Kisah Perjuangan Prajurit TNI, Hapus Jejak Nestapa jadi Semringah di Pedalaman Timor

Kisah Perjuangan Prajurit TNI, Hapus Jejak Nestapa jadi Semringah di Pedalaman Timor

Terkini | ttu.inews.id | Senin, 4 November 2024 - 16:40
share


SOE, iNewsTTU.id-- Pantulan sinar matahari menembus awan terasa menyengat kulit, angin bertiup kencang menerbangkan debu tepat di pertengahan musim kemarau pada bulan Oktober tahun ini.

Satu persatu helai daun pepohonan mengering diterpa angin mulai jatuh berseliweran seakan menyambut kedatangan penulis di sepanjang jalan menuju Desa Hane, sebuah kampung di pedalaman Pulau Timor, tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.

Di tengah terik siang, seorang pria berkulit sawo matang tampak terus bekerja tanpa henti. Jari jemari menggenggam erat sebuah sekop sambil mengaduk adonan semen bercampur pasir tak jauh dari pemukiman penduduk.

Suara sekop yang menghantam pasir berpadu dengan desiran angin, dan hawa panas menambah suasana yang terus membakar semangatnya di siang itu.

Sesekali, pria fisik kekar ini mengusap butiran peluh yang mengucur deras di kening menggunakan kaos hijau kebangaan, kaos kenangan terakhir yang ia bawa dari Lebanon. Dia adalah Serda Ronaldus Fallo.

Serda Ronaldus Fallo adalah anggota Kodim 1621 TTS. Serda Ronaldus tidak sendiri, ia bersama 130 Personel TNI-AD, TNI-AU dan TNI-AL ditugaskan melalui program TNI Manunggal Membangun Desa ke-122 Tahun 2024 untuk mengubah wajah Desa Hane setara dengan wilayah lainnya di Indonesia.

Ratusan personel TNI ini mulai merubah wajah Desa Hane lebih baik mulai dari sarana pendidikan, pertanian, sanitasi, hingga fasilitas penampungan air bersih.

Di balik senyumnya yang jarang terlihat, ada keteguhan hati yang tak tergoyahkan. Hari demi hari, ia terus melangkah, berjuang bersama prajurit lainnya demi masa depan masyarakat Desa Hane yang lebih baik.

Saat ditemui penulis siang itu, Sersan Dua Ronaldus dibantu prajurit TNI lainnya dan masyarakat setempat sedang membangun sebuah bak penampung air bersih dengan ukuran lebar 2 meter, panjang 3 meter dan tinggi 2,20 meter.

Bak penampung air bersih ini merupakan salah satu sasaran program TNI Manunggal Membangun Desa yang berlangsung di Desa Hane, sejak 2 Oktober 2024.

Sersan Ronaldus mengisahkan, Air dari bak penampung ini akan ambil dari sumber air Niufleu yang ada di bawah pemukiman penduduk yang sulit dijangkau.

Menurutnya, air ini akan dialirkan dari lembah Niufleu ke atas Pemukiman penduduk berjarak 3, 5 kilometer menggunakan teknologi sederhana tanpa listrik yang biasa dikenal dengan pompa hidram.

"Sumber air yang dialirkan ke dalam bak ini berasal dari Niufleu yang berada pada jarak sekira 3, 500 meter dengan bak penampung yang terletak di Dusun A, Desa Hane,"beber Serda Ronaldus.

Antusias ratusan warga Desa hane dan TNI, Satgas TMMD ke-122 lakukan pengecoran lapangan Volley. Foto: iNewsTTU.id/Sefnat Besie

Berbekal pengalamannya 5 kali menyukseskan program TMMD mulai dari wilayah Flores, Kupang hingga Timor Tengah Selatan, Pria yang pernah ikut pasukan garuda 23 K (Pasukan Perdamaian PBB) di Lebanon, Tahun 2016-2017 terus berjuang melalui TMMD membangun tanah kelahirannya.

Kegigihannya dibalut perjuangan keras dalam menyukseskan sasaran TMMD kali ini sebab sebagai Babinsa di Wilayah binaannya, ia tau betul keluhan dan kekurangan yang sering dihadapi oleh warga setiap tahun khususnya air bersih.

Menurutnya, air bersih di Desa ini memang menjadi barang yang langka, masyarakat harus berjuang keras mendapatkan air, sering kali berjalan berkilo-kilometer hanya untuk memperoleh satu jeriken air berukuran 5 liter.

"Untuk mendapatkan air bersih di kampung ini memang sulit, masyarakat harus rela jalan jauh ke sumber air yang kadang tersisa endapan lumpur," kisah Prajurit TNI berpangkat Sersan Dua ini.

