Survei Pilkada Jabar, Begini Peta Kekuatan Elektabilitas 4 Paslon

Survei Pilkada Jabar, Begini Peta Kekuatan Elektabilitas 4 Paslon

Terkini | okezone | Jum'at, 25 Oktober 2024 - 19:48
share

JAKARTA - Lembaga Voxpol Center Research and Consulting merilis hasil survei terbaru elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jawa Barat 2024 . Elektabilitas keempat pasangan calon terus berkejar-kejaran.

Tren elektabilitas pasangan calon nomor urut tiga, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie didapati terus meningkat. Di mana, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie menempel ketat pasangan nomor urut 1, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.Elektabilitas kedua pasangan tersebut masing-masing 18,6 persen dan 61,8 persen.

Sedangkan dua pasangan lainnya, Acep Adang Ruhiyat-Gita Dwi Natarina 7,4 persen dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja 5,6 persen. Sementara 6,6 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Namun, kata CEO Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, Pilkada Jawa Barat selalu memberikan kejutan jika merujuk pilkada-pilkada sebelumnya.

"Mulai dari era 2013 saat Ahmad Heryawan-Deddy Mizar yang sempat tidak diunggulkan keluar sebagai pemenang. Kemudian, lima tahun berikutnya Sudrajat-Ahmad Syaikhu beda tipis dari pemenangnya yaitu Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, ujarnya saat merilis hasil survei bertajuk Meneropong Peta Elektoral Terkini Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024, Jumat (25/10/2024).

Kenapa Pilkada Jabar kerap memberikan kejutan? Pangi melihat dari Pilkada 2018, misalnya pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu meraih 28,74 persen (6.317.465 suara). Kala itu, Ahmad Syaikhu melaju ke pesta Pilkada hanya bermodal elektabilitas 3 persen. Namun, pada akhirnya bisa meraup 28,74 persen.

Faktor utamanya selain mayoritas warga Jabar menentukan pilihan atas dasar rasionalitas juga banyak dan kali ini terdapat 38 warga Jabar belum menentukan pilihan, tuturnya.

Pangi menambahkan, dari survei yang dilakukan sekarang, mayoritas responden atau 57,6 persen responden adalah pemilih rasional. Kemudian, pemilih Psikologis 28 persen dan pemilih Sosiologis 11,6 persen.

"Mayoritas responden atau 69 persen responden sudah mantap, namun 27,1 persen responden belum mantap atau masih mungkin berubah dengan pilihan calon gubernur Jawa Barat, imbuh Pangi.

Sementara dalam pertanyaan terbuka untuk pasangan calon, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan meraih elektabilitas 60,3 persen dibuntuti Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie 17,8 persen. Dua pasangan lainnya, Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja 5,4 persen dan Acep Adang Ruhiyat-Gita Dwi Natarina 4,9 persen.

Sedangkan pertanyaan terbuka untuk personal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi meraih 51,3 persen dibuntuti Ahmad Syaikhu 14,3 persen. Sementara Acep Adang Ruhiyat 4,3 persen dan Jeje Wiradinata 2,4 persen.

Untuk calon wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan meraih 32,6 persen dibuntuti Ilham Akbar Habibie 12,9 persen. Kemudian, Gita Dwi Natarina 4,4 persen dan Ronal Surapraja 3,0 persen.

Soal populeritas, Dedi Mulyadi ternyata tetap berada di pucuk meraih 88,6 persen. Kemudian, Ronal Surapraja 50,9 persen dan Ahmad Syaikhu 48,8 persen dan Ilham Habibie 39,6 persen.

Pangi mengungkapkan, saat dilakukan simulasi empat calon calon Gubernur Jawa Barat, elektabilitas Dedi Mulyadi 64 persen dibuntuti Ahmad Syaikhu 17,9 persen. Lalu, elektabilitas Acep 6,3 persen dan Jeje 5,0 persen.

Sementara saat simulasi empat nama calon wakil Gubernur Jawa Barat, elektabilitas Erwan Setiawan unggul 42,6 persen dibuntuti Ilham Akbar Habibie 22,1 persen. Lalu, Gita Dwi Natarina 13,3 persen dan Ronal Surapraja 9,8 persen.

Survei tersebut dilakukan selama 10 hari periode 1120 Oktober 2024 dengan populasi seluruh WNI yang berdomisili di Jawa Barat dan mempunyai hak pilih atau memiliki KTP. Jumlah responden 800 orang dengan proporsi (50:50) laki-laki dan perempuan.

Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 3,47 pada tingkat kepercayaan 95. Sampel berasal dari 26 Kabupaten/kota di Jawa Barat yang terdistribusi secara proporsional berdasarkan besaran jumlah penduduk.

Wawancara dilakukan terhadap responden terpilih dengan metode tatap muka (face to face) oleh pewawancara terlatih menggunakan aplikasi berbasis android, i-voxpol. Kemudian, mengonfirmasi ulang 20 dari total sampel secara random dengan cara mendatangi dan mewawancarai kembali responden terpilih oleh koordinator wilayah dan 10 oleh tim verifikator Voxpol pusat dengan mewawancarai kembali responden melalui telepon untuk memastikan validasi data.

Topik Menarik