Peneliti Klaim Pecahkan Misteri Hilangnya Kapal dan Pesawat di Segitiga Bermuda, Ini Penjelasannya

Peneliti Klaim Pecahkan Misteri Hilangnya Kapal dan Pesawat di Segitiga Bermuda, Ini Penjelasannya

Terkini | okezone | Senin, 16 Desember 2024 - 19:52
share

JAKARTA Selama beberapa dekade, Segitiga Bermuda telah menjadi misteri yang memicu ketakutan dan ketertarikan banyak orang. Wilayah perairan yang merupakan bagian dari Samudera Atlantik itu diyakini sebagai sumber dari puluhan kasus hilangnya benda-benda seperti pesawat terbang dan kapal.

Lebih dari 50 kapal dan 20 pesawat dikatakan telah menghilang di wilayah Segitiga Bermuda, yang membentang dari pesisir Florida hingga Bermuda dan kepulauan Antilles Besar. Ini berarti rata-rata empat pesawat dan 20 kapal menghilang tanpa jejak di zona tersebut setiap tahun.

Kasus-kasus yang tak dapat dijelaskan ini memunculkan teori konspirasi mengenai penyebabnya. Alien hingga keberadaan kota yang hilang, Atlantis menjadi beberapa hal yang disebut-sebut sebagai penyebab fenomena tersebut.

Namun, para ahli juga telah mengemukakan beberapa hipotesis yang lebih kredibel terkait fenomena dan kasus-kasus ini.

Pada 2017 ilmuwan Australia Karl Kruszelnicki mengklaim telah "memecahkan" misteri Segitiga Bermuda. Ia menepis anggapan bahwa ada unsur supranatural yang berperan, dan menyebut kesalahan manusia, cuaca buruk, dan volume lalu lintas yang tinggi sebagai penyebab terjadinya kasus-kasus hilangnya kapal dan pesawat di wilayah tersebut.

Lokasinya dekat dengan garis khatulistiwa, dekat dengan bagian dunia yang makmur, Amerika, jadi lalu lintasnya padat, kata Kruszelnicki kepada news.com.au.

Segitiga Bermuda (juga dikenal sebagai Segitiga Setan) memang merupakan salah satu jalur pelayaran yang paling banyak dilalui di dunia, dengan kapal-kapal yang melewatinya untuk mencapai pelabuhan di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Karibia.

Meskipun hilangnya pesawat atau kapal apa pun merupakan tragedi, pada kenyataannya, jumlah pesawat yang hilang di Segitiga Bermuda sama dengan jumlah pesawat di mana pun di dunia berdasarkan persentase, kata Dr. Kruszelnicki, mengutip perusahaan asuransi Lloyds of London dan Penjaga Pantai AS.

Sederhananya, bepergian melalui area yang terkenal ini tidak lebih berisiko daripada melewati bagian dunia lain yang sibuk.

Namun, para skeptis akan terus berpegang pada teori yang lebih menarik, termasuk bahwa gelombang udara yang berbahaya berada di balik hilangnya benda-benda tersebut.

Para ilmuwan mengemukakan hipotesis ini dalam dokumenter Channel 5 The Bermuda Triangle Enigma, dengan mengklaim bahwa kondisi di zona tersebut tepat untuk gelombang jahat besar.

Ada badai di selatan dan utara, yang datang bersamaan, jelas ahli kelautan Universitas Southampton Simon Boxall. Dan jika ada badai tambahan dari Florida, itu bisa menjadi formasi gelombang jahat yang berpotensi mematikan.

Gelombang jahat jenis ini bisa mencapai sekira 30 meter (100 kaki) tingginya, yang setara dengan gelombang terbesar yang pernah tercatat tsunami setinggi 100 kaki yang dipicu oleh gempa bumi dan tanah longsor di Teluk Lituya Alaska pada 1958, demikian dilaporkan HuffPost.

Menurut Encylopedia Britannica, laporan kejadian yang tidak dapat dijelaskan di Segitiga Bermuda dimulai pada pertengahan abad ke-19 ketika beberapa kapal ditemukan terbengkalai tanpa alasan yang jelas, sementara yang lain tidak mengirimkan sinyal bahaya tetapi tidak pernah terlihat atau terdengar lagi.

Mungkin insiden paling terkenal yang terkait dengan area tersebut adalah hilangnya Penerbangan 19, yang terjadi pada Desember 1945 dan menyebabkan lima pesawat pengebom torpedo Avenger Angkatan Laut AS menghilang selama misi pelatihan.

Setelah berangkat dari Fort Lauderdale, Florida, pesawat tersebut dilaporkan mengalami malfungsi kompas dan menjadi bingung, yang menyebabkan mereka menghilang.

Namun, Kruszelnicki menepis anggapan, yang diajukan pada 1964, bahwa insiden tersebut membuktikan bahwa Segitiga Bermuda "adalah tempat terjadinya penghilangan yang jumlahnya jauh melampaui hukum peluang."

Dia mencatat bahwa Penerbangan 19 lepas landas dalam kondisi cuaca buruk, dengan gelombang setinggi 15 meter (49 kaki) menghantam di bawah pesawat.

Kruszelnicki menambahkan bahwa satu-satunya pilot yang benar-benar berpengalaman dalam penerbangan itu adalah pemimpinnya, Letnan Charles Taylor, dan kesalahan manusianya mungkin berperan dalam tragedi itu.

(Dia) tiba dalam keadaan mabuk, terbang tanpa arloji, dan memiliki riwayat tersesat dan menjatuhkan pesawatnya dua kali sebelumnya, demikian ilmuwan itu menjelaskan.

Lebih jauh, transkrip radio yang direkam sebelum patroli itu menghilang mengungkapkan bahwa Letnan Taylor telah kehilangan arah dan memerintahkan patroli itu untuk terbang ke timur tanpa sengaja membawa mereka lebih jauh ke perairan dalam Atlantik.

Pada akhirnya, tidak masalah apa yang dikatakan para ahli. Bagi sebagian orang, legenda seperti Segitiga Bermuda akan selalu menarik. Bagaimanapun, misteri dan intrik jauh lebih menarik daripada kebenaran yang biasa: bahwa manusia membuat kesalahan dan Anda tidak dapat mempercayai cuaca.

Topik Menarik