Jet Tempur Korsel Jatuhkan Bom ke Permukiman Warga saat Latihan, Begini Komentar Korut
SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) akhirnya mengomentari insiden jet tempur Angkatan Udara (AU) Korea Selatan (Korsel) menjatuhkan bom ke permukiman warga. Dua jet tempur KF-16 secara keliru menjatuhkan bom MK-82 di luar target latihan, mengenai perkampungan hingga melukai 29 orang dan merusak 10 bangunan.
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA, melaporkan meski tidak disengaja, pengeboman oleh jet tempur Korsel itu bisa memicu konflik bersenjata baru di Semenanjung Korea.
Lokasi latihan perang tersebut dekat dengan perbatasan Korut. Tempat tersebut juga kerap digunakan untuk latihan gabungan dengan militer Amerika Serikat (AS).
"Kita tidak perlu menjelaskan, bagaimana situasi yang akan terjadi jika bom tersebut dijatuhkan lebih jauh ke utara serta melintasi perbatasan kita," bunyi laporan KCNA, dikutip Kamis (13/3/2025).
Disebutkan, insiden tersebut bisa saja dijadikan alasan oleh Korsel untuk menyerang wilayah Korut.
Hotman Paris Ungkap Kronologi Gugatan CMNP ke BHIT dan Hary Tanoesoedibjo yang Dinilai Tak Berdasar!
"Sama sekali bukan imajinasi yang tidak masuk akal, percikan yang tidak disengaja bisa melanda Semenanjung Korea dan dunia untuk konflik bersenjata baru sebagai tanggapan atas latihan militer gabungan besar-besaran yang jahat oleh AS dan Korea Selatan," demikian laporan KCNA.
Militer Korsel dan AS memulai latihan gabungan Freedom Shield pada Senin (10/3/2025) dan akan berlangsung hingga 20 Maret. Meski demikian latihan penembakan yang diwarnai insiden salah pengeboman itu dtelah dihentikan. Latihan penembakan itu juga melibatkan militer AS, namun tak mengerahkan jet tempur saat insiden terjadi.
"Insiden ini adalah contoh bagaimana berbagai AS dan para pengikutnya mendemonstrasikan perang menargetkan kami, bukan untuk 'perdamaian dan stabilitas di Korea Selatan' seperti yang mereka klaim, tetapi tindakan sangat berbahaya dan tidak lucu yang bisa memicu krisis yang akan segera terjadi serta perang nuklir pertama di dunia," bunyi laporan.