15 Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi Singkat yang Seru, Lucu dan Menarik 

15 Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi Singkat yang Seru, Lucu dan Menarik 

Terkini | inews | Selasa, 29 Oktober 2024 - 23:39
share

JAKARTA, iNews.id - Contoh cerpen pengalaman pribadi singkat berikut ini bisa jadi referensi bacaan. Selain itu, siswa dapat menggunakan informasi ini sebagai pedoman menulis tugas cerpen.

Menurut Siska, dkk (2021), dalam bukunya yang berjudul Tiga Jurus Mudah Menulis, cerpen merupakan cerita fiksi yang singkat dengan jumlah kata yang cenderung terbatas. Adapun, cerpen jalan ceritanya lebih fokus pada satu peristiwa atau konflik utama jika dibandingkan dengan novel.

Unsur-unsur pada Cerpen

Beberapa unsur penting harus dipahami dalam penulisan cerpen. Berikut diantaranya:

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang terdapat pada cerita itu sendiri. Terdapat 7 unsur intrinsik cerpen, yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang didapat dari luar cerita. Meski begjtu, unsur ini dapat memberikan pengaruh terhadap terbentuknya suatu cerita.

Unsur ekstrinsik yang dimaksud adalah latar belakang masyarakat, latar belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi Singkat

Berbagai hal dapat dijadikan sebagai tema utama dalam penulisan cerpen, salah satunya adalah pengalaman pribadi. Melansir berbagai sumber, Selasa (29/10/2024), berikut contoh cerpen pengalaman pribadi singkat.

1. Hantu Kos

Aku akhirnya diizinkan untuk ngekost oleh orangtua pada semester tengah. Karena di semester empat banyak kegiatan malam yang harus kulakukan.

Sebelumnya, aku tidak pernah ngekost. Aku selalu berangkat dari rumah sendirian dengan mengendarai sepeda motor karena rumahku lumayan jauh dari kampus. Kostan yang aku pilih letaknya tidak terlalu jauh dengan kampus.

Kira-kira hanya membutuhkan waktu sepuluh menit jika berjalan kaki. Aku satu kamar dengan temanku, Shahnaz namanya. Meskipun berbeda jurusan tapi bagi begitu dekat dan akrab.

Setelah merapikan barang, aku mulai beraktivitas seperti biasanya. Tepatnya hari minggu, pertama kalinya aku menginap di kostan. Pada malam hari, aku terbangun dari tidur.

Aku melihat sesosok hantu berkepala tanpa tubuh yang melayang di samping lemari pakaian. Aku sangat ketakutan dan ingin berteriak, tapi tidak bisa. Rasanya suaraku tertahan di tenggorokan. Aku ingin membangunkan Shafira, tapi tangan ini pun tidak bisa bergerak.

Lalu aku putuskan untuk menutup mata dan berdoa. Setelah membuka mata, Alhamdulillah hantu itu sudah tidak ada. Kemudian aku melanjutkan tidur sambil berdoa.

Aku merasa bersalah karena sebelum terlelap tidak membaca doa tidur terlebih dahulu. Sejak saat itu aku sering sholat dan mengaji bersama Shahnaz supaya kami tidak diganggu lagi oleh hantu yang aku lihat.

2. Menang Lomba

Aku baru saja menyelesaikan lomba yang sangat menantang. Aku berlomba di sebuah kompetisi menulis cerita pendek.

Aku sangat bersemangat untuk mengikuti lomba ini karena aku ingin meningkatkan kemampuan menulisku.

Aku mempersiapkan diri dengan baik untuk lomba ini. Aku membaca banyak buku dan artikel untuk memperkaya wawasan dan meningkatkan kemampuan menulisku. Aku juga berlatih menulis cerita pendek setiap hari.

Pada hari H, aku datang tepat waktu dan siap untuk bersaing. Aku merasa sangat gugup saat harus mempresentasikan cerita pendekku di depan para juri.

