Pilu, Ibu Hamil 7 Bulan  Ini Berjuang di Tenda Pengungsian Cihara dengan Kondisi Tak Layak!

Pilu, Ibu Hamil 7 Bulan Ini Berjuang di Tenda Pengungsian Cihara dengan Kondisi Tak Layak!

Terkini | pandeglang.inews.id | Minggu, 8 Desember 2024 - 13:00
share

LEBAK, iNewsPandeglang.id Kondisi sulit tengah dialami oleh Juni, seorang ibu hamil 7 bulan yang terpaksa tinggal di pengungsian akibat tanah bergerak yang menghancurkan rumahnya di Kampung Curug Bandung, Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara, Lebak, Banten. Sejak bencana tanah bergerak yang terjadi akibat hujan deras selama lebih dari empat hari, Juni dan keluarga harus meninggalkan rumah mereka yang kini tak lagi aman untuk dihuni.

Juni mengungkapkan, kondisi di pengungsian sangat tidak nyaman. "Tidak enak banget, nggak nyaman," ujarnya ketika ditemui, Minggu (8/12/2024).

Ia mengeluhkan tidak adanya fasilitas yang memadai, terutama bagi ibu hamil seperti dirinya. "Kurang nyaman gitu, apalagi di tempat terbuka seperti ini," tambah Juni.

Saat malam hari, tenda pengungsian yang terbuka membuatnya kesulitan tidur, ditambah lagi dengan banyaknya nyamuk.

Sejak hari Selasa (2/12/2024) , Juni dan 90 warga lainnya mengungsi ke tenda pengungsian setelah rumah mereka hancur akibat pergeseran tanah. Tanah di sekitar kampung mereka sudah ambles sedalam satu meter, dan kondisi tersebut membuat rumah-rumah warga tak bisa lagi ditempati.

"Sudah tidak bisa ditinggalkan lagi, semuanya sudah pada pindah," ujar Juni.

Meskipun bantuan dari masyarakat datang dalam bentuk pangan dan pakaian, Juni mengaku belum ada bantuan khusus untuk ibu hamil dari pihak puskesmas. "Bantuan banyak, seperti sembako, tapi untuk ibu hamil belum ada," keluhnya.

Ia berharap pemerintah segera menyediakan tempat yang layak bagi pengungsi, terutama ibu hamil yang membutuhkan perhatian khusus.

Sebelumnya, Bencana tanah bergerak di Cihara mengakibatkan 21 rumah warga rusak parah dan 90 orang terpaksa mengungsi ke tenda-tenda darurat. Tanah di sekitar Kampung Curug Bandung amblas sedalam satu meter, sehingga warga tidak bisa kembali ke rumah mereka karena takut terjadi pergeseran tanah lebih lanjut.

Kondisi ini diperburuk oleh intensitas hujan yang masih tinggi hingga saat ini. Para pengungsi kini hidup dalam ketidakpastian, berharap pemerintah dapat segera memberikan solusi untuk tempat tinggal yang lebih layak.

Bagi Juni dan banyak ibu hamil lainnya di pengungsian, harapan besar kini tertuju pada bantuan dari pemerintah agar mereka bisa hidup dengan lebih nyaman dan aman di tengah bencana yang mengubah hidup mereka.

Topik Menarik