SBY Ungkap Resep Bangkitkan Ekonomi Indonesia, Yakin Bisa Dilakukan Prabowo
JAKARTA, iNews.id - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan "resep rahasia" bagaimana Indonesia berhasil memulihkan ekonomi dari keterpurukan pasca-krisis. Hal itu diungkapkannya dalam acara bedah buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy" di KBRI Tokyo, Jepang, Jumat (7/3/2025).
Buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy" merupakan hasil wawancara mendalam dengan para akademisi Jepang, yang menggali pengalaman dan pemikiran SBY selama memimpin Indonesia di masa transisi demokrasi.
"Saat saya masuk tahun 2004, pertumbuhan ekonomi hanya 4 persen. Dalam setahun, kami berhasil menaikkannya menjadi 5,1 persen, dan itu terjaga selama 10 tahun," ujar SBY, dikutip Sabtu (8/3/2025).
SBY menjelaskan kondisi menantang yang dihadapinya saat itu. Ketika itu investasi rendah karena tidak ada stabilitas sosial, iklim investasi buruk, tidak ada kepastian hukum hingga kurangnya infrastruktur.
"Investment climate was so poor. Siapa mau investasi di Indonesia? Yang ada capital outflow, rupiah terguncang," tambahnya.
Hasil Timnas Vietnam vs Laos di Kualifikasi Piala Asia 2027: Golden Star Warriors Menang 5-0!
Dia kemudian mengungkapkan empat komponen utama yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Pertama yaitu meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Selanjutnya adalah meningkatkan belanja pemerintah, membuat ekspor mengalir dan meningkatkan investasi.
SBY optimistis, pemerintah Presiden Prabowo bisa mengatasi tantangan saat ini.
"Saya yakin pemerintah ini bisa, Presiden Prabowo bisa. Masih ada sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya politik maupun ekonomi, untuk mengatasi situasi dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi kita," katanya.
Sementara Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Ahmadi, menyoroti pencapaian ekonomi di era SBY. Pada kepemimpinan SBY, ekonomi disebut tumbuh rata-rata 6 persen, pengangguran turun dari 10 persen menjadi 5,7 persen, dan kemiskinan turun dari 16,7 persen menjadi 11 persen.
"Itu berarti kira-kira 8,6 juta orang pada periode Bapak SBY berhasil dikeluarkan dari kemiskinan," kata Dubes Heri.
Salah satu editor buku tersebut, Dr Wahyu Prasetiawan, juga menyoroti di masa SBY demokrasi dan pertumbuhan ekonomi berjalan seiringan. Hal itu merupakan prestasi yang harus dihormati.
"Pada masa SBY, kita melihat dolar itu Rp9.000. Setiap saya pergi ke bandara, orang yang pergi umrah itu banyak sekali. Sekarang kita nggak melihat itu," tambahnya.