Namun, aku berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada presentasi.

Setelah presentasi selesai, aku merasa lega karena aku telah melakukan yang terbaik. Aku pun menunggu hasilnya dengan penuh harap.

Beberapa hari kemudian, aku mendapatkan kabar bahwa aku berhasil meraih juara pertama di lomba tersebut.

Aku sangat senang dan bangga dengan hasil yang telah aku peroleh. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagiku dan akan selalu kuingat selamanya.

3. Mandi di Air Terjun

Air yang jernih dan tempat yang begitu menyejukan pemandangan mata ini akan membuat kamu betah berlama-lama disini. Curug citambur merupakan curug yang berada di daerah Jawa Barat ini memiliki ketinggian kurang lebih 20 meter.

Namaku Marsya aku merupakan seorang siswa kelas 6 SD dari jakarta. Pengalaman mandi di air terjun merupakan pengalaman pertamaku. Hiruk pikuk perkotaan kadang membuat mataku lelah.

4. Liburan ke Kampung Halaman

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika liburan sekolah tiba aku dan keluargaku pergi ke kampung halaman. Di kampung halaman, terdapat kebun hijau dengan pemandangan yang indah.

Di tahun ini, aku pun berlibur ke kampung halaman. Berharap bisa menikmati sajian alam yang memukau. Namun sayang, saat sampai justru pemandangan yang tak diharapkan aku lihat bersama keluarga.

Kebun dengan hamparan tanaman hijau yang aku dambakan kini sebagian besarnya rusak parah.

Akan dijadikan jalan tol, sebut nenek ketika aku bertanya, apa yang terjadi dengan kebun di kampung ini.

Ya, pemerintah setempat akan membuat jalan tol dengan mengorbankan kebun indah di dekat rumah nenek. Liburan tahun ini benar-benar di luar dugaan. Perasaan marah serta kecewa berkumpul jadi satu.

Meski nantinya jalan tol bermanfaat bagi orang banyak, tetap saja, mengorbankan kebun yang jadi resapan air dan memberi pemandangan indah bagiku tak sepadan.

5. Pilihan Sulit

Namaku Melisa aku merupakan anak SMP swasta kelas 2. Dan kini aku sudah menunggak uang SPP selama tida bulan dan jika dalam waktu tiga bulan lagi tidak di bayar maka aku tidak bisa mengikuti ujian semester.

Ayahku hanya seorang penarik becak. Dimana sekarang pelanggannya sudah memilih naik taxi online atau grab di banding becak yang kurang estetik dan juga kurang aman itu.

Pendapatan ayah pun kian hari kian menipis. Bahkan tak ada sama sekali sehingga membuat biaya SPP ku menunggak. Hanya 150 ribu. Itu jumlah yang tak seberapa namun untuk kalangan kami itu cukup sulit.

Di jalan saat akan berangkat sekolah aku tak sengaja menemukan sebuah dompet hitam. Dan kebetulan di jalan itu sangat sepi. Aku melirik ke kanan ke kiri berharap ada orang yang bertanya mengenai dompet ini.

Namun sudah 15 menit tak ada seorangpun yang mencari. Aku pun mulai membuka dompet tersebut kagetnya aku ternyata berjejer banyak uang merah lembaran.

Aku mencari kartu KTP yang terselip di dompet tersebut dan membaca nama dan alamatnya. Karena telat aku memutuskan menyimpan dompet tersebut ke dalam tas. Dan akan mengembalikan nanti sepulang sekolah.

