akibat limbah air kotor, Kota Kuala Kencana dilengkapi dengan jaringan pipa penampung limbah air kotor. Seluruh limbah air kotor kemudian disalurkan ke pusat pengolahan limbah (sewage treatment plant/STP) untuk diproses sesuai baku mutu yang disyaratkan.

Kekayaan budaya suku Kamoro khususnya, dan suku-suku asli Papua lain disadari sebagai warisan budaya yang sangat penting untuk dilestarikan. Di sejumlah tempat strategis kota ditempatkan sejumlah karya ukir patung Kamoro sebagai ornamen taman ataupun sebagai hiasan pemberi karakter kota.

Di kota Kuala Kencana ini terdapat pusat perbelanjaan, perumahan untuk keluarga, dan karyawan lajang seperti halnya di Tembagapura. Selain itu, kota ini juga memiliki berbagai sarana untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan keluarganya termasuk klinik kesehatan dan rumah sakit, sekolah, pusat olahraga dan rekreasi, pusat perbelanjaan, rumah ibadah, dan lapangan golf 18 holes.

Lapangan golf ini dibangun di tengah-tengah hutan di daerah dataran rendah. Lapangan golf dengan nuansa hutan tropis memungkinkan para pegolf dan pengunjung dapat menikmati suasana alam yang masih asli.

PT
PT Freeport Indonesia (PTFI) sepakat memberikan dukungan penuh untuk PB PASI dalam penyelenggaraan Pemusatan Latihan Nasional Desentralisasi Atletik Mimika. (Foto: dok Freeport)

Setiap pagi hingga sore hari, kota yang berlokasi di selatan Papua bagian tengah ini dipenuhi kicau burung dan tebaran ratusan spesies kupu-kupu cantik yang memenuhi sela-sela rerimbunan hutan yang lebat. Kota yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna ini, jaraknya hanya sekitar 20 km di utara Kota Timika, 25 km arah utara dari bandar udara Mozes Kilangin, dan sekitar 60 km arah selatan Kota Tembagapura.

Distrik Kuala Kencana berbatasan dengan Kabupaten Deiyai di sebelah utara, berbatasan dengan Distrik Iwaka, Distrik Kwamki Narama, dan Distrik Mimika Baru di sebelah Selatan, berbatasan dengan Distrik Tembagapura di sebelah Timur, dan berbatasan dengan Distrik Mimika Barat di sebalah Barat. Secara geografis, Distrik Kuala Kencana berada di titik koordinat 1360 46 25.681 BT (Bujur Timur) 40 21 23.260 LS (Lintang Selatan), dengan luas wilayah 860,74 km2. Karakteristik dataran rendah yang tidak memiliki pantai.

Distrik Kuala Kencana berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kabupaten Deiyai
Sebelah Selatan : Distrik Iwaka, Distrik Kwamki Narama, dan : Distrik Mimika Baru
Sebelah Barat : Distrik Mimika Baru
Sebelah Timur : Distrik Mimika Barat

Permukaan tanah di Distrik Kuala Kencana pada umumnya dapat digolongkan dengan daerah dataran rendah yang tidak memiliki pantai dengan ketinggian 200 sampai 1600 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Wilayah Distrik Kuala Kencana beriklim tropis yang lembab dan panas dengan suhu minimum berkisar 22,40C dan suhu maksimum 35,60C. kelembaban udara tertinggi terjadi pada pertengahan bulan Juni dan Juli. Sementara itu curah hujan di Distrik Kuala Kencana sebesar 1.500 mm/Tahun.

Topik Menarik