11 Tradisi Unik Ramadan di Negara-Negara Afrika
JAKARTA - Ramadhan dirayakan dengan cara yang unik di berbagai negara Afrika, dan mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masing-masing. Diansir dari Pew Research Center tahun 2015, tiga dari sepuluh negara dengan populasi Muslim terbesar berada di Afrika di antaranya Nigeria, Mesir, dan Aljazair.
Namun, bagaimana tradisi Ramadhan di negara-negara Afrika?
1. Djibouti: Berhenti Makan Ikan
Di Djibouti, masyarakat menghindari makan ikan selama bulan Ramadan. Mereka percaya bahwa konsumsi ikan bisa menyebabkan rasa haus yang berlebihan saat berpuasa.
2. Kenya: Makanan Manis untuk Mengatasi Haus
Di Kenya, umat Muslim mengonsumsi makanan manis untuk membantu mengurangi rasa haus. Mereka biasanya berbuka dengan nasi kelapa yang disajikan bersama ikan atau ayam. Hidangan lain yang populer adalah Sambousa, Hatees, Tharid, serta daging domba. Djibouti juga terkenal dengan penganan manis bernama Mukhbaza dan teh dengan batang kayu manis.
3. Mesir: Semangat Ramadhan dengan Lagu Tradisional
Di Mesir, Ramadan dirayakan dengan penuh semangat. Selain berpuasa dan beribadah, masyarakat juga menikmati acara sosial seperti buka puasa bersama, serial televisi Ramadan, dan turnamen sepak bola. Mereka juga mempertahankan tradisi lama seperti menyalakan lentera (fanous), membangunkan sahur dengan genderang (mesaharaty), dan meriam iftar sebagai tanda berbuka puasa.
4. Berbuka Puasa Bersama Umat Non-Muslim
Di beberapa negara Afrika, Ramadan menjadi momen persatuan. Umat Muslim berbuka puasa bersama dengan komunitas non-Muslim. Bahkan, ada gereja yang menyediakan tempat bagi Muslim untuk berbuka puasa bersama.
5. Maroko: Bergadang hingga Sahur
Di Maroko, suasana kota lebih tenang di siang hari karena masyarakat memilih untuk bersantai. Namun, begitu malam tiba, kehidupan kembali ramai. Setelah salat Tarawih, banyak orang begadang hingga sahur sebelum memulai puasa kembali.
6. Menabuh Genderang untuk Sahur
Di beberapa negara Afrika, membangunkan sahur dilakukan dengan menabuh genderang dan menyanyikan lagu-lagu Islami. Tradisi ini menciptakan suasana Ramadhan yang khas dan membangkitkan semangat beribadah.
7. Maroko: Hanya Ada Dua Waktu Makan
Di Maroko, Ramadhan hanya memiliki dua waktu makan utama, yaitu saat berbuka puasa dan sahur. Menu berbuka biasanya terdiri dari sup Harira, kurma, buah ara, dan susu. Sementara saat sahur, makanan yang lebih berat seperti roti dan kue kering menjadi pilihan.
8. Anak-Anak Mengumpulkan Permen dan Uang
Di beberapa negara Afrika, anak-anak merayakan Ramadhan dengan mengenakan pakaian tradisional dan berjalan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan permen dan uang. Mereka juga merayakan datangnya Lailatul Qadar dengan menyalakan kembang api.
9. Mesir: Dekorasi Lentera Warna-warni
Di Mesir, Ramadhan identik dengan tradisi Fanous, yaitu menghiasi rumah, jalan, dan masjid dengan lentera warna-warni. Tradisi ini sudah ada sejak era Kekhalifahan Fatimiyah dan melambangkan harapan serta cahaya iman.
10. Aljazair: Sup Chorba untuk Berbuka
Di Aljazair, berbuka puasa tidak lengkap tanpa sup Chorba. Sup ini mirip dengan Harira dan memiliki variasi khas bernama Chorba Friq yang menggunakan gandum pecah (frik) sebagai bahan utama.
11. Senegal: Tukang Panggil Sahur
Di Senegal, ada seseorang yang disebut Nafar, yang bertugas membangunkan masyarakat untuk sahur dengan memainkan genderang tradisional. Tradisi ini memastikan semua orang sempat makan sebelum memulai puasa.