Penuntut Ilmu Dijamin Rezekinya, Simak Penjelasannya
JAKARTA - Menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi setiap orang Islam. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم
Artinya: “Mencari ilmu diwajibkan bagi semua orang Islam.” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik r.a)
1. Kewajiban Menuntut Ilmu
Dai muda asal Cirebon, Ady Kurniawan Al Asyrofi menyebutkan, menuntut ilmu sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam, laki-laki ataupun perempuan. Ilmu yang dimaksud tidak hanya mengenai ilmu agama saja, melainkan semua ilmu juga perlu untuk dipelajari.
"Ada banyak keutamaan-keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang menyibukkan dirinya dalam menuntut ilmu. Mulai dari ditinggikannya derajat penuntut ilmu, dilimpahkan rezekinya, dimudahkannya jalan menuju surga, dan sebagainya," kata Ustadz Ady kepada Okezone, Rabu (29/1/2025).
Ia menjelaskan soal bagaimana Allah SWT menjamin rezeki para penuntut ilmu. Ini merupakan salah satu dari banyak keresahan.
"Ini masih banyak terjadi di zaman sekarang. Masih banyak orang-orang di luar sana yang masih ragu akan jaminan Allah SWT tentang rezeki para penuntut ilmu, sehingga keraguan mereka menyebabkan hilangnya motivasi dalam menuntut ilmu dengan alasan orang tua tidak mampu dan sebagainya," tuturnya.
2. Keutamaan Penuntut Ilmu, Dijamin Rezekinya
Lulusan Fakultas Ilmu Alquran di University of Alquranul Kariim, Ombudurman, Sudan ini mengatakan, salah satu keutamaan para penuntut ilmu adalah dijaminnya rezekinya oleh Allah SWT. Ini selaras dengan hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Haritsah, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ تَكَفَّلَ اللَّهُ بِرِزْقِهِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT menjamin penuntut ilmu akan rezekinya.” (kitab Mu'jam Al Kabir jilid 8 Bab 54 Hal 7347 dan kitab Jami' Bayan Al 'Ilm juz 1 hal 32)
Dalam hadis ini, Ustadz Ady menjelaskan, Allah SWT telah menjamin rezeki setiap orang yang menyibukkan dirinya dalam menuntut ilmu. Namun, ada satu hal yang perlu digarisbawahi.
"Maksud dari hadis ini adalah diberinya kemudahan terhadap para penuntut ilmu dalam mendapatkan rezeki, jadi walaupun rezeki seorang penuntut ilmu sudah dijamin oleh Allah SWT bukan berarti hanya diam saja dan menunggu rezeki datang dengan sendirinya," tuturnya.
Di sisi lain, para penuntut ilmu juga perlu berusaha dan ikhtiar untuk mendapatkannya. "Di situlah Allah akan mempermudah usahanya dalam mendapatkan rezekinya," katanya.
3. Semua Makhluk Dijamin Rezekinya
Tidak hanya penuntut ilmu yang dijamin rezekinya oleh Allah SWT, bahkan semua makhluk Allah SWT yang ada di dunia sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Hud ayat 6:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Artinya: "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezeki. Dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfud)". (QS. Hud: 6)
Dalam ayat ini dijelaskan bagaimana Allah SWT memberikan jaminan kepada seluruh makhluk Allah SWT yang ada di dunia. Mulai dari makhluk yang paling kecil hingga paling besar, mulai dari hamba yang taat hingga hamba yang selalu bermaksiat sekalipun.
"Bayangkan, dari sekian banyak hamba-hamba Allah SWT yang bermaksiat kepada-Nya sekalipun masih Allah berikan rezeki yang tak pernah mereka duga. Lalu bagaimana dengan penuntut ilmu yang selalu menyibukkan dirinya dengan ilmu?" katanya.
Ustadz Ady menjelaskan, tentu setiap orang sudah memiliki bagiannya sendiri. Jadi tidak akan ada rezeki yang tertukar. "Setiap orang pasti akan menerima semua bagiannya yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Bahkan seseorang tidak akan wafat kecuali dia sudah mendapatkan semua bagian rezekinya," ucapnya.
Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
Dan sungguh ar-ruhul amin (malaikat Jibril yang terpercaya) telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak akan mati satu jiwa sampai dia menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezeki, dan sekali-kali janganlah lambatnya rezeki menjadikan kalian mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidak akan diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan menaati-Nya." (HR. Al Baihaqi)
Jadi, yakinlah bahwasanya rezeki semua makhluk sudah Allah SWT atur dengan sedemikian rupa. Sehingga tidak perlu ada keraguan dalam hati kita seolah-olah kita ikut campur dalam mengatur rezeki dan menghakimi Tuhan atas kehendak-Nya.
Seseorang yang sedang mencari ilmu tidak perlu khawatir akan jaminan rezeki dari Allah SWT.
Seorang penuntut ilmu, menurutnya, haruslah lebih fokus dengan ilmu yang sedang ia cari, daripada memikirkan rezeki yang sebenarnya sudah Allah SWT tetapkan untuknya.
"Kita sebagai manusia biasa tidak akan pernah tahu bagaimana dan kapan Allah SWT memberikan rezekinya. Allah SWT tak mungkin ingkar dengan janji-Nya. Yang paling penting dan perlu kita lakukan adalah berusaha dengan cara yang baik dan berdoa, kemudian bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang sudah Allah SWT berikan kepada kita semua," katanya.
Allah berfirman:
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS: Ali Imran: 145)
Semoga Allah memberikan kita rezeki yang berkah dan banyak sehingga harta tersebut bermanfaat untuk kita dan kaum muslimin.
Wallahu a'lamu bisshowwab.