Setelah pelajaran usai aku memisahkan diri dari yang lain. dan mulai merasa bimbang.
itu rezekimu melisa, kamu butuh uang itu untuk biaya sekolah
tidak itu bukan hak mu kembalikan melisa
kamu juga bisa beli sepatu, tas dan mengganti seragam usangmu itu melisa dengan uang ini
jangan melisa itu bukan hak mu. Kembalikanlah

Begitu bersahutan rasanya di kepalaku percakapan hati dan pikiranku. Dan aku memutuskan untuk mengembalikan kepada yang punya.

aku mungkin akan terbebas dari beban duniaku dengan uang ini, tapi urusan akhiratku mungkin akan lebih sulit jika menggunakan uang ini

Dan Allah memberikan jalan keluar yang laur biasa dari pengalamanku ayahku mendapat banyak penumpang dan adanya pekerjaan sampingan lain sehingga kebutuhanku dapat tercukupi dengan baik.

6. Perjalanan Hidupku

Saya adalah seorang siswa yang baru saja lulus dari sekolah menengah. Saya sangat antusias untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Namun, saya tidak punya banyak uang untuk membayar biaya kuliah. Akhirnya, saya memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu.

Saya bekerja keras dan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Saya juga berusaha untuk belajar tentang bisnis dan bagaimana mengelola uang dengan bijak.

Setelah beberapa bulan, saya berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membayar biaya kuliah.

Saya sangat bersyukur atas pengalaman ini karena saya belajar banyak tentang kehidupan dan bagaimana mengelola uang dengan bijak. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya dan saya akan selalu mengingatnya.

7. Liburan Sekolah ke Pantai

Mengisi waktu liburan panjang sekolah, aku bersama ayah ibu pergi liburan ke Pantai Florida di Anyer. Kami semua menginap di sebuah vila.

Selama perjalanan menuju ke Anyer, aku banyak melihat pemandangan alam yang menyenangkan mata seperti pohon-pohon hijau hingga pesawahan.

Setibanya di Pantai Florida, kami sekeluarga sangat senang karena bisa melepas lelah sambil menikmati keindahan pantai di sana yang cukup sejuk dan tidak terlalu ramai.

Ada banyak kegiatan yang dilakukan kami sekeluarga di Pantai Florida. Mulai dari berenang, bermain pasir, berselancar, banana boat, snorkeling, hingga menikmati aneka kuliner seafood.

8. Pendidikan itu Penting

Saya adalah seorang siswa yang baru saja lulus dari sekolah menengah. Saya sangat bersemangat untuk melanjutkan pendidikan saya dan memulai kehidupan baru.

Saya memutuskan untuk mendaftar di universitas terdekat. Setelah mengikuti proses pendaftaran, saya menunggu hasilnya dengan penuh harap.

Ketika hasil akhirnya datang, saya sangat senang karena saya diterima di universitas yang saya inginkan. Ini adalah salah satu momen terbaik dalam hidup saya.

Saya merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memulai kehidupan baru. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan.

9. Pengalaman di Pondok Pesantren

Pondok Pesantren, tempat yang sangat berkesan bagi saya. Sejak kecil, saya sudah mengenal pondok pesantren ini. Ayah saya adalah seorang guru di sana, jadi saya sering berkunjung ke sana.

Ketika saya berusia 12 tahun, ayah saya memutuskan untuk mengirim saya ke pondok pesantren untuk belajar agama. Saya sangat senang dengan keputusan ayah karena saya ingin belajar lebih banyak tentang agama.

Saya tiba di pondok pesantren dengan hati yang penuh harapan. Saya disambut oleh para santri lainnya dengan ramah dan hangat. Mereka menyambut saya dengan senyuman dan ciuman di pipi. Saya merasa sangat nyaman dan diterima dengan baik.

Di pondok pesantren, saya belajar tentang agama dan juga tentang kehidupan. Saya belajar tentang bagaimana menjadi seorang muslim yang baik dan berakhlak mulia.

Saya juga belajar tentang bagaimana menghormati orang lain dan bagaimana menjadi seorang yang bertanggung jawab.

Selain itu, di pondok pesantren juga ada banyak aktivitas lain yang dapat dilakukan. Kami sering melakukan berbagai macam permainan, seperti bola, badminton, dan lain-lain.

