Sakti! Masjid Ini Saksi Sejarah Berdirinya NU, Pernah di Bom Belanda Tapi Enggak Meledak
Tempat ibadah sekaligus tempat perjuangan. Definisi inilah yang mungkin menggambarkan peran dari Masjid Jami Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Dibangun pada 1910, masjid yang berada di dalam komplek Pondok Pesantren Bahrul Ulum ini termasuk masjid tertua dan bersejarah di Kota Seribu Pesantren tersebut.
Di zaman perjuangan, masjid ini merupakan pusat penyebaran agama Islam sekaligus markas para pejuang dan tempat menyusun strategi perang melawan Belanda. Di bawah asuhan KH.AbdulWahab Chasbullah selaku pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, masjid ini juga menjadi markas laskar Hizbullah di akhir masa pendudukan Jepang di tanah air pada 1944.
Laskar Hizbullah merupakan kekuatan cadangan dari pasukan PETA (Pembela Tanah Air). Terjadinya pergolakan di tanah air memaksa masjid ini untuk merangkap fungsi sebagai tempat ibadah, tempat persembunyian, markas dan tempat rapat-rapat penting yang dilakukan para Kyai kharismatik seperti KH. Muhammad Hasyim Asyari. Bahkan masjid ini juga menjadi saksi bisu proses pendirian ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Terlepas dari fakta sejarah tersebut, arsitektur Masjid Jami Bahrul Ulum Tambakberas yang ada saat ini tidak mengalami banyak perubahan dari kondisipertama dibangun di awal abad ke-19.
Gaya bangunan kuno masih mendominasi di berbagai sudut masjid, sebab perbaikan yang dilakukan hanya sebatas pada bagian-bagian yang perludiperbaikiakibat dimakan usia.
Layaknya sebuah masjid kuno, desain bangunan Masjid Jami Bahrul Ulum Tambakberas juga berbentuk kotak dengan atap meruncing ke atas,atau tajuk tumpang dua dengan kubah berdiameter satu meter di pucuknya.
Gaya arsitektur seperti ini mirip denganarsitekturMasjid Agung Demak yangbanyak terinspirasidengan gaya arsitektur zaman Kerajaan Majapahit.
Didirikan olehKH.AbdulWahab Chasbullahdi lahan seluas 800 meter persegi di Kecamatan Jombang Kota, ruang interior masjidini terbagi menjadi tigabagian.Yaituruang utama dengan empatpilar penyangga bangunan, ruanganmirip aula di bagian tengah, dan teras depan.Sedang di bagian luar masjidterdapatmenara tunggalberbentuksilinder setinggi 15 meteran.
Di masjid ini juga terdapat benda bersejarah berupa besi bekas selongsong bom mortir. Konon, bom mortir ini dulunya dijatuhkan tentara Belanda di sekitar area masjid namun gagal meledak.
Oh ya, sekitar1960-an,Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atauGus Dur, juga pernahmondok diPonpes Bahrul UlumTambakberasini.Tak sekedarnyantri, Gus Durmemangmasih terhitungsebagaikeluarga dekatdari para pendiri ponpes ini.
Lebih darieksistensinya sebagaitempat ibadah, pusat penyebaran Islam, tempat menimba ilmudan jugasitus sejarah, MasjidJami di area Pondok Pesantren Bahrul UlumTambakberasini juga menjadisimbol sinergitas antara Islam dan nasionalisme.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini.