Kemacetan Persimpangan Serua Ciputat Makin Semrawut, Dishub Gunakan Barrier dan Kerucut
CIPUTAT, iNewsTangsel.id - Kemacetan parah yang terjadi di Persimpangan Serua menjadi keluhan warga. Setiap hari, terutama saat jam sibuk, lalu lintas di kawasan tersebut nyaris lumpuh. Penyebab utama adalah banyaknya cabang jalan dan kapasitas jalan yang terbatas.
Sebagai upaya mengatasi masalah ini, Dinas Perhubungan Provinsi Banten dan Kota Tangerang Selatan telah melakukan uji coba pemasangan barrier dan kerucut untuk mengurai kemacetan.
Namun, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Tangsel, Marthalena, mengakui bahwa solusi jangka panjang seperti pelebaran jalan sangat diperlukan. Sayangnya, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama.
Kemacetan di lokasi tersebut terjadi hingga berjam-jam lamanya. Banyaknya cabang jalan di dekat persimpangan kian memerparah penumpukan kendaraan.
Situasi demikian telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Banyak 'Pak Ogah' turut mengais rejeki dan mengatur di persimpangan itu, meski ada pula yang menuding jika buka-tutup oleh mereka justru menambah semrawut kemacetan.
Sejumlah petugas gabungan dari Dinas Perhubungan Provinsi Banten dan Kota Tangsel mengecek lokasi persimpangan, Senin (14/10/24) sore. Mereka membawa pula peralatan berupa barrier serta traffic cone atau kerucut umtuk dipasang di badan jalan.
"Maksudnya apa? untuk mengurangi titik konflik atau titik adu antara arus lalu lintas. Intinya untuk mengurangi konflik (titik adu) itu," terang Staf Dishub Provinsi Banten, Dudy Hardiana, di lokasi.
Pemasangan barrier dan kerucut masih dalam tahap uji coba. Jika dianggap efektif mengurai kemacetan, maka sangat mungkin keberadaan alat pengatur lalu lintas itu terus dipertahankan.
"Kita lihat saja, tentatif. Kalau masih bagus ya kita lanjut, kalau enggak ya nanti kita rubah lagi skemanya," jelasnya.
Menurut dia, kemacetan di persimpangan itu memang sulit diatasi dengan keterbatasan lebar jalan. Untuk jangka panjang, maka dia menyebut pelebaran jalan menjadi satu-satunya solusi menuntaskan persoalan tersebut.
"Karena di sini kapasitas jalannya kecil, maka nya harus ada pelebaran jalan juga kan. Cuman ya untuk menunggu sampai ke pelebaran jalan karena biayanya tinggi, maka kita lakukan dengan rekayasa lalu lintas," ungkapnya.
Sementara menambahkan itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Tangsel, Marthalena, mengatakan, setidaknya terdapat 30 persimpangan serupa yang menjadi titik kemacetan di Kota Tangsel.
"Di Tangsel itu untuk jumlah titik pastinya itu mungkin sekitar 30-an (persimpangan). Nanti kita akan bertahap, semya simpang akan kota mitigasi," ucap dia.
Dia mengakui, kendala penanganan terhadap titik-titik persimpangan itu adalah tidak adanya penambahan infrastruktur bagi kapasitas persimpangan.
"Permasalahnya tadi, kita kan dalam kondisi yang sangat terbatas infrastruktur. Tidak ada sama sekali penambahan infrastruktur, baik dalam peningkatan kapasitas simpang maupun ruang," ujarnya.