Kami juga sering melakukan berbagai macam kegiatan sosial, seperti membantu orang tua di sekitar pondok pesantren dan membantu para santri lain yang kurang mampu.

Pondok pesantren adalah tempat yang sangat berkesan bagi saya. Di sana, saya belajar tentang agama dan juga tentang kehidupan.

Saya juga mendapatkan banyak teman baru yang baik dan ramah. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan bagi saya.

10. Libur Membantu Ayah

Perkenalkan namaku Ghifari. Aku merupakan seorang siswa kelas 5 SD Negeri 02 dari Bantul, Yogyakarta. Aku merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Adik ku masih kecil-kecil.

Ingin rasanya ketika libur sekolah seperti teman-teman bisa berlibur ketempat wisata. Namun, aku tidak seperti teman-teman yang lain, aku hanya bisa berlibur di rumah membantu ayah di kebun.

Ibu harus menjaga adik-adikku yang masih kecil sedangkan ayah dan aku mesti bekerja walau di musim liburan.

Awalnya aku kecewa karena setiap libur sekolah tiba pasti membantu orang tua. Sebenarnya baku ingin pergi ke kebun binatang, water boom atau pantai. Tapi keadaan yang tidak bisa, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memenuhi kebutuhan hidup.

Tetapi membantu ayah bekerja dikebun tak seburuk yang aku kira.ternyata menyenangkan, bisa belajar bercocok tanam, mencangkul dan membersihkan kebun.

Selain itu, kegiatan lainku di rumah juga cukup banyak, seperti membersihkan rumah dan juga membersihkan rumput disekitar pekarangan rumah.

Walau pun tak pergi ke pantai, water boom atau kebun binatang, perasaanku tetap senang.

Karena aku bisa membantu ayahku, dan rumah bersih karena aku yang bersihkan ada kebanggaan tersendiri.

11. Sekolah Baru yang Indah

Tahun ini aku lulus dari sekolah menengah pertama atau yang sering disingkat SMP. Lulus dengan hasil memuaskan aku akhirnya menghabiskan masa liburan panjang yang bertepatan dengan libur hari raya dengan hati yang sangat gembira.

Lama, aku sampai lupa berapa hari tapi yang jelas libur telah usai dan aku harus melanjutkan sekolah.

Lulus SMP aku melanjutkan ke SMA terdekat di daerahku dengan beberapa teman lain. Aku termasuk beruntung bisa masuk di sekolah tersebut. Banyak teman-teman lain yang tidak diterima.

Setelah berbagai persiapan yang dilakukan akhirnya hari ini adalah hari pertama masuk sekolah.

Hari ini aku mulai mengikuti acara MOS atau masa orientasi siswa. Aku sangat senang, sekolahku sangat indah berbeda dengan sekolah yang dulu.

Bangunan sekolahnya banyak dan bagus, di bagian depan ada tingkat untuk ruang laboratorium bahasa dan perpustakaan.

Lapangan basketnya ada, halaman sekolahnya asri dengan taman yang dipenuhi bunga mengelilingi bagian depan kelas.

Tiga hari mengikuti MOS aku tidak banyak bicara selain menikmati suasana sekolah yang nyaman.

"Hei, jangan melamun terus, nanti bukunya diambil orang loh," ucap salah satu teman menyapaku.

"Eh, iya....kamu siapa?"

"Aku satu kelas dengan kamu, masa kamu lupa?"

"Iya aku ingat tapi maksudku kita belum kenalan, aku Dewi."

"Oh, iya kau Ratna....aku mau ke kantin kamu mau ikut tidak?"

"Oh iya, aku ikut."

Senang rasanya mendapat banyak teman baru, Ratna adalah salah satu teman sekelasku. Setelah MOS selesai, kami mulai mendapatkan pelajaran seperti biasa di sekolah.

Hari itu hari Senin, ketika kita pertama kali kita mulai belajar di SMA. Mata pelajaran pelajaran pertama, tapi tiba-tiba aku merasa takut.

