Majukan Pendidikan di Papua, MR DIY Bagikan 1000 Paket Lebih Alat Tulis untuk Anak Sekolah di Sorong
SORONG, iNewsSorong.id - MR DIY, salah satu ritel perlengkapan rumah tangga terbesar di Indonesia, baru-baru ini melaksanakan program CSR dengan membagikan 1.000 paket alat tulis kepada anak-anak sekolah di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Program ini dilakukan sebagai bentuk komitmen MR DIY untuk membantu masyarakat dan mendukung pendidikan anak-anak, yang dianggap sebagai pelanggan setia mereka.
Bantuan disalurkan ke empat sekolah dasar di Sorong, yakni SD Negeri 15, SD Negeri 7, SD Negeri 42, dan SD Negeri 33.
Menurut Senior Manager Legal, Community Development, and Government Relation MR DIY, Joseph Hendrik program ini merupakan inisiatif pertama di Papua, meskipun sudah sering dilakukan di daerah lain.
" Paket alat tulis yang diberikan meliputi pensil, buku tulis, dan botol minum yang diharapkan dapat menunjang kebutuhan sekolah anak-anak,"ungkap Joseph Hendrik di Sorong, Rabu (11/9/2024).
MR DIY salah satu Ritel perlengkapan rumah tangga terbesar di Indonesia melakukan program CSR pendidikan di Kota Sorong.(FOTO : iNewsSorong.id-MEWA).
Joseph juga menyampaikan bahwa MR DIY fokus pada produk-produk Indonesia, termasuk alat masak dan alas kaki, yang kini menjadi prioritas mereka. Ia menambahkan bahwa program bantuan ini akan terus berlanjut, tidak hanya untuk sekolah dasar, tetapi juga untuk SMP dan SMA.
" Yah, kedepan program seperti ini terus dilakukan sebab kami yakin hari ini bukan hari terakhir kami membantu masyarakat, namun akan terus berlanjut tidak hanya di SD tetapi juga SMP dan SMA, tandasnya.
Kepala Sekolah SD Negeri 15 Kelurahan Klasabi, Maria Elisabeth Mantauow, menyampaikan rasa syukur atas bantuan ini, yang menurutnya dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak. Diharapkan program ini akan terus berlanjut, sehingga orang tua tidak perlu khawatir mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli alat tulis bagi anak-anak mereka.
Tentunya dengan bantuan ini anak-anak dapat lebih semangat lagi mengikuti proses pembelajaran, mereka juga bisa memakainya sesuai dengan kebutuhan mereka, ungkap Maria Elisabeth.
