Trump Lancarkan Serangan Besar-besaran Terhadap Houthi di Yaman, Tewaskan 24 Orang

Trump Lancarkan Serangan Besar-besaran Terhadap Houthi di Yaman, Tewaskan 24 Orang

Terkini | okezone | Minggu, 16 Maret 2025 - 04:00
share

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu, (15/3/2025) melancarkan serangan besar-besaran terhadap Houthi Yaman, sebagai balasan atas serangan kelompok itu terhadap pengiriman barang di Laut Merah. Serangan AS tersebut menewaskan setidaknya 24 orang pada awal operasi yang diperkirakan akan berlangsung beberapa hari.

Trump juga memperingatkan Iran, pendukung utama Houthi, bahwa negara itu perlu segera menghentikan dukungan untuk kelompok tersebut. Trump mengatakan jika Iran mengancam Amerika Serikat, "Amerika akan meminta pertanggungjawaban penuh kepada Anda dan kami tidak akan bersikap baik tentang hal itu!"

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa serangan tersebut mungkin akan berlangsung selama berminggu-minggu, dan merupakan operasi militer AS terbesar di Timur Tengah sejak Trump menjabat pada Januari. Serangan itu terjadi saat Amerika Serikat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Teheran sambil mencoba membawanya ke meja perundingan mengenai program nuklirnya.

"Kepada semua teroris Houthi, WAKTU KALIAN SUDAH HABIS, DAN SERANGAN KALIAN HARUS DIHENTIKAN, MULAI HARI INI. JIKA TIDAK, NERAKA AKAN MENGHANCURKAN KALIAN DENGAN CARA YANG BELUM PERNAH KALIAN LIHAT SEBELUMNYA!" Trump memposting di platform Truth Social miliknya, sebagaimana dilansir Reuters.

Korban Warga Sipil

Setidaknya 13 warga sipil tewas dan sembilan lainnya cedera dalam serangan AS di ibu kota Yaman, Sanaa, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Houthi.

Setidaknya 11 orang lainnya, termasuk empat anak-anak dan seorang wanita, tewas dan 14 lainnya cedera dalam serangan AS di provinsi utara Saada, TV Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan.

 

Biro politik Houthi menggambarkan serangan itu sebagai "kejahatan perang."

"Angkatan bersenjata Yaman kami sepenuhnya siap untuk menanggapi eskalasi dengan eskalasi," katanya dalam sebuah pernyataan.

Warga di Sanaa mengatakan serangan itu menghantam sebuah bangunan di kubu Houthi.

"Ledakan itu dahsyat dan mengguncang lingkungan itu seperti gempa bumi. Itu membuat wanita dan anak-anak kami ketakutan," salah seorang warga, yang menyebut namanya sebagai Abdullah Yahia, mengatakan kepada Reuters.

Serangan lain terhadap pembangkit listrik di kota Dahyan di Saada menyebabkan pemadaman listrik, TV Al-Masirah melaporkan pada Minggu, (16/3/2025) pagi. Dahyan adalah tempat Abdul Malik al-Houthi, pemimpin Houthi yang misterius, sering bertemu pengunjungnya.

Tanggapan Atas Serangan Houthi

Kelompok Houthi, gerakan bersenjata yang menguasai sebagian besar Yaman selama dekade terakhir, telah melancarkan sejumlah serangan terhadap kapal-kapal di lepas pantainya sejak November 2023, mengganggu perdagangan global dan membuat militer AS melakukan kampanye yang mahal untuk mencegat rudal dan pesawat nirawak yang telah membakar habis persediaan pertahanan udara AS.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kelompok Houthi telah menyerang kapal perang AS sebanyak 174 kali dan kapal-kapal komersial sebanyak 145 kali sejak 2023. Kelompok Houthi mengatakan serangan itu sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina atas perang Israel di Gaza dengan militan Hamas.

Serangan Houthi menenggelamkan dua kapal, menyita kapal lain, dan menewaskan setidaknya empat pelaut dalam serangan yang mengganggu pengiriman global, sehingga memaksa perusahaan untuk mengubah rute ke perjalanan yang lebih jauh dan lebih mahal di sekitar Afrika Selatan.

Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden saat itu telah berupaya melemahkan kemampuan Houthi untuk menyerang kapal di lepas pantainya, tetapi membatasi tindakan AS. Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Trump telah mengizinkan pendekatan yang lebih agresif.

 

Serangan pada Sabtu dilakukan sebagian oleh pesawat tempur dari kapal induk Harry S. Truman, yang berada di Laut Merah, kata para pejabat. Komando Pusat militer AS, yang mengawasi pasukan di Timur Tengah, menggambarkan serangan hari Sabtu sebagai awal dari operasi skala besar di Yaman.

"Serangan Houthi terhadap kapal & pesawat Amerika (dan pasukan kita!) tidak akan ditoleransi; dan Iran, dermawan mereka, diberi tahu," tulis Menteri Pertahanan Pete Hegseth di X.

Tanggapan Iran

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan pemerintah AS "tidak memiliki wewenang, atau bisnis, yang mendikte kebijakan luar negeri Iran."

"Akhiri dukungan terhadap genosida dan terorisme Israel. Hentikan pembunuhan terhadap warga Yaman," katanya dalam posting X pada Minggu, (16/3/2025) dini hari.

Pada Selasa, (11/3/2025) Houthi mengatakan mereka akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel yang melewati Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden, mengakhiri periode relatif tenang yang dimulai pada Januari dengan gencatan senjata Gaza. Serangan AS terjadi beberapa hari setelah surat dari Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei disampaikan, yang meminta perundingan mengenai program nuklir Iran.

Khamenei pada Rabu menolak mengadakan perundingan dengan Amerika Serikat.

Topik Menarik