"Kok gurunya seperti itu ya," bisikku kepada teman sebangku.

"Memang kenapa sih?," jawab Ratna.

"Itu, seram, sepertinya bapak itu galak," ucapku lagi.

Aku sempat takut sekali melihat penampilan guru pertama itu. Bayangkan saja, badannya tinggi besar, hitam, matanya tajam, dan yang paling membuat aku takut adalah kumisnya yang sangat tebal.

Karena sangat takut aku bahkan sampai merinding dan gemetar.

"Aduh bagaimana ini," ucapku lirih.

"Sudah, diam jangan ribut dulu, belum tentu bapak itu galak," jawab Ratna sambil melotot ke aku.

Akhirnya aku serius memperhatikan guru itu. Ternyata benar, setelah berkenalan dan memberikan pelajaran bapak itu tidak galak.

Suaranya lembut dan terlihat sabar. Akhirnya, pelan-pelan rasa takutku pun hilang.

Begitulah hari pertama yang menegangkan ternyata tidak seperti yang aku takutkan sebelumnya.

Pengalaman hari ini pertama masuk sekolah itu membuatku tidak takut lagi ketika melihat guru lain yang tampak galak.

12. Liburan di Rumah Saja

Selama satu minggu libur sekolah, ayah dan ibu memberikan tugas untuk menjaga adik. Ayah dan ibu saat ini tengah sibuk melayani pembeli di pasar.

Sebelum adik lahir, aku sering membantu ibu dan ayah di pasar setiap kali libur sekolah. Tugasku biasanya menimbang beberapa sayuran dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Hal ini dilakukan agar pembeli bisa langsung mengambil sesuai berat yang diinginkan.

Namun, tahun ini aku menghabiskan waktu liburanku untuk mengasuh adik yang usianya masih 1,5 tahun. Adikku jarang rewel dan lebih banyak tidur siang sehingga aku tak kesusahan dalam mengurusnya. Akan tetapi, saat dia sudah buang air besar, terkadang aku kesulitan dan panik karena dia menangis kencang.

Untuk menenangkannya, ibu memberitahuku untuk menyediakan botol susu kemudian langsung mengisinya dengan ASI yang telah ibu simpan di freezer. Sempat aku memecahkan botol ASI yang terbuat dari kaca karena saat ini aku merasa sangat kewalahan dalam mengurus adik.

Agak melelahkan memang mengurus bayi itu, namun aku merasa senang karena dia menjadi nyaman bersamaku. Aku merasa waktu libur sekolahku menjadi momen untuk memperdekat hubunganku dengan keluarga.

13. Semua Pasti Bisa

Namaku Ari, aku seorang disabilitas kehilangan kaki karena kecelakaan. Sejak kecil aku suka sekali menggambar, bahkan sering kali juara lomba menggambar dan melukis. Sayang sekali setelah cacat, cita-citaku menjadi polisi harus kandas mengenaskan.

Setelah lulus, aku dibuat kebingungan. Sangat tidak percaya diri harus pergi ke kampus dengan diantar orang tua setiap hari. Apalagi harus bersosial dengan banyak orang normal disana. Akhirnya aku putuskan untuk tetap dirumah sambil menuangkan inspirasiku dalam lukisan.

Tahun berikutnya ayahku meninggal. Sedangkan ibuku yang sudah pensiun pun harus kerepotan membiayai sekolah adikku yang semakin mahal kebutuhannya. Uang tabungan pun kini juga semakin menipis. Kini ide apalagi yang harus aku perbuat dengan kondisiku yang cacat ini.

Akhirnya aku putuskan untuk banyak belajar bisnis dengan masuk ke sejumlah website. Akhirnya menemukan ide jika gambar-gambar bagus bisa dijual secara online. Dengan sisa tabungan kemudian akun membeli Tab untuk menggambar. Setiap hari kini aku mulai rajin menggambar dan mengunggah di situs jual beli gambar.