Prajurit TNI ini hadir bukan hanya sebagai pelindung Negara, tapi juga sebagai pilar yang menopang impian masyarakat kecil, menyalurkan air bersih yang berarti kehidupan baru.

Setidaknya, sebagai TNI ia bersama rekannya berjuang menghapus jejak panjang derita warga dari kesulitan memperoleh air bersih.

Matahari terus condong ke arah barat menuju peradaun, beberapa bocah berseragam merah putih, menyusuri jalan setapak yang membekas sepanjang 5 kilometer tanpa alas kaki sambil membawa jeriken berisi air bersih.

Beberapa siswa bergegas melanjutkan perjalanan sambil memegang erat wadah jeriken berisi air sedangkan Richard, salah satu bocah berseragam SD masih meladeni pertanyaan penulis tentang dari mana ia mengambil air bersih.

"Kami ambil air di kali Lalip, setiap pagi kami bawa jeriken jadi saat pulang sekolah begini kami bawa untuk siapkan memang untuk mandi pagi ke sekolah,"ungkap Richard, salah satu siswa SD Inpres Tae Timu kepada penulis siang itu.

Richard mengaku kadang terlambat ke sekolah lantaran harus mengambil air terlebih dahulu untuk kebutuhan di rumah sebelum ke sekolah. Ungkapan polos bocah SD ini adalah gambaran kehidupan warga Desa Hane sejak turun temurun dalam mendapatkan air bersih.

Kondisi itu diperparah lagi dengan jarak dari sekolah ke rumah dan sebaliknya yang cukup melelahkan karena ketiadaan kendaraan angkutan di wilayahnya masih masih tertolong daerah terpencil.

Melalui TMMD, Serda Ronaldus Fallo dan rekan-rekannya telah mencatatkan kisah pengabdian, di mana semangat untuk negeri tak lekang oleh panas atau lelah.


Muncul 4 Tahun Sekali, TMMD Bawa Angin Segar Bagi 782 KK di Desa Hane

Masuknya program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Tahun 2024 ke Desa Hane menjadi angin segar bagi 782 Kepala Keluarga, (KK) dengan jumlah jiwa 3.012 orang yang tersebar di empat Dusun yakni Dusun A, B, C dan Dusun D.

Bagi warga setempat, Program ini empat tahun sekali mereka dengar, namun tidak semua Desa Beruntung mendapatkan Program dari TNI-AD tersebut.

Lantaran menjadi hal yang telah mereka nantikan untuk itu ratusan warga, kakek nenek, tua muda, ibu-ibu, para pemuda rela menghentikan sementara pekerjaan pokok sebagai petani lahan kritis, mereka bahu-membahu memindahkan material batu, pasir dan semen bersama prajurit TNI mendekati lokasi TMMD agar mempermudah proses pengerjaan bak penampung air dan rehab bangunan Sekolah Dasar.

Kepala Desa Hane Sergius Paulus Faot mengaku masyarakat telah menanti program ini sejak lama, bahkan terakhir ia dengar Program ini masih dengan nama ABRI Masuk Desa, (AMD) namun sekarang sudah berubah nama menjadi TNI Manunggal Membangun Desa, (TMMD).

Baginya, TMMD ini sangat membantu pembangunan di wilayahnya dari segi sarana pendidikan dan sarana air bersih yang selama ini menjadi tantangan utama yang kerap dihadapi oleh masyarakat.

Khusus pembangunan sarana air bersih adalah hal yang ditunggu-tunggu karena karena 782 Kepala Keluarga, (KK) harus mengambil air bersih di kali Lalip yang berbatasan dengan Desa tetangga yakni Desa Boenlutu dengan jarak sekira 5 kilometer.

Menurutnya, bila hanya mengandalkan Dana Desa untuk membangun infrastruktur air maupun rehab fasilitas pendidikan tentunya tidak mampu untuk merubah wajah desanya setara dengan wilayah desa lain yang sudah maju pesat.

"kami sangat berterimakasih kepada TNI karena melalui program ini, fasilitas air bersih sudah dekat, sebelumnya masyarakat ambil di jarak 5 KM, dan fasilitas pendidikan di desa saya mulai berubah lebih baik dan setara dengan wilayah lainnya,"ungkap sang kades.

Sergius pun senang karena melalui TMMD, selain wajah Desanya menjadi cantik, banyak hal positif yang masyarakatnya ambil di antaranya disiplin waktu dan juga budaya gotong royong kembali aktif.

"Selanjutnya kami minta kalau bisa setiap tahun ada program TMMD karena kami di TTS empat tahun sekali, yang berikut, kami senang karena bisa mengajarkan masyarakat dalam hal disiplin waktu dan budaya gotong royong,"tambahnya.

Dukung TMMD ke-122, Pemda TTS Hibahkan Dana 1 Miliar Rupiah


Secara Geografis, wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, memiliki luas wilayah sekitar 3.955,36 kilometer persegi. Wilayah ini terdiri dari 32 kecamatan, 266 desa, dan 12 kelurahan.

