6 Amalan Jadi Magnet Rezeki Perlu Anda Ketahui dan Amalkan Sekarang
PAMULANG, iNewsTangsel.id - Amalan untuk dimudahkan mendapatkan rezeki berikut ini bisa Anda amalkan meski sejatinya rezeki setiap hamba sudah diatur dan ditetapkan oleh Allah Ta'ala.
Sementara usaha manusia disertai doa dan amalan adalah ikhtiar untuk menjemput rezeki tadi. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai ikhtiar meraih rezeki menurut Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal yakni:
Pertama: Istighfar
Istighfar adalah sebuah permohonan ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Dalam bahasa Arab, "istighfar" berasal dari kata "ghfara" yang berarti "menutupi" atau "mengampuni".
Allah Ta’ala berfirman,
ÙÙÙÙÙÙت٠اسÙتÙغÙÙÙرÙÙا رÙبÙÙÙÙ٠٠إÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙ٠غÙÙÙÙارÙا (10) ÙÙرÙسÙÙ٠اÙسÙÙÙ Ùاء٠عÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù Ù ÙدÙرÙارÙا (11) ÙÙÙÙÙ ÙدÙدÙÙÙ٠٠بÙØ£ÙÙ ÙÙÙاÙÙ ÙÙبÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙجÙعÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠جÙÙÙÙات٠ÙÙÙÙجÙعÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠أÙÙÙÙÙارÙا (12)
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
Terdapat sebuah atsar dari Hasan Al Bashri rahimahullah yang menunjukkan bagaimana faedah istighfar yang luar biasa.
Ø£ÙÙÙ٠رÙجÙÙÙا Ø´ÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙجÙدÙب ÙÙÙÙاÙ٠اÙسÙتÙغÙÙÙر٠اÙÙÙÙÙ Ø ÙÙØ´ÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ٠آخÙر اÙÙÙÙÙÙر ÙÙÙÙاÙ٠اÙسÙتÙغÙÙÙر٠اÙÙÙÙÙ Ø ÙÙØ´ÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ٠آخÙر جÙÙÙا٠بÙسÙتÙاÙÙ ÙÙÙÙاÙ٠اÙسÙتÙغÙÙÙر٠اÙÙÙÙÙ Ø ÙÙØ´ÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ٠آخÙر عÙدÙ٠اÙÙÙÙÙÙد ÙÙÙÙاÙ٠اÙسÙتÙغÙÙÙر٠اÙÙÙÙÙ Ø Ø«ÙÙ Ù٠تÙÙÙا عÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ°ÙÙ٠اÙÙØ¢ÙÙØ©
“Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al-Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian setelah itu Al-Hasan Al-Bashri membacakan surat Nuh di atas. (Riwayat ini disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar di Fath Al-Bari, 11: 98)
Kedua: Silaturahmi
Silaturahmi adalah tindakan menyambung atau mempererat tali persaudaraan, terutama dengan keluarga dan kerabat. Kata ini berasal dari bahasa Arab, "silat" yang berarti hubungan dan "rahim" yang berarti kasih sayang atau kekeluargaan.
Dalam Islam, silaturahmi memiliki makna yang sangat penting dan dianjurkan.
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin Optimis Target Produksi Gabah Kering Giling 2024 Bisa Tercapai
Silaturahim adalah menjalin hubungan dengan kerabat yang pernah putus atau terus menjalin yang telah selama ini ada.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ù ÙÙ٠سÙرÙÙÙ٠أÙÙÙ ÙÙبÙسÙØ·Ù ÙÙÙÙ ÙÙ٠رÙزÙÙÙÙÙ Ø ÙÙØ£ÙÙÙ ÙÙÙÙسÙØ£Ù ÙÙÙÙ ÙÙ٠أÙØ«ÙرÙÙÙ Ø ÙÙÙÙÙÙصÙÙ٠رÙØÙÙ ÙÙÙ
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557).
Kata Imam Nawawi dilapangkan rezeki adalah diluaskan atau diperbanyak rezekinya. Juga bisa maksudnya adalah Allah berkahi rezekinya. (Syarh Shahih Muslim, 16: 104)
Ibnu Hajar dalam Al-Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak.”
Ketiga: Perbanyak Sedekah
Saksikan Langsung Debat Ketiga Pilkada Jakarta, Ahmad Muzani: Insya Allah Pak Ridwan Kamil Menang
Sedekah adalah tindakan memberikan sebagian harta atau benda kepada orang lain secara sukarela dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Islam, sedekah memiliki kedudukan yang sangat mulia dan dianjurkan bagi setiap muslim.
