RI Kelebihan Pasokan Listrik? Ini Faktanya
JAKARTA - Indonesia disebut kelebihan pasokan listrik . Padahal faktanya, Indonesia masih perlu memproduksi listrik lebih besar untuk memasok sektor-sektor industri.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty menjelaskan bahwa situasi demand dan supply listrik ini tidak bersifat statis melainkan dinamis. Dengan pertumbuhan ekonomi digital dan tren mobil listrik sebagai pendorong utama.
"Perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat, ditambah dengan tren mobil listrik, akan menjadi faktor yang meningkatkan permintaan terhadap listrik secara signifikan, jadi istilah oversupply tidak benar, ungkap Telisa, Sabtu (5/10/2024).
Dia menekankan bahwa saat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi. Telisa juga mengingatkan bahwa seiring dengan kenaikan permintaan, perlu ada langkah konkret untuk membuat Pembangkit Listrik.
Dirjen Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu juga menyebutkan senada. Dia menyebut kebutuhan listrik terus meningkat. Dia terang menyebut kondisi kelistrikan kini tidaklah pas jika disebut oversupply. "growth cukup tinggi ya," katanya.
Bahkan, dengan sasaran pertumbuhan ekonomi 8, tentu pasokan listriknya juga didorong lebih besar lagi sehingga makin besar. RUPTL 2024 harus mengakomodir kebutuhan ini.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah bakal menggenjot konsumsi listrik per kapita hingga 6.500 kilowatt per hour (kWh).
Dalam Opening Ceremony The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 beberapa waktu lalu, Bahlil menerangkan target itu dipatok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 per tahun pada era Presiden Terpilih Prabowo Subianto.