Berkaca Meninggalnya Puput Novel, Ini Pentingnya Deteksi Dini HER2 untuk Pengobatan Spesifik

Berkaca Meninggalnya Puput Novel, Ini Pentingnya Deteksi Dini HER2 untuk Pengobatan Spesifik

Terkini | okezone | Selasa, 10 September 2024 - 22:00
share

PENYANYI senior sekaligus politisi, Puput Novel meninggal akibat payudara pada Minggu, 8 September 2024, di usia 50 tahun. Dia mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan penyakit tersebut selama tiga tahun dengan kondisi komplikasi pada jantung dan paru-paru.

Kanker payudara masih menjadi jenis kanker dengan kasus tertinggi di Indonesia. Merujuk data Globocan 2022, penderita kanker payudara di Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai 209.748 orang dengan angka kematian mencapai 22.598 atau 9,3 persen dan menempati rangking ketiga.

Demikian halnya dengan kasus barunya juga menempati posisi pertama dengan kenaikan 16,2 persen atau mencapai 66.271 kasus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar 55 persen kasus kanker payudara termasuk dalam kategori HER2-Low. Sebagai informasi, HER2-Positif merupakan protein yang terlibat dalam pertumbuhan sel yang ada pada permukaan jenis sel kanker, termasuk kanker payudara. Jika terdapat kelebihan ekspresi HER2, maka sel kanker akan menjadi lebih agresif.

Dokter Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM menegaskan pentingnya pemeriksaan lebih rinci sebagai diagnosa kanker payudara untuk mendapatkan pengobatan dan terapi sesuai target. Jika sebelumnya diagnosis HER2 hanya dibagi dalam dua kategori, yakni HER2 positif dan HER2 negatif, namun dalam beberapa tahun terakhir pemeriksaannya dapat menjadi lebih rinci dengan ada kategori HER2-high dan HER2-low.

Dulu, diagnosis HER2 hanya dibagi dalam dua kategori, yaitu positif atau negatif. Namun, dengan perkembangan teknologi dan penelitian, kategori HER2 menjadi lebih rinci. Sekarang ada kategori HER2-low, di mana pasien dengan ekspresi HER2 rendah (IHC 1+ atau 2+, FISH negatif) juga dapat mendapat manfaat dari terapi HER2-targeted, yang merupakan langkah maju dalam perawatan kanker, kata dr Andhika dalam siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (10/9/2024).

Kategori HER2 Terbagi Tiga

Sebagai informasi, Kategori HER2 dalam Kanker Payudara terbagi dalam tiga, yakni HER2 Positif, HER2 Negatif dan HER2 Low. Pada HER2 Positif, sel kanker menunjukkan ekspresi tinggi dari reseptor HER2. "Pasien ini umumnya mendapatkan terapi target dengan obat-obatan, seperti trastuzumab," kata dr Andhika.

Kedua adalah HER2 Negatif dimana tidak ada ekspresi HER2 yang signifikan. Terakhir adalah HER2-low, kategori baru di mana sel kanker menunjukkan ekspresi HER2 rendah, yang sebelumnya dianggap sebagai HER2 negatif.

"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun ekspresi HER2 rendah, pasien ini mungkin tetap mendapat manfaat dari terapi target. pasien dengan HER2-low, yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi syarat untuk terapi HER2-targeted, sekarang dapat menerima pengobatan seperti trastuzumab deruxtecan," tutur dr Andhika.

Dengan adanya obat seperti trastuzumab deruxtecan, pasien dengan HER2-low sekarang memiliki harapan baru, di mana terapi ini bekerja dengan cara menargetkan reseptor HER2 bahkan pada ekspresi rendah, memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien yang sebelumnya tidak dapat menerima pengobatan ini.

Pentingnya Pemeriksaan Hispatologi dan Imunohistokimia (IHK)

Nah untuk memastikan seorang pasien kanker payudara terdiagnosa kategori mana, maka perlu dilakukan pemeriksaan Histopatologi dan Imunohistokimia (IHK) yang sangat penting untuk menentukan status HER2 seseorang. Tes IHK ini akan memberikan skor antara 0 hingga 3+, di mana 3+ dianggap HER2 positif.

Jika hasil IHK berada pada skor 2+ (borderline), diperlukan pemeriksaan tambahan seperti FISH (Fluorescent In Situ Hybridization) atau CISH (Chromogenic In Situ Hybridization) untuk memastikan status HER2. Namun, tantangan tetap ada, termasuk akses pemeriksaan yang terbatas, terutama di negara-negara dengan sumber daya terbatas.

Dalam beberapa kasus, pasien tidak menerima pemeriksaan hormonal atau HER2 secara lengkap, yang bisa menghambat pemberian terapi yang tepat. Dalam hal ini, dr Andhika menekankan pentingnya peran pemerintah dan institusi kesehatan dalam mendukung akses yang lebih luas terhadap tes diagnostik dan pengobatan yang tepat.

"Dulu, pasien dengan HER2-low tidak mendapat manfaat dari terapi HER2-targeted. Namun, trastuzumab deruxtecan telah merubah paradigma ini karena sekarang pasien HER2-low juga bisa mendapat manfaat dari terapi ini," kata dr Andhika.

Untuk pasien kategori positif kuat selalu mendapatkan terapi anti-HER2. Sedangkan pada kategori HER2 2+ maka akan tergantung pada hasil ISH/FISH, pengobatan tergantung apakah hasilnya positif atau negatif.

"Pada pasien dengan HER2-low atau HER2-negatif (IHC 0) sebelumnya tidak dianggap untuk terapi HER2, tetapi dengan perkembangan terapi baru seperti trastuzumab deruxtecan, mereka yang HER2-low, sekarang berpeluang menerima pengobatan ini," ujar dr Andhika.

Trastuzumab deruxtecan akan bekerja dengan cara menempel pada reseptor HER2, bahkan jika ekspresi HER2 hanya rendah (seperti IHC 1+ atau 2+).

"Setelah menempel, obat ini melepaskan senyawa sitotoksik yang bekerja seperti 'rudal' untuk menghancurkan sel kanker," katanya.

Topik Menarik