Direstui Joe Biden , Ukraina Mulai Serang Rusia Dengan Rudal Jarak Jauh Buatan Amerika
iNewsPekanbaru.id - Militer Rusia mengklaim telah menembak jatuh lima dari enam rudal yang diluncurkan Ukraina. Puing salah satu rudal dilaporkan mengenai fasilitas militer, memicu kebakaran yang berhasil dipadamkan tanpa menimbulkan korban jiwa atau kerusakan besar. Sebaliknya, Ukraina mengklaim serangan itu berhasil menghancurkan depot senjata Rusia, menyebabkan ledakan sekunder yang signifikan.
Penggunaan ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 300 km, merupakan langkah strategis yang meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh Ukraina. Serangan ini memicu respons keras dari Moskow. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa penggunaan rudal ini menegaskan keterlibatan langsung AS dalam konflik dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut menjadikan Washington sebagai pihak kombatan.
Belajar Kecelakaan Mengerikan di Tol Cipularang, Sopir Truk Bakal Diwajibkan Ikut Sertifikasi
Presiden Rusia Vladimir Putin, pada hari yang sama, menandatangani doktrin nuklir baru yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata atom, sebuah langkah yang dianggap sebagai peringatan bagi AS dan sekutunya. Langkah ini, menurut Washington, adalah "retorika tidak bertanggung jawab yang sama dari Rusia."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai langkah Putin menunjukkan kurangnya niat damai. "Hari ini, mereka mempresentasikan strategi senjata nuklir, bukan strategi perdamaian. Putin jelas menginginkan perang," ujar Zelensky.
Sementara itu, Pentagon mengumumkan persetujuan penjualan peralatan dan layanan militer senilai USD100 juta untuk Ukraina. Denmark juga memberikan sumbangan tambahan sekitar USD138 juta untuk mendukung industri pertahanan Ukraina.
Musim Dingin dan Ketegangan Baru
Di lapangan, pasukan Rusia melanjutkan serangan perlahan di Ukraina timur dan mengklaim merebut pemukiman baru. Bersamaan dengan itu, serangan udara terhadap infrastruktur listrik Ukraina kembali intensif. Serangan terbesar sejak Agustus dilakukan pada Minggu, menargetkan sistem tenaga listrik saat musim dingin semakin dekat.
Kyiv tetap teguh menuntut penarikan penuh pasukan Rusia dari semua wilayah yang diduduki dan jaminan keamanan Barat setara dengan keanggotaan NATO. Sementara Moskow bersikeras Ukraina menghentikan ambisi bergabung dengan NATO dan menarik pasukan dari wilayah yang dianggap Rusia telah dianeksasi.
Analisis
Penggunaan ATACMS oleh Ukraina menandai babak baru dalam perang ini, menunjukkan peningkatan dukungan militer dari Barat. Namun, langkah ini juga membawa risiko eskalasi yang lebih besar, dengan ancaman pembalasan Rusia dan ketegangan nuklir yang semakin nyata. Dunia kini menantikan bagaimana perkembangan konflik ini, terutama dengan pemerintahan baru di AS yang dipimpin oleh Donald Trump yang sebelumnya mengisyaratkan pendekatan berbeda terhadap konflik Ukraina.