Pengangguran Meningkat di Tangsel, JARI 98 Alihkan Dukungan dari Ben-Pilar ke Ruhamaben-Shinta
TANGSEL, iNewsTangsel.id - Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia 1998 (JARI 98) mengumumkan bahwa mereka mengalihkan dukungan dalam Pilkada 2024. Kali ini, JARI 98 tidak lagi mendukung Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan (Ben-Pilar) seperti yang dilakukan pada Pilkada sebelumnya.
Sebaliknya, JARI 98 kini memberikan dukungan kepada pasangan Ruhamaben-Shinta yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, JARI 98 adalah salah satu pendukung Ben-Pilar dalam Pilkada 2020. Namun, organisasi masyarakat yang memiliki ribuan anggota ini memutuskan untuk beralih dukungan karena merasa kecewa, Selasa (8/10/2024).
Ketua Presidium JARI 98, Willy Prakarsa, kepada iNewsTangsel menyampaikan alasan pengalihan dukungan tersebut dari Ben-Pilar ke Ruhamaben-Shinta.
Willy menjelaskan bahwa keputusan itu diambil karena tidak ada perubahan signifikan dalam masalah pengangguran di Kota Tangerang Selatan selama masa kepemimpinan Ben-Pilar. Bahkan, dia pernah dipenjara demi membela pasangan tersebut.
Polsek Dumai Timur Adakan Kegiatan Silaturahmi Kamtibmas di Aula Kantor Camat Bersama FKUB
"Sampai masuk penjara kita bela-belain dia (Ben-Pilar), tapi tetap saja warga Tangsel banyak yang menganggur. Selama empat tahun ini, kinerjanya tidak ada hasil," ungkap Willy Prakarsa.
Selain itu, alasan JARI 98 mendukung Ruhamaben-Shinta adalah karena mereka dianggap sebagai pasangan yang berasal dari daerah setempat.
"Untuk Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel, JARI 98 mendukung pasangan nomor urut 02, Ruhamaben-Shinta, karena mereka putra daerah," jelas Willy.
"Pilkada Serentak 2024 ini semuanya adalah kawan. Yang menang harus merangkul yang kalah, dan yang kalah harus legowo membantu yang menang. Esensi dan edukasi politiknya harus menjaga persatuan dan kesatuan. Kita harus menyemarakkan Pilkada dengan warna-warni dinamika demokrasi yang sehat," lanjutnya.
Willy juga menyinggung adanya dugaan penekanan dari pihak penguasa terhadap Camat hingga RT untuk memenangkan calon incumbent.
"Namun perlu diingat, belajarlah bermain adil tanpa menggunakan fasilitas dan instrumen milik pemerintah. Selama ini banyak desas-desus tentang oknum yang menekan Camat, Lurah, RW, hingga RT," tutupnya.