Kisah Loh Kean Yew, Pebulutangkis Singapura Berpangkat Kopral Kelas Satu Angkatan Bersenjata
KISAH Loh Kean Yew akan diulas Okezone. Pebulutangkis Singapura ini ternyata berpangkat kopral kelas satu angkatan bersenjata.
Loh Kean Yew sendiri sempat viral saat mengunggah postingan di Instagram. Dalam unggahan itu, dia menampilkan momen bersejarahnya setelah memenangkan Kejuaraan Dunia BWF 2021.
Bagi Loh Kean Yew, ketekunan dan dedikasi jelas tidak bisa ditawar. Sosoknya bahkan berlatih enam hari seminggu selama sedikitnya 30 jam.
Dalam empat hari, Loh Kean Yew menjalani sesi latihan ganda yang meliputi sesi lapangan, sesi gym, dan lari kardio. Saat kompetisi hampir berakhir, dia juga menghabiskan waktu menganalisis lawan-lawannya.
Dilansir dari berbagai sumber pada Minggu (3/11/2024), Okezone telah merangkum kisah Loh Kean Yew, sebagai berikut.
Kisah Loh Kean Yew
Jaringan Kiai Santri Nahdliyin Nyatakan Dukungan untuk Agustina-Iswar di Pilwalkot Semarang
Loh Kean Yew lahir di Penang, Malaysia, pada 26 Juni 1997. Pada usia 13 tahun, ia pindah ke Singapura setelah dianugerahi Beasiswa Olahraga Luar Negeri dari Asosiasi Bulu Tangkis Singapura (SBA).
Kemudian, Loh Kean Yew mengenyam pendidikan di Sekolah Olahraga Singapura dan belajar sebentar di Politeknik Republik sebelum putus sekolah. Tentu saja keputusan ini diambil untuk alasan yang bagus, dia ingin menjadi pemain bulu tangkis profesional.
Meskipun menghabiskan sebagian besar hidupnya di Singapura, orangtua Loh Kean Yew saat ini masih tinggal di kampung halaman mereka. Kakak laki-lakinya, Kean Hean, juga mewakili Singapura dalam bulu tangkis.
Pebulutangkis yang Ikut Wajib Militer
Pada 2015, Loh berhasil memperoleh kewarganegaraan Singapura. Dari tahun 2016 hingga 2018, ia kemudian melanjutkan tugasnya di Dinas Nasional (NS) sebagai operator transportasi. Diketahui, warga negara Singapura harus menjalani wajib militer nasional pada usia 16 tahun.
Loh Kean Yew pun memperoleh pangkat kopral kelas satu (CFC). Sembari mengabdi pada negara, ia juga bermain bulu tangkis untuk Asosiasi Olahraga Angkatan Bersenjata Singapura (SAFSA). Ia dianugerahi gelar olahragawan terbaik.