Tokoh Muslim AS Pendukung Trump Kecewa dengan Susunan Kabinet, Diisi Politisi Pro-Israel
WASHINGTON, iNews.id - Para tokoh Muslim Amerika Serikat yang mendukung Donald Trump dalam Pilpres AS 2024 kecewa dengan nama-nama anggota kabinet serta posisi lain yang akan mengisi pemerintahan. Beberapa nama yang ditunjuk Trump diketahui sebagai pro-Israel.
"Trump menang karena kami dan kami tidak suka dengan penunjukan Menteri Luar Negeri dan lainnya," kata Rabiul Chowdhury, pendukung Trump yang juga pendiri Muslims for Trump, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (16/11/2024).
Nama lain yang dikecam kelompok Muslim AS adalah Mike Huckabee, mantan gubernur Arkansas dan tokoh konservatif yang ditunjuk sebagai Duta Besar AS untuk Israel. Dia mendukung pendudukan Israel di Tepi Barat.
Trump juga menunjuk anggota DPR dari Partai Republik Elise Stefanik sebagai Duta Besar AS untuk PBB.
Dia pernah menyebut PBB sebagai kolam antisemitisme karena mengutuk pembantaian di Gaza oleh Israel.
"Tampaknya pemerintahan ini diisi sepenuhnya kaum neokonservatif dan orang-orang yang sangat pro-Israel dan pro-perang," kata Rexhinaldo Nazarko, direktur eksekutif American Muslim Engagement and Empowerment Network.
Dia menyebut penunjukan orang-orang tersebut merupakan bentuk kegagalan pihak Trump untuk memilih gerakan pro-perdamaian dan antiperang.
Saat kampanye Pilpres AS 2024 Trump meminta dukungan kelompok Muslim di Michigan. Saat itu Trump memuji mereka sebagai orang cerdas dan mendambakan perdamaian.
Trump mengaku bisa memahami perasaan umat Islam yang marah dengan cara pemerintahan Joe Biden menangani masalah Gaza. Oleh karena itu dia meminta dukungan dalam pilpres mendatang.
"Muslim memilih Trump, Muslim memilih Trump, bagaimana dengan itu?" ujarnya.
“Mereka ingin perdamaian. Mereka benar-benar menginginkannya. Mereka tidak ingin berada dalam perang. Mereka sangat cerdas,” katanya, menambahkan.
Trump juga menyinggung capres Kamala Harris yang dianggapnya gagal dalam memahami aspirasi umat Islam. Dia paham Muslim Michigan kecewa dengan Harris.
Meski demikian tak semua kelompok Muslim AS mendukung Trump dalam pilpres lalu. Bahkan mereka juga tidak mendukung Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat.