Unik! Dusun Brau, Jumlah Penduduknya Kalah Banyak Dibanding Jumlah Sapinya
Dusun Brau, letaknya di Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur. Sebuah dusun terpencil di antara perbukitan namun memiliki panorama alam yang begitu indah. Berada di ketinggian 1.034 mdpl dengan suhu udara rata-rata 20-25 derajat celcius, Dusun Brau memiliki ketersediaan pakan hijau-hijauan yang melimpah.
Kondisi alam seperti itu yang membuat sebagian besar penduduk Dusun Brau menyandarkan hidupnya dari hasil beternak sapi perah. Uniknya, jumlah sapi perah yang dipelihara penduduk dusun justru lebih banyak dari jumlah penduduk dusun itu sendiri.
Jumlah populasi sapi perah di Dusun Brau sudah lebih dari 700 ekor, sementara jumlah penduduk dusun ini tak sampai 600 orang. Terdiri dari empat RT, Dusun Brau hanya dihuni 120 Kepala Keluarga (KK). Dimana setiap KK rata-rata hanya beranggotakan 3-5 orang.
Sudah sejak 1975, penduduk dusun beternak sapi perah. Namun mereka masih beternak dalam skala rumahan dan secara tradisional. Rata-rata di setiap rumah memiliki 4-8 ekor sapi perah.
Dengan estimasi setiap sapi perah menghasilkan 10-15 liter susu per hari, jumlah produksi susu sapi di Dusun Brau rata-rata mencapai 7.000 liter per hari bahkan lebih. Karena itu Dusun Brau termasuk penghasil susu nomor 1 terbesar di Kota Batu.
Sapi perah di Dusun Brau merupakan salah satu penghasil susu dengan kualitas terbaik. Susu segar yang dihasilkan terkenal gurih dan ada sensasi rasa manisnya yang alami. Maka tak heran jika sususapidari Dusun Brau bisa ditampung oleh perusahaan besar sekelas Nestle.
Hari Ini Dalam Sejarah: Usman dan Harun Pahlawan Indonesia Yang Gugur Digantung Pemerintah Singapura
Selain dari menjual susu, penduduk dusun juga mengandalkan pendapatan dari hasil menjual sapi perah betina yang sudah tua dan produktivitasnya rendah. Penduduk Dusun Brau juga telah penggunaan teknologi biogas untuk mengolah limbah sapi menjadi bahan bakar komporgasdan lampu.
Sudah ada 15 KK di Dusun Brau yang telah memanfaatkan biogas untuk sumber penerangan. Umumnya, alat tampung (digester) biogas yang dibuat di Dusun Brau berbentuk dome warna hijau yang dibuat permanen dari beton cor.
Saat ini, memang baru ada 15 digester biogas di Dusun Brau, namun nantinya akan terus dikembangkan sampai bisa tercapai satu rumah satu digester biogas. Kreatifnya lagi, penduduk dusun yang mayoritas hanya lulusan SMP ini, juga memanfaatkan ampas dari biogas sebagai bahan untuk membuat pupuk organik yang mereka beri nama Bioslurry.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini.