Tinggal Sehari Jadi Presiden, Apa Julukan Jokowi usai Pensiun?
JAKARTA, iNews.id - Joko Widodo (Jokowi) memasuki masa akhir jabatan sebagai Presiden pada Minggu (20/10/2024). Lalu apa julukan yang cocok untuk Jokowi?
Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) membuat julukan 6 presiden. Julukan tersebut diunggah dalam Instagram Kemensetneg, dikutip Sabtu (19/10/2024).
Julukan itu juga diabadikan dalam Museum Kepresidenan RI, Balai Kirti, Bogor. Adapun 6 julukan presiden sebagai berikut:
1. Soekarno (Bapak Proklamator)
Soekarno atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno adalah Presiden pertama Republik Indonesia. Beliau lahir di Blitar, Jawa Timur, tanggal 6 Juni 1901. Bung Karno memiliki peranan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia dan merupakan sosok yang membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Soeharto (Bapak Pembangunan)
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921. Julukan Bapak Pembangunan tersemat pada Presiden Soeharto karena memfokuskan program kerjanya dalam pembangunan ekonomi dan menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
3. BJ Habibie (Bapak Teknologi)
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie diangkat menjadi Presiden ketiga Republik Indonesia. Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. BJ Habibie yang di masa kecilnya biasa disapa Rudy, dikenal memiliki kecerdasan luar biasa di bidang teknologi dan industri pesawat terbang. Itulah alasan BJ Habibie disebut sebagai Bapak Teknologi. Pesawat N250 Gatotkaca merupakan pesawat buatan Indonesia pertama yang digagas oleh BJ Habibie.
4. Abdurrahman Wahid (Bapak Pluralisme)
Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur adalah tokoh muslim Indonesia dan pemimpin politik Indonesia yang menjadi Presiden keempat Republik Indonesia. Lahir di Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940.
Gus Dur mendapatkan julukan Bapak Pluralisme karena beliau memberikan gagasan-gagasan universal mengenai pentingnya menghormati perbedaan sebagai bangsa yang beragam dan lantang dalam membela minoritas. Salah satu buktinya adalah pencabutan peraturan yang melarang kegiatan warga Tionghoa secara terbuka seperti perayaan Imlek.
5. Megawati Soekarnoputri (Ibu Penegak Konstitusi)
Setelah Gus Dur, tongkat estafet pemerintahan Indonesia dilanjutkan Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden kelima Republik Indonesia. Megawati lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947. Dalam sejarah pemerintahan Indonesia, Megawati tercatat sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia.
Beliau juga pencetus berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menyiapkan sistem Pemilihan Umum (Pemilu) pertama kali, dimana masyarakat Indonesia dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden, di samping memilih calon anggota legislatif. Itulah alasan mengapa Megawati diberi julukan Ibu Penegak Konstitusi.
6. Susilo Bambang Yudhoyono (Bapak Perdamaian)
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Presiden keenam Republik Indonesia, kelahiran 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. SBY mempunyai latar belakang militer, namun ia mengundurkan diri dari karier militernya setelah diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi tahun 1999 oleh Gus Dur.
Karena pada masa jabatan beliau, Indonesia banyak berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia, baik di tingkat nasional maupun internasional. Seperti perjanjian Perdamaian Aceh melalui Nota Kesepahaman Helsinki hingga membangun Pusat Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC).
Julukan Jokowi
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengejar julukan 'Bapak Rekonsiliasi' supaya bisa dikenang rakyat Indonesia. Usulannya ini berangkat dari kekhawatirannya atas kondisi Indonesia yang menurutnya masih terpecah di arus bawah.
"Saya masih khawatir dengan pembelahan yang ada di akar rumput, itu sebabnya kalau misalnya Pak Jokowi mau diberi gelar saya lebih suka kalau beliau mengejar gelar Bapak Rekonsiliasi," kata Fahri kepada wartawan, Selasa (19/4/2022).
Menurut mantan Wakil Ketua DPR RI ini, kalau bisa sebelum masa jabatannya habis, Jokowi bisa menyatukan kembali negara Indonesia yang masih terpecah di arus bawah tersebut. Karena, capaian-capaian fisik yang diraih Jokowi bisa hilang kalau Indonesia tidak berhasil berekonsiliasi.
"Karena itu, saya menyarankan agar Pak Jokowi kejar julukan Bapak Rekonsiliasi," katanya.
Selain itu, Jokowi juga disebut Bapak Infrastruktur atau Bapak Nusantara. Jokowi dinilai membangun infrastruktur di sejumlah daerah seperti jalan tol, jembatan, waduk hingga bandara.
Sedangkan Bapak Nusantara, Jokowi dinilai berani memindahkan Ibu Kota Negara DKI Jakarta ke Kalimantan Timur yakni Ibu Kota Negara Nusantara atau IKN.
Itulah beragam julukan yang dinilai cocok untuk Jokowi.