Kerja Sama Kemkomdigi dan Microsoft, ElevAIte Indonesia Latih 1 Juta Talenta Indonesia Terampil Gunakan AI

Kerja Sama Kemkomdigi dan Microsoft, ElevAIte Indonesia Latih 1 Juta Talenta Indonesia Terampil Gunakan AI

Terkini | okezone | Selasa, 3 Desember 2024 - 12:19
share

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Republik Indonesia bekerja sama dengan Microsoft meluncurkan ElevAIte Indonesia, sebuah inisiatif pelatihan kecerdasan buatan (AI) untuk melatih 1 juta  talenta Indonesia dan membekali mereka dengan keterampilan yang relevan di era transformasi digital. Program ini menjadi symbol kolaborasi multi-sektor untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global melalui pemanfaatan teknologi AI. 

ElevAIte Indonesia akan melibatkan mitra dari pemerintahan, industri, institusi pendidikan, dan komunitas. Program ini dirancang untuk menghubungkan talenta Indonesia dengan peluang baru yang tercipta dari teknologi AI, seperti peningkatan produktivitas, kreativitas, dan kualitas pekerjaan, serta percepatan inovasi yang bertanggung jawab.   

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid menekankan pentingnya pendekatan yang bijak dalam pemanfaatan teknologi, khususnya AI, yang semakin memengaruhi berbagai aspek kehidupan.

“Teknologi modern, seperti AI, menuntut kita semua, khususnya para pemimpin, untuk menjadi lebih bijak, sabar, dan akomodatif. Perkembangan AI memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga membawa tantangan yang harus dikelola dengan hati-hati,” ujar Meutya.

Lebih lanjut, Meutya menjelaskan bahwa kolaborasi, komunikasi, dan negosiasi adalah kunci untuk memastikan teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal dan bertanggung jawab. Melalui inisiatif seperti ElevAIte Indonesia, Meutya berharap dapat menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk memperkuat ekosistem nasional sambil tetap menjaga nilai-nilai etika dan kepentingan bersama. 

 

“Pemanfaatan AI tidak bisa dilakukan secara sepihak. Kita memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat,” tambahnya.

Program ElevAIte Indonesia menjadi salah satu contoh nyata dari pendekatan kolaboratif tersebut. Selain meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, program ini juga menjadi landasan bagi Indonesia untuk bersaing di tingkat global dan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.    

Inisiatif ini sangat penting mengingat meningkatnya kebutuhan keterampilan AI di dunia kerja, menurut laporan Work Trend Index yang dikeluarkan Microsoft dan LinkedIn pada awal 2024 ini. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa 69 pemimpin di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI, bahkan 76 cenderung merekrut kandidat dengan?pengalaman?kerja yang lebih sedikit namun?cakap dalam memnggunakan AI.

“ElevAIte Indonesia akan berfokus pada pembekalan keterampilan mengadopsi AI secara bertanggung jawab. Mulai dari menggunakan tools AI agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan dengan kualitas yang lebih baik, hingga mengembangkan solusi AI untuk menciptakan nilai tambah dan menjawab permasalahan nasional yang paling mendesak,” kata Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia. 

“Penting untuk diingat bahwa transformasi AI bukan hanya transformasi teknologi, melainkan transformasi nasional. Kami merasa terhormat dapat bermitra dengan Kemkomdigi dan segenap ekosistem nasional untuk memberdayakan talenta Indonesia,” tambahnya.

Guna mencapai target 1 juta pembekalan keterampilan AI bagi masyarakat Indonesia hingga tahun 2025 mendatang, implementasi ElevAIte Indonesia akan terbagi ke dalam lima pilar utama, dengan Biji-Biji Initiative dan Dicoding sebagai mitra pelatihan. Kelima pilar tersebut adalah:

  1. Menyiapkan lembaga pemerintah untuk mendorong kecakapan AI nasional. Pilar ini berfokus pada pemberian pelatihan keterampilan AI bagi aparatur sipil negara, penguatan kapabilitas keamanan siber di lembaga pemerintahan, dan inisiasi pelayanan publik berbasis AI. 
  2. Integrasi AI di industri strategis nasional. Pilar ini berfokus pada percepatan transformasi AI bagi pelaku industri Indonesia, mulai dari UMKM hingga enterprise, guna meningkatkan inovasi dan menciptakan nilai ekonomi AI baru.  
  3. Keterampilan AI dalam dunia pendidikan. Pilar ini berfokus pada revolusi pembelajaran dalam berbagai sistem pendidikan di Indonesia, pembekalan keterampilan AI bagi pendidik, dan pengembangan generasi developer baru di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki jumlah developer yang signifikan.

Laporan GitHub menunjukkan bahwa Indonesia merupakan rumah terbesar ketiga bagi komunitas?developer?GitHub di di kawasan Asia Pasifik, setelah India dan China. Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu dari lima komunitas?developer?terbesar di GitHub secara global pada 2026.

 

  1. Peningkatan keterampilan AI bagi komunitas: Pilar ini berfokus pada pemberian keterampilan AI bagi kelompok masyarakat yang kurang terlayani, kurang terwakili, dan termarginalkan secara digital. Termasuk di antaranya adalah perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat yang berada di daerah-daerah terpencil.

NUCare Global dan Microsoft Innovative Educator Expert merupakan mitra program ini, dengan lebih banyak mitra akan diumumkan secara terpisah.  

  1. Demokratisasi AI bagi setiap individu: Pilar ini hendak memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk belajar AI. Untuk itu, sebagai bagian dari ElevAIte Indonesia, Microsoft telah meluncurkan AI Skills Navigator, sebuah platform yang menyatukan seluruh konten pembelajaran dari Microsoft Learn dan LinkedIn Learning yang dapat mempermudah pengguna menemukan materi pembelajaran AI.

Menkomdigi kembali mengingatkan kata-kata Presiden Prabowo Subianto saat Pertemuan APEC 2024 di Peru, yang menekankan pentingnya keseimbangan dalam memanfaatkan teknologi.

“Teknologi memiliki kekuatan untuk membawa kemajuan luar biasa, tetapi juga dapat menghancurkan kehidupan manusia dengan sangat cepat. Oleh karena itu, kolaborasi, komunikasi, dan negosiasi adalah jalan terbaik. Kita harus menaati hukum dan aturan internasional, namun juga memahami kepentingan bersama,” tutupnya.

Topik Menarik