Ridwan Kamil Sebut 70 Persen Gagasan untuk Pembangunan Jakarta Datang dari Aspirasi Warga

Ridwan Kamil Sebut 70 Persen Gagasan untuk Pembangunan Jakarta Datang dari Aspirasi Warga

Terkini | inews | Minggu, 22 September 2024 - 21:48
share

JAKARTA, iNews.id - Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil menyebut kepemimpinan yang baik tentunya harus terbuka terhadap masukan terutama dari para tokoh masyarakat. Maka, penting untuk terus menjaga silaturahmi dengan semua lapisan.

Ridwan Kamil baru saja bertemu dengan jajaran FBR di Cakung Jakarta Timur. Dia berdialog dan menerima masukan dari Ketum FBR KH Lutfi Hakim.

“Tugas pertama seorang calon gubernur adalah lebih banyak mendengarkan ketimbang bicara, menyerap aspirasi serta menyerap ilmu dari para tokoh. Beliau, Pak Lutfi adalah ulama dan tokoh masyarakat Betawi. Tadi saya diceritakan sejarah Cakung, budayanya, serta aspirasi tentang pemulihan kebudayaan Betawi melalui lembaga adat,” ujar Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil di Cakung, Jakarta Timur, Minggu (22/9/2024).

Berdasarkan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta yang disahkan Maret silam, lembaga adat dan kebudayaan Betawi menjadi salah satu unsur yang dilibatkan dalam memajukan kebudayaan Betawi. Lutfi Hakim menyampaikan harapannya agar hal tersebut bisa menjadi perhatian Ridwan Kamil.  

“Mungkin gagasan untuk memajukan Jakarta itu 30 persen dari saya, tapi 70 persen datang dari aspirasi-aspirasi warga,” kata Kang Emil.

Kang Emil menegaskan bahwa silaturahmi tersebut bukan sebagai permintaan dukungan politis dalam kontestasi Pilkada Jakarta, namun sebagai kesempatan melakukan dialog untuk mendapatkan masukan dan tambahan pengetahuan tentang Jakarta. 

Selanjutnya: Ridwan Kamil Ungkap Komitmen Kerukunan di Jakarta

Salah satu oleh-oleh yang ia dapatkan yakni tentang budaya Betawi yang selalu jujur dan toleran dengan siapa pun. Jakarta yang menjadi tempat berkumpul orang dari beragam suku juga tak mensyaratkan pendatang untuk menanggalkan budaya asli mereka.

“Saya tidak menghalangi kalau orang lain panggil Abang. Saya enggak bisa maksa orang. Tapi saya sendiri, dari kecil ya dipanggilnya Akang. Pak Jokowi dulu dari Solo ke Jakarta kan juga dipangginya Mas Jokowi, Mas Pramono panggilannya Mas Pram. Begitu pula dengan Pak Ahok,” ujar Ridwan Kamil. 

Posisi Jakarta yang multi etnis justru menjadi salah satu kekuatan Jakarta untuk terus maju dan berkemban. Dia optimistis Jakarta bisa menjadi kota global tanpa meninggalkan akar budaya setempat. 

Topik Menarik