Kisah 3 Orang Sukses yang Awalnya Pencuci Piring, Begini Perjalanan Kariernya
IDXChannel—Ternyata banyak orang sukses yang awalnya bekerja sebagai pencuci piring. Meskipun memulai pencarian nafkah dengan mencuci piring kotor, tokoh-tokoh ini berhasil membuka jalan kesuksesannya hingga berhasil tiba di puncak.
Banyak orang-orang sukses yang memulai kisah keberhasilannya dengan kisah-kisah tidak terduga. Bekerja pada pekerjaan dengan upah minim dan tugas kerja yang kasar, gagal dalam sesuatu, rugi besar-besaran, dan sebagainya.
Namun karena gigih, akhirnya mereka berhasil menggapai target dan kesuksesannya. Simak beberapa kisah singkat orang sukses yang awalnya pencuci piring.
Kisah Orang Sukses yang Awalnya Pencuci Piring
1. Michael Dell
Siapa sangka Michael Dell, pendiri Dell Technologies Inc, pertama kali bekerja saat usianya masih 12 tahun dan pekerjaan pertamanya adalah petugas pencuci piring di sebuah restoran China.
Hal ini diakuinya dalam sebuah wawancara singkat bersama radio penyiaran Swiss. Saat menjadi pencuci piring, Dell mengaku hanya menerima upah kecil. Namun itu adalah pekerjaan pertamanya, dan Dell terus bekerja setelahnya.
Dell mulai berbisnis saat dia masih duduk di bangku universitas sebagai mahasiswa kedokteran. Saat itu Dell berkuliah di University of Texas. Dia memulai bisnis kecil-kecilan menjual perlengkapan upgrade untuk PC di kamar asramanya.
Dari situ Dell perlahan-lahan mendirikan bisnis manufaktur PC-nya, dan kini masyarakat dunia mengenal produknya dengan nama Dell.
2. Jensen Huang
Jensen Huang juga pernah bekerja sebagai pencuci piring. CEO NVIDIA ini bekerja mencuci piring di sebuah restoran bernama Denny’s di Amerika saat usianya masih 15 tahun. Jensen dikirim untuk tinggal ke Amerika oleh orang tuanya di usia sembilan tahun.
Padahal saat itu Jensen tidak bisa berbahasa Inggris. Sehingga Jensen kerap menerima perundungan dan dipukuli. Selain mencuci piring, Jensen juga pernah bekerja sebagai penjaga makan, bus boy, dan pramuniaga.
Kondisi Terbaru Mees Hilges dan Sandy Walsh, Berpotensi Absen di Laga Timnas Indonesia vs Bahrain?
Karena Jensen adalah anak yang cerdas, dia mampu lompat kelas dua tingkat di atasnya. Alhasil dia lulus kuliah di usia 20 tahun. Saat mulai bekerja sebagai desainer microchip, Jensen mengambil kelas malam di Stanford untuk melanjutkan studinya.
Dari situ, Jensen menjadi seorang desainer microchip yang andal dan akhirnya mendirikan perusahaan yang memproduksi produk-produk teknologi yang dikenal dengan nama NVIDIA.
3. Shahid Khan
Shahid Khan adalah seorang Pakistan-Amerika yang terkenal sebagai sport tycoon karena memiliki beberapa klub olah raga di bawah namanya. Shahid terlahir di Lahore, Pakistan, tetapi bermigrasi ke Amerika Serikat pada 1967 untuk melanjutkan pendidikan.
Saat tiba di AS, dia menginap di sebuah kamar seharga USD2 per malam di universitas. Saat itu juga Shahid mengambil pekerjaan sebagai pencuci piring dengan bayaran USD1,2 per jam.
Dia mulai bekerja di industri manufaktur otomotif saat masih berkuliah. Selepas kelulusannya, Shahid langsung direkrut untuk menjabat sebagai direktur perusahaan terkait. Dari situ, bisnisnya di bidang otomotif berkembang di AS.
Kini Shahid Khan adalah seorang miliuner yang memiliki beberapa klub olah raga di AS.
Itulah deretan orang sukses yang awalnya pencuci piring.
(Nadya Kurnia)