Perkuat Posisi di Peringkat Internasional, UI Dorong Mahasiswa Berdaya Saing Global
JAKARTA, iNews.id - Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan posisi sebagai kampus unggulan di Indonesia selama lima tahun berturut-turut. Tak hanya dalam negeri, UI terus memperkuat reputasi di kancah internasional melalui berbagai program yang mendorong mahasiswa agar dapat berdaya saing global.
Seperti yang dijelaskan oleh Sekretaris Universitas Indonesia, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D bahwa mahasiswa Universitas Indonesia memang dipersiapkan dan didorong untuk go global.
Hal tersebut diwujudkan dengan memberi berbagai kesempatan pengalaman belajar di luar perguruan tinggi dan program studinya. Misalnya, memfasilitasi para mahasiswa untuk mengikuti course berstandar internasional seperti Coursera. Disebutkan, hampir 1.000 mahasiswa mengikuti program tersebut di setiap tahunnya. UI juga memberi kesempatan mahasiswa mengakses program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Ini adalah program beasiswa dari pemerintah untuk belajar di luar negeri selama satu semester.
Dalam program ini, UI bahkan mendapat proporsi paling banyak di antara perguruan tinggi yang lain. “Mahasiswa sekarang bisa ikut course yang dibiayai oleh UI dan hasilnya untuk diri sendiri dan dihitung kredit pula. Jadi, anak-anak memang kita dorong untuk go global,” ujarnya.
Selain itu, UI memiliki program internasional joint degree dan double degree, menawarkan peluang emas bagi mahasiswa untuk belajar dan berkarier di luar negeri. Lulusan program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan reputasi internasional Universitas Indonesia.
UI juga secara konsisten berupaya menjaga hubungan baik dengan alumni sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan employer reputation dalam pemeringkatan perguruan tinggi. Dengan melibatkan alumni secara aktif, diharapkan dapat mempertahankan posisi UI sebagai salah satu universitas terbaik.
Seperti mengajak para alumni berkontribusi dalam mengembangkan kurikulum. “Setiap kali kita mengembangkan kurikulum, me-review kurikulum, salah satu stakeholder yang kita undang adalah alumni. Mana ilmu yang terpakai dan tidak terpakai, apa yang dibutuhkan saat bekerja. Masukan dari alumni menjadi hal yang sangat penting setiap kali kita melakukan curriculum review,” kata Agustin.
UI juga melibatkan alumni untuk membantu dalam proses praktik kerja atau praktik belajar di lapangan, hingga sebagai pengajar tamu. “Kontribusi alumni kepada UI adalah memberikan opportunity dan memberikan contoh untuk mahasiswa yang belum lulus,” ucapnya.
Sejak awal masa studi, UI telah membangun hubungan yang kuat dengan mahasiswanya. Dukungan yang diberikan tidak hanya terfokus pada kegiatan akademik, tetapi juga pada pengembangan diri melalui berbagai aktivitas ekstrakurikuler. Hal ini menunjukkan komitmen UI untuk terus menjalin hubungan erat dengan alumni.
“Untuk membangun karakter tidak bisa dipelajari di bangku kuliah saja, mereka harus berinteraksi, belajar organisasi, menjadi leader, punya followership. Nah kita sudah menyediakan puluhan UKM untuk mengasahnya. Itu semua kita sediakan, untuk melengkapi supaya nanti mereka keluar, karakternya jadi lengkap,” tuturnya.
Tak sampai di situ, UI juga menyiapkan mahasiswa untuk siap dilirik industri melalui Career Development Center (CDC). CDC ini berada di bawah Direktorat Pengembangan Karir Lulusan dan Hubungan Alumni UI (DPKHA) UI.
Career Development Center (CDC) UI berperan penting dalam mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja. Melalui berbagai program seperti job expo, fellowship, dan scholarship expo, CDC menghubungkan mahasiswa dengan industri dan organisasi, sehingga memperbesar peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
UI di Kancah Internasional
Berbagai program yang telah dijalankan untuk mendorong mahasiswa dapat berdaya saing global ini ikut berdampak pada posisi UI di kancah internasional. Salah satunya, peringkat UI yang terus menanjak di pemeringkatan internasional.