Pada bagian selatan, Kabupaten TTS berbatasan dengan Laut Australia, sedangkan bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara bahkan berbatasan dengan distrik Oekusi Negara Timor Leste.

Luasnya wilayah ini menyebabkan pembangunan tidak merata, apalagi di daerah yang terpencil, terbelakang dan terisolir. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah, (PAD) yang tergolong kecil tentunya tidak mampu membangun semua infrastruktur.

Pj. Bupati Timor Tengah Selatan Seperius Edison Sipa saat membuka Kegiatan TMMD ke-122 Awal Oktober lalu memberikan apresiasi kepada TNI, sebab melalui program ini, pemerintah daerah bisa menghemat anggaran pembangunan sejumlah fasilitas publik.

Pumerintah Daerah pun tak tanggung-tanggung menghibahkan dana 1 miliar rupiah berkolaborasi dengan dana dari Mabes TNI Angkatan Darat untuk mendukung suksesnya program TMMD.

Ia mencontohkan, jika dana tersebut dikelola oleh pemda bersama pihak ketiga (kontraktor), maka belum tentu dana tersebut cukup untuk membiayai 7 sasaran fisik dan 4 sasaran tambahan dalam TMMD ke 122 di Desa Hane.

Pj Bupati TTS berharap pembangunan beberapa fasilitas publik, melalui TMMD Ke-122 ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kolaborasi antara TNI dan rakyat.

Kolaborasi warga dan TNI Kodim 1621/TTS saat bangun Gedung Pendidikan Anak Usia Dini, (PAUD) Roti Hidup. di Desa Hane. Foto: Istimewa

Komandan Kodim 1621/TTS, Letkol Inf. Sobirin merincikan sasaran TMMD di Desa ini adalah Pembuatan lapangan footsal/volley ukuran 25 x 16.5 m, Rehab 2 ruangan SD Inpres Tae Timu ukuran 8 x 6 m, rehab 2 ruangan SD Negeri Topi Banam ukuran 8 x 6 m pembangunan gedung UKS SD Negeri Hane ukuran 7 x 6 m, Pembuatan gedung PAUD Roti Hidup ukuran 10 x 7,5 m.

Letkol Sobirin menjelaskan untuk sasaran rehab Sekolah Dasar, memang sangat dinanti-nantikan karena bangunan sekolah seperti tembok dan atap serta rangka atap sudah sangat memprihatinkan termakan usia.

"Sasaran rehab bangunan pada dua Sekolah Dasar ini memberikan dampak serta manfaat bagi 500 anak siswa Sekolah Dasar Inpres Tae Timu dan SDN Topi Banam, setidaknya mereka merasa nyaman saat belajar,"ungkap Mantan Pabandya-1/Progren RB Spaban VII/RB Srenad, Jakarta

Ada juga sasaran lain yakni pembuatan bak penampung air bersih dengan ukuran 2 x 3 m, Penghijauan /penanaman pohon di atas lahan seluas 1,5 Ha, Pembuatan Jambanisasi (MCK) 2 Unit, Ketahanan Pangan 2 Ha/Penanaman Bibit cabai serta pembagian 100 paket atasi stunting.

"Sejumlah sasaran fisik tersebut merupakan usulan dari masyarakat setempat, selanjutnya TNI-AD melalui Kodim TTS mengutamakan skala prioritas seperti rehab bangunan SD yang sudah rusak dan juga pembangunan Bak penampung air yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat Desa Hane,"ungkap Letkol Sobirin.

Selain sasaran fisik, Kodim TTS juga melaksanakan sasaran non fisik seperti, Penyuluhan Bela Negara/Wasbang, Penyuluhan pertanian, Penyuluhan peternakan, Penyuluhan Kamtibmas dan Narkoba, Penyuluhan UU No. 6 tentang desa, Penyuluhan KB dan pelayanan masyarakat.

Selanjutnya, Penyuluhan peran pemberdayaan masyarakat Desa, Penyuluhan peran PKK dalam Pendidikan, Penyuluhan hukum, Penyuluhan Pendidikan, Penyuluhan Posyandu dan Stunting, serta Penyuluhan lingkungan hidup dan kehutanan.

"Kita berharap sasaran fisik yang dibangun melalui program TMMD ini dapat dirawat dengan baik agar bermanfaat jangka panjang,"tuturnya.


Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni memantau langsung progres pembangunan TMMD ke-122 di Desa Hane Kecamatan batu putih Kabupaten Timor Tengah Selatan. Foto iNewsTTU.id/Sefnat Besie

Beri Suport untuk Prajurit, Pangdam Udayana Kunjungi Lokasi TMMD Desa Hane


Jauh jauh dari Denpasar, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Muhammad Zamroni melakukan kunjungan perdana pada Kodim jajaran yang berada di bawah wilayah Korem 161 Wira Sakti khususnya yang ada di Daratan Timor.

