Dedi Mulyadi Akan Hapus Sistem Zonasi PPDB di Jabar

Dedi Mulyadi Akan Hapus Sistem Zonasi PPDB di Jabar

Terkini | inews | Selasa, 10 September 2024 - 06:50
share

BANDUNG, iNews.id - Bakal Calon Gubernur Jawa Barat 2024 Dedi Mulyadi berencana menghapus sistem zonasi Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jika terpilih memimpin Jabar. Hal itu disampaikan usai berdiskusi dengan pengurus Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Islam (Persis) Jabar di Jalan Peta, Kota Bandung, Senin (9/9/2024).

"PPDB akan saya hapus, kemudian nanti ketika dia kelas 2 SMP, dia harus sudah punya kursi dan meja di SMA ini," ujar Dedi, Senin (9/9/2024).

Dedi mengatakan, penghapusan PPDB ini merupakan bagian dari tagline yang dia bawa bersama pasangannya Erwan Setiawan yakni 'Jabar Istimewa'.

"Bagaimana pemimpin mengistimewakan rakyatnya yakni sekolahnya terintegrasi dari mulai TK, SD, SMP, SMA. Bila perlu sampai perguruan tinggi walaupun lintas kelembagaan," katanya.

Menurutnya, dengan terintegrasinya sekolah, anak-anak di Jabar tidak perlu khawatir lagi soal aturan zonasi sekolah.

"Sehingga tidak ada lagi di Jabar Istimewa nanti ada anak yang sudah masuk SMA, sudah duduk disuruh keluar lagi gara-gara kurang tiga langkah karena zonasinya tidak memenuhi syarat. Nah ini jadi ruang kelasnya harus sama, jumlah kursinya harus," katanya.

Selain pendidikan, Jabar Istimewa juga akan membuat layanan kesehatan dibuat terintegrasi. Pihaknya berencana akan mengembangkan rumah sakit di kabupaten/kota yang ada di Jabar.

"Kemudian layanan kesehatannya itu memadai terintegrasi dari mulai SD sampai SMA dari mulai puskesmas sampai rumah sakit di provinsi," ucapnya.

"Saya akan mengembangkan rumah sakit yang ada di setiap kabupaten kota. Dengan cara membuat ruang layanan di setiap kabupaten kota. Yang jantung, yang paru-paru, yang kanker, yang struk, bedah syaraf, bedah ortopedi," katanya lagi.

Bukan hanya itu, Jabar Istimewa juga memastikan jika provinsi ini memiliki lingkungan yang baik, masyarakatnya memiliki rumah layak huni dan fasilitas publik seperti jalan yang mulus.

"Itu istimewa. Yang disebut istimewa itu adalah masyarakatnya sudah tidak ada lagi ada yang BAB di depan rumah. Di saluran kecil semua punya sanitasi lingkungan yang memadai, tidak ada rumah roboh, tidak ada lagi rumah yang tidak ada listriknya, tidak ada lagi jalan bolong," tuturnya.

"Kalau bahasa Kangdul, istimewa itu adalah jalannya mulus, sakolana aralus, rakyatna ka urus. Itu lah istimewa totalitas," katanya.

Di sisi lain, Dedi memastikan kehadirannya di Kantor DPW Persis Jabar ini bukan untuk meminta dukungan dalam Pilgub Jabar 2024.

"Saya tidak minta dukungan. Saya tidak akan minta dukungan pada lembaga-lembaga keagamaan. Karena saya tidak mau menodai kesucian lembaga agama yang harus berpegang teguh pada amar ma'ruf nahi munkar," ujarnya.

Sebagai mantan aktivis, dia membahas terkait pendidikan anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa.

"Saya tahun 90-an aktivis mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam. Jadi biasa membuat pelatihan-pelatihan dasar kepemimpinan bagi anggota," ucapnya.

Dedi menilai, pengembangan pendidikan tidak hanya terbatas secara eksklusif di internal saja, namun juga terbuka untuk eksternal.

"Pada keluarga besar Persis harus mulai terbuka pada semua orang untuk bersekolah di sini dengan sistem yang memadai," katanya.

Topik Menarik