Dalam beberapa waktu hasil karyaku banyak dibeli. Bahkan orderan juga banyak datang. Kini tabunganku semakin banyak, bahkan untuk kebutuhan keluarga pun kini aku bisa membantu ibu. Sekarang kamar sudah saya anggap sebagai kantor untuk bekerja.

Cacat bukan sebuah masalah ataupun beban yang membuat diri kita berjalan mundur. Semua sudah ada yang mengatur, tidak akan ada rejeki yang datang sendiri karena kitalah yang harus menjemputnya sendiri.

14. Kesal Biolaku Rusak

Rasanya, biolaku tidak bersahabat denganku hari ini. Konser musikal sekolah diadakan sebentar lagi. Aku akan berada di kursi depan dan aku sudah berjanji pada diriku untuk tampil memukau. Tapi, dawai biolaku justru putus saat aku sedang berlatih.
Aku keluar dari tempat latihan sementara waktu. Aku duduk di kantin dan merasa sangat kesal. Tiba-tiba, Tania mengagetkanku, "Dooorr!"

"Kenapa kesal begitu?"

Aku menjelaskan alasanku merasa begitu kesal. Tania mendengarkanku lalu ia mulai bertanya, "Kalau misalnya kamu mau pergi naik pesawat dan memilih tiketnya kapan itu terserah kamu kan?"

"Iya. Kendali kita sih mau naik apa dan berangkat kapan." jawabku pada Tania. Kemudian Tania melanjutkan, "Kalau misalnya pesawatmu terlambat, itu bukan kendalimu kan?"

"Bukan sih."

"Nah sama juga dengan kejadianmu hari ini. Kamu bisa mengendalikan hal-hal yang kamu kendalikan. Misalnya latihan keras. Tapi biola kamu rusak bukan kendali kamu. Jadi, kamu nggak perlu mengeluh lagi. Ok?"

Mendengar itu, aku sadar bahwa perkataan Tania ada benarnya.

15. Liburan dengan Berkemah

Untuk mengisi liburan sekolah, aku dan teman-teman pergi berkemah ke Gunung Putri. Kami menginap selama dua hari satu malam. Pengalaman berkemah kali ini cukup membuat kami tegang.

Saat kami baru saja tiba di puncak, ternyata tenda yang kami sewa robek. Awalnya kami tidak mempermasalahkan hal itu karena kami membawa lakban untuk menambalnya. Hingga saat malam tiba, kami baru merasakan ketegangan selama berkemah.

Tiba-tiba hujan mengguyur area tempat kami berkemah. Volume hujan sangat besar dan membuat tenda kami tak bisa menahan air sehingga kami semua kebasahan. Kondisi diperparah karena permukaan tanah di sekeliling digenangi air hujan.

Sebelumnya kami sudah membuat parit, namun tetap saja besarnya tak cukup menampung air hujan yang datang. Alhasil kami harus menunggu selama 6 jam hingga hujan reda.

Keesokan harinya kami merasa kelelahan atas kejadian semalam itu. Teman-temanku bahkan ada yang langsung terkena flu. Beruntungnya aku tak mengalami kondisi yang buruk pada tubuhku, meski sempat menggigil karena kebasahan.

Di hari terakhir kami berkemah, aku baru merasakan sensasi yang sebenarnya. Hari itu cuaca hangat dan membuat kami bisa bersenang-senang dengan bernyanyi, mengobrol, dan memainkan beberapa games tantangan.

Pengalaman berkemah ini menjadi cerita yang paling menarik bagiku sejauh ini. Selain menjadi pelajaran untuk lebih menyiapkan tenda berkemah, aku jadi tahu bagaimana cara bertahan di dunia yang tidak aman bagiku, yakni gunung.

Demikian ulasan mengenai contoh cerpen pengalaman pribadi singkat. Semoga bermanfaat!

Topik Menarik