Empat Kodim yang dikunjungi yakni Kodim 1604 Kupang, Kodim 1605 Belu, Kodim 1618 TTU dan Kodim 1621 TTS.

Saat kunjungan terakhir di Kodim TTS, Pangdam Udayana berkesempatan mengunjungi langsung TMMD ke-122 di Desa Hane Kecamatan Batuputih, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Ia ingin memantau langsung sejauh mana pelaksanaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122, pada tanggal 22 Oktober 2024 lalu.

Menurut Pangdam Zamroni, Program ini bertujuan untuk membangun infrastruktur sekaligus memberdayakan masyarakat di daerah tertinggal dengan sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.

Dalam kunjungannya, Pangdam Zamroni menyampaikan apresiasi dan memberikan semangat kepada para prajurit yang terlibat dalam sejumlah pekerjaan fisik dan non fisik di lokasi TMMD.

Ia menekankan pentingnya tugas yang mereka emban sebagai wujud kehormatan dan tanggung jawab institusi TNI dalam mendukung pembangunan nasional menuju Indonesia Emas tahun 2045.

Jenderal bintang dua ini mengungkapkan bahwa Fokus utama TMMD di Desa Hane adalah pembangunan bak penampungan air bersih, sebuah proyek yang sangat dinanti masyarakat setempat yang selama ini mengalami kesulitan akses air.

Pangdam Zamroni secara khusus meninjau progres proyek ini untuk memastikan pekerjaannya berjalan sesuai rencana dan target serta asas manfaatnya dapat dirasakan masyarakat dalam waktu yang panjang.

Kami berharap, dengan sinergi yang kuat antara TNI dan masyarakat, program ini dapat selesai tepat waktu sehingga manfaatnya bisa segera dirasakan oleh warga Desa Hane dalam jangka waktu yang panjang, ujar Pangdam.

Menurutnya, pemenuhan kebutuhan air bersih akan memberi dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.


TNI Hapus Jejak Panjang Derita Warga Diubah jadi Semringah


Hari terus berganti, tak terasa 30 hari berlalu, pelaksanaan program TMMD sudah usai dan ditutup pada 31 Oktober 2024. Derita panjang warga Desa Hane, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dalam mendapatkan air bersih kini menemui titik terang.

Melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122, Tentara Nasional Indonesia (TNI) hadir dengan solusi nyata yang selama ini dinanti-nantikan masyarakat setempat.

Kehadiran program TMMD ke-122 ini tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga simbol komitmen TNI dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah terpencil.

Dengan adanya fasilitas air bersih yang dekat dan mudah diakses, warga Desa Hane kini dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah dan sehat, meninggalkan kenangan pahit perjalanan jauh untuk mendapatkan air.

Danial Faot, warga Dusun A, RT.01. Desa Hane mengungkapkan perasaan senang, meski sudah di usia yang senja, ia ikut terlibat dalam membantu menyukseskan sejumlah item pembangunan di lokasi TMMD.

Ia ingin agar jejak panjang derita warga termasuk anak cucu yang dialaminya perlahan terhapus setelah masuknya TMMD di Desa Hane.

"Sejak puluhan tahun silam kami memang sangat kesulitan air bersih, dengan adanya program TMMD yang salah satu sasarannya membangun bak penampung, maka sumber su dekat, kami tidak jauh-jauh lagi mengambil air,"kisah pria berambut uban ini.

Richard, Siswa SD Inpres Tae Timu, tak lagi mengambil air jauh untuk kebutuhan mandi minum dan cuci, setiap pagi ia membawa dua buah jeriken kecil ukuran 5 liter dan mengambil air dari bak penampung yang telah selesai dibangun oleh TNI.

Bukan saja Penantian warga akan air bersih, suasana riang gembira juga dirasakan 500 anak Sekolah dasar di SD Inpres Tae Timu dan juga SDN Topi Banam, setidaknya, bangunan sekolah yang telah direhab melalui program TMMD memberi kenyamanan dalam belajar demi menggapai cita-cita menuju Indonesia Emas tahun 2045.

TMMD ini merupakan bukti nyata, TNI Hadir di tengah masyarakat memberi solusi dan membantu menyelesaikan berbagai persoalan rumit yang dihadapi masyarakat di daerah terpencil, terisolir dan tertinggal.

Wajah Semringah saat Ratusan siswa Sekolah Dasar sambut masuknya TMMD sekaligus merehab bangunan sekolah mereka menjadi lebih baik dan nyaman saat belajar. Foto: iNewsTTU.id/Sefnat Besie

Topik Menarik