Allah Ta’ala berfirman,
ÙÙÙ٠إÙÙÙ٠رÙبÙÙÙ ÙÙبÙسÙط٠اÙرÙÙزÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙØ´Ùاء٠٠ÙÙ٠عÙبÙادÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙدÙر٠ÙÙÙÙ ÙÙÙ Ùا Ø£ÙÙÙÙÙÙÙتÙÙ Ù Ù ÙÙÙ Ø´ÙÙÙØ¡Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ®ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙر٠اÙرÙÙازÙÙÙÙÙÙ
“Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ù Ùا ÙÙÙÙصÙت٠صÙدÙÙÙØ©Ù Ù ÙÙÙ Ù ÙاÙÙ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2588)
Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran:
Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Secara inderawi dan realita bisa dirasakan.
Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak. (Syarh Shahih Muslim, 16: 128)
Keempat: Bertakwa kepada Allah
Bertakwa kepada Allah adalah sikap hati yang selalu berusaha untuk taat dan patuh kepada perintah Allah SWT, serta menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang bertakwa senantiasa memiliki kesadaran bahwa Allah SWT selalu melihat dan mengawasi segala perbuatannya.
Allah Ta’ala berfirman,
ÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙتÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙجÙعÙÙÙ ÙÙÙÙ Ù ÙØ®ÙرÙجÙا , ÙÙÙÙرÙزÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ ØÙÙÙØ«Ù ÙÙا ÙÙØÙتÙسÙبÙ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan kita penjelasan menarik mengenai pengertian takwa. Beliau rahimahullah berkata,
“Takwa adalah seseorang beramal ketaatan pada Allah atas cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan mendekatkan diri pada Allah selain dengan menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah. Allah Ta’ala berfirman,
ÙÙÙ Ùا تÙÙÙرÙÙب٠إÙÙÙÙÙ٠عÙبÙدÙ٠بÙØ´ÙÙÙء٠أÙØÙبÙ٠إÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ ÙÙا اÙÙتÙرÙضÙت٠عÙÙÙÙÙÙÙ Ø ÙÙÙ Ùا ÙÙزÙاÙ٠عÙبÙدÙÙ ÙÙتÙÙÙرÙÙب٠إÙÙÙÙÙ٠بÙاÙÙÙÙÙÙاÙÙÙÙ ØÙتÙÙ٠أÙØÙبÙÙÙÙ
“Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Aku cintai. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya.” Inilah hadits shahih yang disebut dengan hadits qudsi diriwayatkan oleh Imam Bukhari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 10: 433)
Kelima: Haji dan Umrah
Haji dan Umrah: Ibadah Suci Menuju Allah
Haji dan umrah adalah dua ibadah utama dalam Islam yang melibatkan perjalanan ke kota suci Mekkah. Meskipun keduanya memiliki kesamaan, terdapat perbedaan penting antara keduanya.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تÙابÙعÙÙا بÙÙÙÙ٠اÙÙØÙجÙÙ ÙÙاÙÙعÙÙ ÙرÙØ©Ù ÙÙØ¥ÙÙÙÙÙÙÙ Ùا ÙÙÙÙÙÙÙÙاÙ٠اÙÙÙÙÙÙر٠ÙÙاÙØ°ÙÙÙÙÙب٠ÙÙÙ Ùا ÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙر٠خÙبÙث٠اÙÙØÙدÙÙدÙ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak.” (HR. An-Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1: 387. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Keenam: Perbanyak Doa Minta Rezeki
Doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia menyatakan:
Setiap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Shubuh, setelah salam, beliau membaca do’a berikut,
اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠إÙÙÙÙ٠أÙسÙØ£ÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙ Ùا ÙÙاÙÙعÙا ÙÙرÙزÙÙÙا Ø·ÙÙÙÙبÙا ÙÙعÙÙ ÙÙÙا Ù ÙتÙÙÙبÙÙÙÙا
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Juga do’a lainnya dari hadits ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan doa berikut,
اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠اÙÙÙÙÙÙ٠بÙØÙÙاÙÙÙÙ٠عÙÙÙ ØÙرÙا٠ÙÙÙ ÙÙØ£ÙغÙÙÙÙÙ٠بÙÙÙضÙÙÙÙ٠عÙÙ ÙÙÙ٠سÙÙÙاÙÙ
Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.
Artinya:
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)