Minta Maaf ke Negara, 2 Mantan Tokoh Senior Jamaah Islamiyah Dukung Pembubaran JI

Minta Maaf ke Negara, 2 Mantan Tokoh Senior Jamaah Islamiyah Dukung Pembubaran JI

Terkini | inews | Jum'at, 13 September 2024 - 15:48
share

SEMARANG, iNews.id Mantan tokoh senior Jamaah Islamiyah (JI) Abdullah Ansori alias Abu Fatih (66) mendukung pembubaran organisasi JI. Dia juga mengajak para juniornya untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Organisasi JI resmi ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia pada tahun 2008 oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Abu Fatih mengatakan, saat ini, sudah 5.500 eks anggota JI di kalangan akar rumput yang sepakat pembubaran JI.

Jadi yang sekarang ini (dukungan-dukungan deklarasi) bisa dikatakan hasil konsolidasi yang dilakukan amir JI yang terakhir yaitu Para Wijayanto. Beliau menyebutkan ada 6.000 (anggota JI), kata Abu Fatih, Kamis (12/9/2024) sore.

Dia bercerita, keputusan pembubaran JI dari tokoh-tokoh sepuh ini merupakan suatu proses panjang. Abu Fatih bercerita pada tahun 2021 silam, diajak berdialog oleh 2 perwira menengah Densus 88 berpangkat komisaris besar polisi (Kombes Pol), yang saat ini bertugas di Gorontalo dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beliau-beliau mengajak berdialog, waktu itu dimulai dengan permintaan saya diminta membuat pernyataan keluar dari JI. Saya bertanya apakah ini berarti saya harus murtad dari Islam? Beliaunya menjawab tidak, kata mantan Kepala Mantiqi II Jamaah Islamiyah itu.

Mantan tokoh senior JI lainnya, Siswanto alias Abu Mahmudah (59) mengapresiasi Densus 88 yang mau berdialog dan mencoba menyelesaikan persoalan JI ini. Dia tak menampik masih ada yang belum bersepakat dengan keputusan besar itu.Termasuk juga personel-personel (JI) yang dianggap DPO oleh negara, kata dia.

Selain mengapresiasi langkah Densus 88, Abu Mahmudah juga meminta maaf kepada negara dan masyarakat luas atas kekeliruan yang dilakukan selama puluhan tahun ini.

Dia juga meminta masyarakat luas untuk bisa menerima mantan anggota JI ini secara baik, tidak dibully di masyarakat, sebab dikhawatirkan akan merasa terkucilkan dan didekati kelompok lain yang masih keras ideologinya dan terbawa.

Kami minta maaf kepada masyarakat, kepada negara yang sudah disibukkan sepanjang waktu 30-20 tahunlah, tapi jangan ada bullying, kata Abu Mahmudah.

Topik Menarik