Di Asia, berdasarkan Quacquarelli Symonds Asia University Rankings (QS AUR) 2025, posisi UI naik dua peringkat dari posisi 48 ke 46. Sementara, lembaga pemeringkatan Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2025, menempatkan UI pada posisi 801-1.000 dari 2.902 universitas yang berasal dari 115 negara dan wilayah.
Dengan peringkat tersebut, UI terus membuktikan eksistensinya melalui berbagai pameran pendidikan internasional dengan melakukan pertemuan dan membangun koneksi. Tak sedikit yang mengajak UI terlebih dahulu untuk bekerja sama. Dikatakan Agustin, UI telah dua tahun berturut-turut ke Korea Selatan untuk ikut serta dalam pameran pendidikan.
Keikutsertaan dalam ajang pameran pendidikan internasional ini semakin memperkuat reputasi UI untuk memperluas jaringan perguruan tinggi. Terlebih, lembaga pemeringkatan internasional, baik QS dan THE WUR memiliki komponen penilaian pada segi reputasi universitas.
“Ini salah satu tugas saya membangun reputasi dan network UI di tingkat internasional. Saya sering menghadiri berbagai pertemuan internasional untuk memperkenalkan UI,” kata Agustin yang juga Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Untuk meningkatkan reputasi internasional, UI juga memfokuskan upaya pada program magister dan doktoral, baik untuk mahasiswa lokal maupun asing. Melalui program-program ini, UI berupaya meningkatkan produktivitas riset dan publikasi ilmiah, yang merupakan salah satu indikator penting dalam pemeringkatan universitas dunia.
“Karena yang dibaca dan disitasi orang dalam publikasi ilmiah ya berada di Q1. UI mengalokasikan dana hibah untuk dosen dan mahasiswa dalam menghasilkan jurnal untuk tingkat Q1. Kalau kita banyak publikasi tapi tidak top jurnal, itu tidak akan membuat peringkat kita meningkat,” tuturnya.
UI juga secara aktif belajar dari praktik terbaik perguruan tinggi di Jepang dan Amerika Serikat dalam menjembatani hasil penelitian dengan dunia industri. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa hasil penelitian tidak hanya bermanfaat bagi akademik, tetapi juga dapat diaplikasikan secara langsung oleh perusahaan.
Kini UI tengah fokus pada penelitian yang memiliki nilai komersial. Hasil penelitian tidak hanya berhenti pada publikasi ilmiah, tetapi juga ditujukan untuk menghasilkan produk nyata, seperti barang, jasa, atau rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pendapatan dari komersialisasi ini kemudian akan dialokasikan kembali untuk mendukung kegiatan pendidikan dan penelitian.
“Jadi, saat ini kita memang mengarahkan research-research kita pada dua hal itu. Research yang bisa menghilir dalam bentuk rekomendasi policy dan kebijakan, atau dalam bentuk barang ataupun jasa yang bisa di-monetize atau menghasilkan uang,” ujarnya.
Oleh karena itu, dalam lima tahun terakhir, UI telah fokus untuk menjadi universitas yang menjunjung tinggi semangat kewirausahaan. Dengan visi menjadi "entrepreneur university", UI secara aktif mendorong budaya kewirausahaan di lingkungan kampus. Hal ini direalisasikan melalui berbagai inisiatif, salah satunya adalah kerja sama dengan startup yang mendapatkan dukungan pendanaan dari UI.
Agar UI dapat terus meningkatkan peringkatnya di kancah internasional, dukungan penuh dari pemerintah sangatlah diperlukan. Pemerintah diharapkan melakukan penyesuaian terhadap regulasi yang mengatur Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) agar dapat bergerak lebih lincah dalam merespons dinamika global dan tantangan dalam dunia pendidikan tinggi.
Di tengah harapan adanya dukungan pemerintah, UI tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian. Dengan mencetak lulusan yang unggul dan berdaya saing global, UI siap menghadapi tantangan masa depan dan mempertahankan posisinya di kancah internasional.